Senin, 31 Desember 2018

When Science and Faith Meet....


Setelah sebelumnya kami melakukan pekan science, kali ini kami kembali mengadakan acara science. Namun kali ini kegiatan science ini bukan hanya sebagai alat untuk anak menikmati eksperimen, tetapi juga dilakukan sebagai alat ilustrasi untuk menjelaskan kebenaran firman Tuhan. Mengapa? Karena sebenarnya antara science dan kebenaran firman Tuhan itu bisa berjalan bersama. Kan Firman Tuhan sumber dari segala ilmu ;)

Banyak tantangan untuk membuat aktivitas ini, karena variasi umur anak yang lumayan banyak. Yang mudah dilakukan tidaklah jauh dari benda cair, agar menarik untuk anak-anak. Ternyata aktivitas ini bukan hanya menarik untuk anak-anak, tetapi untuk mamanya juga. Berikut percobaan-percobaan yang kami lakukan.

1. Floating egg
Floating egg
Percobaan ini bertujuan untuk menjelaskan kepada anak mengenai massa jenis air biasa dengan larutan air dengan garam.
Bahan-bahan yang diperlukan:
- telur sebanyak 2 buah.
- wadah berisi air.
- wadah berisi air yang sudah dicampur dengan banyak garam.

Langkah-langkah yang harus dilakukan:
1. Masukkan satu telur ke dalam wadah yang berisi air.
2. Masukkan satu telur ke dalam wadah yang berisi air garam.
3. Minta anak-anak untuk mengamati. Telur yang dimasukkan ke dalam air garam akan mengapung, tetapi telur yang dimasukkan ke dalam air biasa akan tenggelam.
Sesaat sebelum telur dimasukkan ke dalam air garam.
Benda dapat mengapung atau tenggelam tergantung kepada density atau massa jenis atau kerapatan. Jika massa jenis suatu benda lebih kecil dari massa jenis air, maka benda tersebut akan mengapung. Air garam mempunyai massa jenis lebih berat daripada air biasa. Itulah sebabnya benda lebih mudah mengapung di laut.

Telur mempunyai massa jenis yang lebih tinggi daripada air. Saat telur dimasukkan ke dalam air telur akan tenggelam. Tetapi saat telur dimasukkan ke dalam air yang mempunyai kadar garam tinggi, telur itu akan mengapung. 

Aplikasi rohani:
Anggaplah telur itu sebagai orang yang membutuhkan. Air adalah dunia dan garam adalah kita karena kita disebut garam dunia. Saat orang yang terluka tersebut sendiri, maka ia akan semakin tenggelam. Namun kita sebagai anak-anak yang mempunyai kasih Tuhan di dalamnya ada di dalam air tersebut, kumpulan orang yang percaya ini dapat menolong orang yang membutuhkan.

2. Swirling Cloud 
Swirling cloud
Percobaan ini bertujuan untuk memperlihatkan kepada anak-anak tentang perputaran udara di langit.
Bahan-bahan yang diperlukan:
- Wadah air yang transparan
- Pewarna makanan

Langkah-langkah yang harus dilakukan:
1. Isi wadah air dengan air.
2. Teteskan pewarna makanan secara perlahan. Akan lebih baik jika pewarnanya agak gelap.
3. Amati pergerakan tetesan pewarna makanan dalam air.
Percampuran antara tetesan pewarna makanan dan air akan membuat pola. Awalnya tetesan tersebut akan gelap dan lama-lama turun dan membentuk lingkaran. Seperti prinsip Bernoulli yang mengatakan bahwa suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Bahasa sederhananya adalah tetesan pewarna makanan tersebut semakin terurai dan membentuk ring yang semakin besar. Kegiatan ini dapat memberikan sedikit gambaran kepada anak-anak apa yang terjadi di udara, termasuk turbulensi udara. Tentu saja yang di udara akan lebih kompleks.

