Jumat, 31 Maret 2017

It's Love, Love, Love :)


Jika mendengar kata "bulan" dan "love", hampir kebanyakan orang akan berpikir tentang Februari. Kenapa sih? Karena di bulan Februari ada hari Valentine. Tapi kali ini tema kasih atau love dalam aktivitas kami ada di bulan Maret. 

Diawali dengan family project membuat bentuk Love yang terunik di sekolah minggu anak-anak. Tetapi apa daya karena bulan ini adalah bulan yang sibuk bagi kami, maka tertunda sudah urusan membuat bentuk Love yang unik. Alhasil, yang jadi adalah gantungan dinding kreasi Duo Lynns untuk sahabatnya. 

1. Hiasan dinding Love
Yang ini sederhana sekali buatnya. Hanya membutuhkan kertas kokoru, karton, dan pita. Kertas kokoru yang ada dibagi dua dan digulung tanpa harus dilem. Setelah digulung, gulungannya dilepas dan ditempelkan dengan gulungan kertas kokoru lainnya untuk membentuk hati. Kemudian tinggal ditempel ke kertas karton pink. 
Hiasan atau gantungan dinding bentuk love
2. Family Project Bentuk Love Terunik
Berhubung deadline pengumpulan project sudah dekat, maka pembuatan bentuk love pun hanya dengan menggunakan barang-barang yang ada. Karena namanya family project, tentunya aktivitas yang dipilih dapat dikerjakan oleh anak dan orang tua yang membantu. Masih dengan tema kokoru, kakak membuat gulungan-gulungan kokoru yang dilem dan merangkainya menjadi bentuk hati. Adik dengan gulungan yang dibuka lagi, dan ditempel menjadi hati. Mamanya? Bagian mamanya adalah membuat origami bentuk hati dan membantu menempelkan kokoru dengan glue gun. Yang menghias tentu saja anak-anak. 
Kiri atas: hasil gulungan adik. Kanan atas: love-nya adik.
Kiri bawah: love-nya kakak. Kanan bawah: Love project buatan kami
Apakah hati buatan kami menang? Tidak =D tetapi setidaknya keterlibatan anak-anak dalam pembuatan sangat banyak dan kami mengerjakannya bersama. Itu inti dari family project, bukan? 

3. Sensitivity Craft 
Tema karakter bulan Maret adalah sensitivity atau kepekaan. Dalam karakter ini anak-anak belajar untuk memahami perasaan orang lain dan bertindak sesuai dengan keadaan. Craft yang harus dibuat pun berhubungan dengan perasaan. 

Bahan yang diperlukan hanyalah 4 stick ice cream, amplop, dan pensil warna, spidol atau crayon. Diatas stick ice cream digambari 4 ekspresi yang biasa ditemui, yaitu senang, sedih, marah, dan kaget. Sedangkan di amplop bagian belakang digambar bentuk hati dan diwarnai dengan warna merah atau pink. Nantinya keempat stick itu dimasukkan ke amplop dengan posisi berdiri.
Sensitivity craft
Apakah tujuannya? Anak-anak diminta untuk mengamati mengapa dan kapan orang merasa sedih, senang, marah, dan kaget. Setelah kita tahu kapan orang merasakan perasaan seperti itu, maka kita harus mengasihi semua orang dan bersikap sesuai dengan keadaannya. 

Demikianlah aktivitas kami yang berhubungan dengan bentuk love. Dan memang di akhir bulan ini kakak harus mempraktekkan tentang kasih ini kepada siapapun :) 
Keisengan Duo Lynns dengan kertas krep setelah membuat family project
Atas: turtle head-snake. Bawah: ikan dalam akuarium.

Selasa, 21 Maret 2017

Menyelesaikan Perselisihan Anak-anak


"Anaknya manis-manis ya. Di rumah tidak pernah berantem?" 

"Mereka selalu akur ya....so sweet deh."

Dua kalimat tersebut sering keluar dari mulut orang-orang yang sering bertemu kami atau baru pertama kali bertemu kami. Memang Duo Lynns terlihat begitu manis jika sedang main bersama. Dan banyak orang tua bercerita mengenai kepusingan mereka menghadapi ulah anak-anaknya di rumah (ebentar nangis, sebentar rebutan barang, sebentar berantem). Tetapi apakah betul Duo Lynns selalu akur saat di rumah?