Aplikasi rohani:
Udara di dunia ini begitu kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang begitu hebat dan pencipta alam semesta. Seringkali kita mendapatkan bahwa ramalan cuaca bisa saja tidak sesuai dengan cuaca pada hari itu. Hal ini tidaklah aneh. Manusia dapat memperkirakan, namun hanya Tuhan yang mengatur cuaca.

3. Dancing Nuts/Raisin
Dancing nuts/raisin
Percobaan ini masih berhubungan dengan massa jenis benda. Hanya saja, dengan adanya CO2, akan muncul gelembung-gelembung.
Bahan-bahan yang diperlukan:
- kacang mentah
- kismis, akan lebih baik jika menggunakan kismis hitam.
- Wadah transparan
- Air soda, dapat menggunakan Sprite atau Seven Up.
Si kecil yang sibuk mengamati dancing nut
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
1. Isi wadah transparan dengan air soda.
2. Masukkan kismis dan kacang ke dalam wadah tersebut.
3. Ajak anak untuk mengamati apa yang terjadi dengan kismis dan kacang.
Minuman bersoda mengandung karbon dioksida. Itu sebabnya saat kita minum coke dan teman-temannya, kita akan bersendawa dan ada rasa khas dari soda tersebut. Kismis atau kacang atau benda-benda kecil lainnya mempunyai massa jenis yang lebih besar sedikit dari air. Jika gelembung-gelembung CO2 ini menempel pada benda-benda ini, maka benda-benda ini akan terangkat ke permukaan.

Aplikasi Rohani:
Setiap saat kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan dan diminta untuk membuat keputusan. Ada keputusan yang susah diambil dan ada yang mudah. Seperti gelembung-gelembung yang mengelilingi kismis atau kacang dan membantu benda-benda ini naik ke permukaan, kita pun harus dikelilingi oleh faktor-faktor yang membuat keputusan kita tepat. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Berdoa dan meminta Tuhan memberikan hikmat kepada kita dalam mengambil keputusan. 
2. Mencari bimbingan dan konsultasi dengan orang-orang yang tepat. 
3. Ambil waktu untuk berpikir supaya keputusan kita bukanlah keputusan yang tergesa-gesa.

4. Lava Lamp
Lava lamp
Percobaan ini kami lakukan untuk menutup kegiatan kami. Sebetulnya percobaan ini mirip dengan sebelumnya, yaitu masih tentang massa jenis. Namun agar lebih menarik, maka ditambahkanlah tablet yang mengandung karbon dioksida.
Bahan-bahan yang diperlukan:
- Wadah transparan.
- Minyak sayur.
- Air yang sudah diberi pewarna.
- Tablet effervescent.

Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Tuangkan minyak ke dalam wadah.
2. Tuangkan air ke dalam wadah yang sudah ada minyaknya.
3. Ajak anak-anak mengamati apa yang terjadi. Minyak secara perlahan akan naik ke atas.
4. Ambil tablet effervescent, bagi menjadi beberapa bagian. Lalu masukkan ke dalam wadah tersebut.
5. Amati bersama dan minta anak untuk menggambarkan dengan kata-kata mereka apa saja yang mereka lihat.

Minyak mengambang diatas air karena minyak lebih rendah masa jenisnya daripada air. Saat tablet dimasukkan, tablet akan tenggelam dan mulai larut di air. Karena tablet yang larut dalam air tersebut mengandung gas karbon dioksida, maka saat tablet tersebut larut, terciptalah gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung tersebut membawa air yang sudah berwarna tersebut ke permukaan. Saat udara keluar dari gelembung tersebut, yang muncul ke permukaan. Dan saat gelembung udara tersebut pop out, maka air berwarna tersebut menjadi berat lagi dan tenggelam.

Entah kapan lagi kami akan melakukan ini lagi, namun sepertinya anak-anak bersemangat untuk membuat ini lagi. Apalagi Duo Lynns. Mereka sudah bertanya kapan  lagi melakukan eksperimen :)

Rabu, 26 Desember 2018

Field Trip: Membatik di Museum Tekstil



Membatik merupakan salah satu kegiatan yang digemari anak-anak. Karena alasan inilah kami pun menjadwalkan kegiatan field trip ke Museum Tekstil. Selain anak-anak dapat membuat batik, mereka pun dapat mengenal berbagai batik yang ada di Indonesia.