Tentu saja tidak =D Namanya juga masih anak-anak. Ada kalanya yang satu iseng dan yang satu tidak suka diisengi (dalam bahasa kami disebut ndak kenaan). Tiap hari di rumah pun diwarnai dengan main bersama, saling melayani, saling kesal, dan pasti ada tangisan. Saya pun harus menjadi 'hakim' untuk menangani setiap perselisihan yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri. Tetapi puji Tuhan, saat terjadi perselisihan, anak-anak ini tidak main tangan. 

Sebagai orang tua yang mempunyai anak dua, kami tahu bahwa perselisihan antara saudara pasti dapat terjadi. Mengapa demikian? Karena setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda. Dan jika perselisihan ini tidak ditangani dengan baik, suatu saat nanti akan menjadi masalah yang serius dan menjurus kepada kekerasan. Apakah yang biasanya kami lakukan jika terjadi perselisihan antara kakak dan adik? Berikut beberapa tips yang mungkin dapat dicoba.

1. Tenang
Hal ini akan mudah untuk dikatakan tetapi susah untuk dikerjakan. Apalagi biasanya perselisihan anak-anak terjadi saat kita sedang sibuk. Saar perselisihan terjadi, tarik napas terlebih dahulu supaya kita menjadi lebih tenang. Jika memang kita sedang melakukan sesuatu yang harus segera dilakukan, kalau saya biasanya sedang memasak yang kalau ditinggal bisa gosong, mintalah anak-anak untuk duduk dan minum. Mereka pun perlu menenangkan diri mereka. Setelah saya selesai mengerjakan pekerjaan saya, saya akan menemui mereka untuk bertanya apa yang terjadi.

2. Bicarakan permasalahan dengan tenang dan jadilah pendengar yang baik bagi kedua belah pihak.
Setelah semuanya tenang, mintalah kedua belah pihak menceritakan apa yang terjadi menurut versi mereka masing-masing. Kecenderungan orang tua adalah memotong saat cerita belum selesai. Hal ini akan membuat anak menjadi emosi kembali (kalau si kakak, dan adik juga mulai meniru, akan berkata you cut my word dengan gerakan sedang menggunting). Sebagai orang tua kita harus menjadi pendengar yang baik. Dengan demikian kita dapat memahami apa yang mereka rasakan.

3. Selesaikan permasalahan 
Biasanya kami akan ajak salah satu pihak untuk memposisikan diri mereka di pihak yang lain, dan bertanya jika dia melakukan hal yang kamu lakukan ke kamu, apakah kamu mau. Dengan demikian mereka mulai berpikir apakah tindakan mereka salah atau benar. Selain itu, pendekatan yang sering kami pakai adalah dengan bertanya apakah sikap mereka mencerminkan dengan suatu karakter yang sudah mereka pelajari. Pasti mereka akan menjawab: "tidak, tetapi...". Setiap anak pasti akan mencari pembelaan dirinya. Hal ini wajar, karena setiap orang termasuk kita yang sudah dewasa pasti ada namanya mekanisme membela diri. Kami tetap menarik akar pembicaraan ke salah satu karakter dan menekankan bahwa jika mereka berbuat seperti itu mereka membuat kami sedih dan Tuhan pun sedih.  

4. Pastikan mereka saling meminta maaf dan memaafkan
Biasanya setelah proses diatas selesai, mereka saling dapat menerima dan setelah itu berpelukan dan meminta maaf. Terkadang akan ada masanya salah satu anak susah untuk meminta maaf. Kami akan tetap menyuruh meminta mereka untuk meminta maaf. Dan jika permintaan maafnya terdengar tidak tulus (minta maaf tetapi setengah teriak), maka akan kami minta mereka untuk mengulanginya.

5. Jika dalam perselisihan mereka terdapat tindakan fisik, pastikan si anak mengerti bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan.
Seringkali kami melihat anak-anak yang berselisih (baik anak laki-laki maupun anak perempuan) melakukan tindakan fisik seperti memukul, menjambak, menendang, menggigit, dan tindakan-tindakan horor lainnya. Bersyukurnya Duo Lynns tidak pernah melakukan hal seperti ini. Perselisihan mereka hanya mentok pada laporan ke papa mama dan teriakan ala anak perempuan. Buat kami itu saja sudah cukup mengganggu.
Berdasarkan pengalaman saya saat menangani anak-anak kecil, beberapa anak yang sering melakukan tindakan fisik saat berselisih melihat temannya atau orang tuanya menyelesaikan permasalahan dengan memukul atau pernah dipukul oleh temannya sehingga si anak membentuk mekanisme pertahanan dirinya atau meniru tindakan tersebut. Biasanya saya akan mengatakan apa fungsi tangan dan kaki mereka. Dengan kata lain membuat mereka menyadari bahwa tangan kaki mereka tidak boleh digunakan untuk memukul, menendang, dan sebagainya. Jika hal pendekatan tersebut tidak berhasil, masih terus dilakukan, menurut saya anak tersebut perlu didisplin

Saat menulis ini, saya jadi teringat waktu saya kecil, banyak orang tua yang berkata yang besar harus mengalah dengan yang kecil. Sedangkan ibu saya selalu menyuruh saya mengalah dengan siapapun pada saat bermain. Untuk urusan bermain, memang mengalah lebih baik. Tetapi saat ada perselisihan, apakah benar yang kecil harus selalu dibela walau dia bersalah? Menurut saya, tidak. Kecenderungan membela yang kecil (atau membela yang besar) akan menjadi akar permasalahan di kemudian hari. Yang salah harus diberi tahu bahwa dia salah, dengan penyampaian yang sesuai umurnya. Dan yang benar tetap harus diingatkan bahwa ia harus selalu berbuat baik. 

"Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang ~ 1 Tes 5:15"

sumber foto: debbicarberry.com.au

Minggu, 12 Maret 2017

Menanam Benih Dulu, yuk :)

Pada bulan Februari lalu, komunitas homeschool kami membahas tentang benih di pertemuan homeschool bulanan. Dan jika mendengar kata benih, pastilah dipikiran kita akan muncul aktivitas tanam-menanam dan terbayanglah tanaman yang berkembang. Kali ini  anak-anak diminta untuk menanam benih yang dibagikan kepada mereka. Pokok bahasan benih ini dikombinasikan dengan karakter tanggung jawab.

Untuk urusan tanam menanam benih, Duo Lynns sudah pernah melakukannya, saat belajar Science tentang tanaman. Waktu itu Duo Lynns menanam toge dan kacang merah dengan menggunakan media kapas basah. Tetapi kali ini, kami akan menggunakan tanah. Apa yang akan ditanam oleh Duo Lynns? Dari tante J, PIC untuk kegiatan ini, kami diberikan pilihan bibit sayur-sayuran. Saya memilih kangkung dan bayam merah. Selain itu di rumah pas ada paprika. Jadi kami ambil biji paprika dan biji pepaya. Dengan demikian, ada 4 benih yang kami uji coba: kangkung, bayam merah, paprika, dan pepaya.
Atas: paprika dan kangkung yang baru tumbuh pada hari ke-3. Bawah: Paprika dan kangkung di hari ke-4
Mereka semangat sekali untuk menanamnya, lebih semangat dari mamanya malah. Setiap pagi mereka beri air, lalu siang dilihat lagi. Dari semua benih, yang lebih cepat tumbuh adalah kangkung dan paprika. Bayam merah baru tumbuh beberapa hari yang lalu, 10 hari setelah pertemuan homeschool selesai atau 3 minggu dari sejak penanaman. Sedangkan pepaya, mungkin benihnya kurang bagus atau metodenya kurang oke, sampai hari ini belum tumbuh.
Atas: Paprika dan Kangkung di hari ke 7.
Bawah kiri: bayam merah yang baru tumbuh 1 minggu lalu.
Akhirnya tiba juga hari yang dinanti-nantikan, yaitu hari untuk pertemuan homeschool. Kakak memilih paprika untuk dipresentasikan sedang adik memilih toge berdasarkan eksperimen kami yang sebelumnya. Kakak sudah semangat mau bercerita tentang paprika, cara menanamnya, manfaat paprika, dan bahkan korelasi dengan perumpamaan penabur benih. Agak kaget juga saya karena kakak dapat berpikir ke situ. Adik berencana cerita tentang kacang hijau yang menjadi toge dan manfaat toge dan tidak ketinggalan kalimat I love bean sprout =D