Sekilas tentang Museum Tekstil, Museum Tekstil ini didirikan pada tahun 1976 oleh Gubernur Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin. Museum ini didirikan untuk menghormati ibu Tien Soeharto yang pada saat itu menjadi Ibu Negara. Bangunan dari museum yang diresmikan pada tanggal 28 Juni 1976 ini dibangun pada awal abad ke-19 oleh seorang berkebangsaan Perancis dan kemudian dijual kepada Abdul Aziz Al Mussazi Katiri Konsul Turki di Jakarta. Pada tahun 1942 bangunan ini dijual kepada Dr.Karel Christian Crucq dan pada awal tahun 1945 digunakan sebagai markas dari Perintis Front Pemuda dan Angkatan Pertahanan Sipil dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamasikan Indonesia.

Pada tahun 1947 bangunan yang berada dibawah kepemilikan Lie Sion Pin ini disewakan kepada Departemen Sosial dan digunakan sebagai lembaga bagi orang tua. Pada tahun 1962 bangunan ini diakuisisi oleh Departemen Sosial untuk digunakan sebagai kantor. Namun pada tahun 1966 bangunan ini menjadi asrama karyawan. Pada 25 Oktober 1975, secara resmi bangunan dan tanahnya diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta. Dan lahirlah Museum Tekstil pada tahun 1976. 

Berdasarkan pengalaman kami saat berkunjung ke museum ini dahulu, kami memilih untuk membuat batik terlebih dahulu. Setelah janjian dengan pihak museum untuk mengikuti kegiatan membatik, kami pun datang dan langsung menuju pendopo batik. Dari pihak museum disarankan agar anak-anak ini mengikuti workshop batik cap, karena anak-anak ini banyak yang masih kecil. Hal ini cukup mengejutkan kami, karena saat Duo Lynns berkunjung ke museum tekstil tahun lalu, anak-anak diizinkan untuk membuat batik tulis. Ternyata karena sering terjadi kecelakaan saat membatik. Untungnya anak-anak tidak keberatan.
Bayi-bayi kicik yang juga ikutan datang ke Museum Tekstil.
Melihat cara membuat pola pada kain.
Sambil menunggu petugas menyiapkan lilin, ibu yang mendampingi kami memperkenalkan berbagai macam alat-alat untuk membatik. Anak-anak dengan semangat memperhatikan. Setelah siap, maka anak-anakpun dipanggil bergantian untuk mengecap kain mereka.
Duduk manis untuk mendengarkan penjelasan dari petugas yang ada.
3 dari 4 pola yang dapat dipilih.
Lilin yang ada sedang dipanaskan supaya cair kembali.
Alat cap dan alas yang sudah disiapkan.
Setelah anak-anak selesai membatik, petugas yang ada mengumpulkan kain-kain tersebut dan membawanya ke belakang. Mereka akan memberikan list di sekeliling kain dengan menggunakan parafin atau lilin yang sudah dicarikan. Setelah itu adalah proses pewarnaan. Kain dicelupkan ke air biasa terlebih dahulu untuk membuat kain basah, baru dicelupkan ke dalam pewarna. Proses ini dilakukan dua atau tiga kali agar warnanya menempel dengan sempurna. Setelah proses pewarnaan, kain yang sudah diberi warna direbus dengan tujuan untuk menghilangkan lilin yang menempel pada kain. Setelah itu baru dijemur. Bagian yang tadi diberi lilin menjadi bagian yang putih atau tidak terkena pewarna. 
Maminya juga boleh buat batik tulis loh. 
Pose wajib di depan Pendopo Batik.
Pose dulu di depan canting raksasa.
Sambil menunggu batik kering, anak-anak diajak untuk melihat batik-batik di galeri batik. Walaupun kami pernah mengunjungi galeri batik sebelumnya, namun cukup menarik mendengar penjelasan untuk batik yang berbeda. Salah satunya batik pagi sore. Motifnya yang setengah-setengah ternyata dapat dipakai saat pagi hari dan sore hari.
Batik akulturasi kebudayaan Tiongkok dan India.
Batik pagi sore.
Selesai melihat batik-batik, kami diajak untuk melihat tanaman yang dapat memberi warna alami.Di taman ini terdapat banyak tanaman yang ternyata dapat menghasilkan warna-warna secara alami. Misalkan daun muda dari pohon jati yang memberikan warna merah kecoklatan, kesumba menghasilkan mana oranye kemerahan, daun andong menghasilkan warna hijau, daun alpukat menghasilkan warna hijau kecoklatan, daun pohon nila menghasilkan warna biru, dan pohon-pohon lainnya. Hebatnya Sang Pencipta membuat warna-warna dari pohon. Warna yang dihasilkan dari pewarna alami ini tidak akan setajam warna yang dihasilkan dari pewarna buatan. Namun warna yang dihasilkan oleh pewarna alami akan lebih awet dibanding dengan pewarna buatan.
Anak-anak yang tidak mau ketinggalan memegang kapas.
Daun jati.
Tanaman kapas yang berbeda dengan kapuk.
Kegiatan field trip kami di museum tekstil pun selesai sudah. Anak-anak dengan bahagia membawa hasil karya mereka. Walau hanya mencap saja, tetapi mereka cukup menikmati. 
Mama-mama yang tidak mau ketinggalan berfoto.
Museum Tekstil
Alamat: Jl. Aipda K.S. Tubun Raya no 2 - 4, Palmerah, Jakarta Barat.11420
Telepon: 021 - 5606613
Jam buka: 09.00 - 15.00 (Senin Tutup)
Harga tiket: 
Dewasa: Rp 5.000,00
Mahasiswa: Rp 3.000,00
Pelajar: Rp 2.000,00
Pembuatan batik (termasuk tiket masuk): Rp 40.000,00
Di Bawah pohon Rindang alias DPR

Selasa, 18 Desember 2018

Penyuluhan Tanggap Bencana


Sebagai homeschooler, ada banyak kegiatan yang tidak mungkin dilakukan sendiri. Salah satunya kegiatan penyuluhan tentang tanggap bencana. Bulan Oktober kemarin kami bersama-sama homeschooler lain mengikuti penyuluhan tanggap bencana. Penyuluhan yang bekerjasama dengan dinas pemadam kebakaran dan BPBD DKI ini meliputi kegiatan dengan pemadam kebakaran, perlindungan saat gempa dan bantuan dasar kehidupan. Penyuluhan ini dilakukan di RPTRA Gading Nias IX.
RPTRA ini lengkap dengna playground juga. 
Diawali dengan tim dari dinas pemadam kebakaran, kegiatan dengan dinas pemadam kebakaran merupakan kegiatan yang paling menyenangkan untuk anak-anak. Salah satu petugas dari dinas pemadam mengajak anak-anak untuk melihat apa saja yang digunakan oleh pemadam kebakaran dan apa saja yang dilakukan oleh pemadam kebakaran. Setelah itu mereka pun diajak untuk melakukan simulasi penyalaan air dan pemadaman api. 
Anak-anak mengikuti penyuluhan yang ada.
Memperkenalkan perlengkapan petugas pemadam kebakaran.
Tabung oksigen yang dapat bertahan kurang lebih 45 menit. 
Buka dan tutup air.
Mereka juga diajak untuk menaiki mobil pemadam kebakaran. Tentu saja ini bagian yang paling mereka sukai. Kapan lagi bisa naik diatas mobil pemadam kebakaran (yang asli pula). 
Bergantian menggunakan seragam pemadam kebakaran. 
Bergantian untuk naik mobil pemadam kebakaran.
Bukan hanya anak-anak saja yang mendapatkan penyuluhan tetapi kami sebagai orang tua juga mendapatkan penyuluhan. Terutama tentang tabung gas dan kebakaran di dapur. Seringkali mama-mama panik saat dari tabung gas keluar api. Ternyata tidak usah panik. Kita hanya perlu memastikan bahwa ruangan tersebut punya ventilasi yang cukup sehingga udara dapat bertukar. Lalu untuk menghentikan api dari yang keluar dari ujung tabung gas, langsung saja ditutup dengan cara menelusuri ujung tabung gas hingga ke tutupnya. Api yang ada akan padam dan kita tidak terbakar sedikitpun. 
Bapak-bapak dari dinas Pemadam Kebakaran sedang memberikan penyuluhan.
Latihan menutup peralatan masak yang terbakar.
Cara mematikan api dari tabung gas.
Penyuluhan selanjutnya adalah tentang gempa bumi. Beberapa bulan terakhir bangsa kita diguncang dengan gempa yang cukup besar. Dimulai dari gempa di Lombok dan lanjut ke gempa Palu. Yang menyedihkan adalah banyaknya korban jiwa dari bencana tersebut. 