Apa saja yang dibahas saat pertemuan homeschool? Diawali dengan cerita perumpamaan tentang benih yang ditabur. Lalu mereka diminta untuk mengulang ayat hapalan tentang tanggung jawab. Setelah itu mereka mempresentasikan tanaman yang mereka coba tanam. Mungkin karena pengaruh obat, anak-anak minum obat batuk sebelum pergi, kakak jadi aras-arasan bercerita. Setelah semua anak mempresentasikan tanaman yang mereka tanam, aktivitas selanjutnya adalah membuat kolase dari biji-bijian. 
Hasil karya anak-anak
Pose yang unyu-unyu;)
Tidak semua benih yang dibagikan kepada semua anak berhasil tumbuh, tetapi mereka belajar untuk bertanggung jawab menyiram setiap hari walaupun ada yang menyiramnya sampai banjir. Namanya juga anak-anak, semangat tingkat tinggi. Namun tidak apa. Dari aktivitas ini mereka pun belajar bahwa mengerjakan tanggung jawab pun harus dilalukan dengan cara yang tepat.
Doa berkat di akhir kegiatan
Acara makan siang bersama:)

Kamis, 09 Maret 2017

Playing with Fun Thinkers


Jika ditanya hadiah apa sih yang dapat diberikan untuk anak? Pasti jawabannya macam-macam. Ada yang suka memberikan hadiah mainan, gadget, buku, boneka, baju, pernak-pernik, dan sebagainya. Kalau kami, kami lebih sering memberikan hadiah mainan edukasi dan buku yang bagus untuk anak-anak, termasuk untuk hadiah bagi anak orang lain. Dan biasanya....buku dan mainan edukasi ini harganya mahal tidak sopan. Barangnya kecil tetapi harganya dapat membuat orang tua melotot. Kadang kami berpikir untuk memberikan hadiah mainan saja, toh harganya murah dan barangnya besar. Tetapi akhirnya kami tetap membeli mainan edukasi, buku aktivitas atau bacaan yang berguna bagi anak-anak. Lebih baik keluar untuk sesuatu yang berguna daripada mainan yang tidak jelas.

Salah satu permainan edukasi yang kami beli untuk anak-anak adalah Fun Thinkers. Awalnya kami mendengar dari salah satu teman homeschool kami tentang produk ini. Kami mencoba mencari tahu. Fun Thinkers adalah permainan edukasi dalam bentuk buku dan 'match-frame'. Match-frame berarti di setiap lembar diletakkan frame dan anak-anak akan mencocokkan sesuai instruksi. Fun Thinkers merupakan salah satu produk Grolier. Grolier sendiri adalah salah satu penyedia buku dan kebutuhan in-home learning, yang berada dibawah Scholastic. 

1 paket Fun Thinkers terdiri dari 10 buku dan 1 match frame yang dikemas rapi dalam 1 tas. Ada 3 materi yang masing-masing dibagi menjadi 3 level dan 1 materi lepasan. Level 1 adalah yang paling mudah, level 3 adalah yang paling sulit. 
1. English
Materi ini berisi segala hal yang berhubungan dengan phonics dan vocabulary dan merangkai suatu kejadian. 
Level 1 Word Play
Level 2 Sounds Like Fun
Level 3 Word for Word Fun 

2. Math 
Materi ini berisi segala hal yang berhubungan dengan hitungan, baik  melalui kombinasi antara gambar dan angka. Materinya dimulai dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan sebagainya. Dalam materi ini juga dibahas mengenai pecahan, waktu, dan mata uang. 
Level 1 Number Count
Level 2 Figure on Fun
Level 3 Facts, Figures and Fun

3. Thinking Skills
Materi ini berhubungan dengan segala sesuatu yang mengasah otak dan pengetahuan umum lainnya. 
Level 1 Shhh, I'm Thinking 
Level 2 Mind Your P's & Clues 
Level 3 Mind Puzzle 

All Around Fun: Rhymes & Reasons 
Materi ini berhubungan dengan sanjak, pengetahuan umum. 
Sumber foto: grolier-asia.com
Cara bermainnya cukup sederhana. Frame yang ada diletakkan di atas halaman buku, dan di bagian kiri diletakkan kotak-kotak yang berisi nomor dari 1 sampai dengan 16 secara urut. Kemudian dengan mengikuti instruksi yang diberikan diatas, anak akan memindahkan nomor-nomor tersebut ke bagian sebelah kanan. Nah saat dipindahkan ke sebelah kanan, nomor-nomor yang dipindahkan ke kanan bisa jadi tidak urut (karena tergantung jawaban dari instruksi diatas). Untuk memeriksa jawaban, cukup tutup frame yang ada, lalu dibalik. Jika pola warna pada kotak nomor tersebut sama dengan pola warna pada sudut kanan atas, maka jawabannya benar. 
Math Level 1. 
Kami pun menjadi tertarik dan ingin mencoba. Tetapi saat melihat harganya, terkaget-kagetlah kami. Harganya diatas ekspektasi kami. Kami pun membatalkan niat untuk membeli. Tetapi semakin dipikir, semakin kepengen rasanya untuk membelinya. Akhirnya kami memutuskan untuk mengontak salah satu Book Advisor Grolier. Kenapa kami jadi memutuskan untuk membelinya walaupun harganya membuat kami harus mengetatkan ikat pinggang selama beberapa bulan? 
1. Buku ini menggunakan 'match-frame', maka anak-anak akan tertarik dan tanpa disadari mereka belajar sambil bermain. 
2. Dengan metode 'match-frame', anak-anak belajar untuk fokus dengan lembar kerja mereka. Dan memang dengan memainkan ini, anak-anak dapat lebih fokus mengerjakan hal lainnya. 
3. Permainan dalam Fun Thinkers ini sangat baik untuk  mengasah otak dan menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. 
4. Daripada membeli mainan untuk anak yang mahal lalu tidak ada manfaat jangka panjang atau daripada membekali anak dengan gadget yang harganya mahal dan membuat anak menjadi kecanduan gadget (untungnya anak-anak tidak ada yang kecanduan gadget karena mamanya tidak punya gadget wah dan dapat mencari aktivitas lainnya), lebih baik menggunakan dana untuk membeli Fun Thinkers. 
5. Dengan adanya contoh dan pola warna untuk memeriksa jawaban, anak-anak dapat bermain mandiri saat bermain Fun Thinkers. 
6. Fun Thinkers dapat dimainkan sejak anak- anak berusia 2 tahun. Kita dapat memilihkan soal yang sesuai dengan umur mereka. Saat kami membeli Fun Thinkers, adik berusia 1 tahun lebih. Kami hanya bermain dengan bentuk dan warna. Dan biasanya di akhir permainan, adik dan kakak bermain dengan nomor-nomor tersebut. Kata mereka, kotak bernomor tersebut adalah cookies.
7. Untuk homeschooler, Fun Thinkers membantu anak untuk belajar lebih cepat karena memang Fun Thinkers dari Grolier (dan produk-produk Grolier bertujuan untuk in-home learning). 
8. Anak-anak menjadi lebih cepat memahami kosakata dalam bahasa inggris. Dan saya pun jadi belajar banyak hal lagi.
English level 3
Selain Fun Thinkers, ada juga produk lain Grolier seperti Talking English, Disney English, ensiklopedi Aku Tahu Mengapa, Logico, dan sebagainya. Saya sempat datang ke cabang Grolier di Jakarta karena ingin mencari ensiklopedi Aku Tahu Mengapa yang dalam bahasa Inggris, untuk melatih anak-anak membaca Bahasa Inggris.  
Produk Grolier lainnya yang membuat mata jadi hijau
Ternyata setelah membeli produknya, kami dapat menjadi Book Advisor atau boleh menjual produk Grolier. Karena melihat manfaat dari produk Grolier ini begitu bagus, akhirnya saya berpikir untuk mencoba menjual. Jadi bagi yang berminat untuk tahu lebih lanjut atau ingin membeli (baik untuk membeli secara cash, arisan, atau cicil), dapat menghubungi saya. Maaf jadi ada iklannya ya, karena produk ini memang bagus untuk anak-anak =D

PS: Terkadang, Duo Lynns rela tidak menonton TV hanya untuk bermain Fun Thinkers =D