Nah apakah yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi kepanikan saat gempa? Sebelum gempa terjadi, ada baiknya kita menyiapkan tas emergency. Isi tas emergency ini adalah baju (dari dalam sampai luar), senter, batere, makanan ringan, dan uang tunai. Tas ini juga diletakkan di tempat yang mudah dicapai. Selain itu, saat menyusun barang-barang di rumah, biasakan untuk tidak meletakkan barang-barang yang berat di bagian atas lemari. Ini bertujuan untuk meminimalisir efek barang jatuh jika terjadi gempa.

Anak-anak juga diingatkan bahwa setiap saat kita masuk ke dalam suatu gedung, ada baiknya kita tahu dimana jalur evakuasi dan dimana meeting point atau titik kumpul. Jadi jika terjadi gempa, kita tidak akan panik dan dapat berjalan menuju jalur evakuasi. Meeting point biasanya berada di luar gedung.

Bagaimana saat terjadi gempa? Yang utama adalah melindungi diri sendiri dengan cara melindungi kepala dan tengkuk atau leher. Kita harus berlindung di bawah kursi atau meja. Kak Oya, perwakilan dari BPBD, mengajarkan anak-anak lagu yang memudahkan mereka untuk mengingat apa yang harus mereka lakukan saat terjadi gempa. Liriknya pun sederhana dan menggunakan nada lagu dua mata saya.

Bila ada gempa lindungi kepala
Bila ada gempa hindari kaca-kaca
Bila ada gempa lari masuk kolong meja
Bila ada gempa keluar ke tempat terbuka

Sesudah gempa usai, maka disarankan agar kita segera mengambil tas dan keluar dari ruangan. Segeralah keluar ruangan menuju meeting point. Saat keluar, hindari turun dengan menggunakan lift. Oleh sebab itu, jalur evakuasi harus diketahui. Setelah sampai di meeting point, periksalah apakah ada luka pada badan.
Cara berlindung yang tepat, sambil memegang kaki kursi atau kaki meja.
Latihan berlindung di bawah bangku.
Lindungi kepala dan tengkuk saat terjadi gempa.
Setelah selesai penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan saat gempa, tim BPBD melanjutkan dengan penyuluhan bantuan hidup dasar. Bantuan hidup dasar bisa dikatakan seperti pertolongan pertama pada kecelakaan, namun lebih kepada melindungi si korban di menit-menit pertama. Saat seseorang tidak sadarkan diri karena kecelakaan, sebetulnya ada yang namanya golden time yang dapat menyelamatkan si korban. Golden time ini merupakan 6 hingga 8 menit pertama.

Seperti saat melakukan resusitasi atau CPR (cardiopulmonary resuscitation). Tujuan utama adalah membuat korban sadar dengan cara membuka kembali jalan napas yang tertutup atau menyempit. Biasanya CPR ini dilakukan pada orang yang tenggelam, terkena serangan jantung, dan sesak nafas akibat shock karena kecelakaan. Anak-anak diajak untuk melakukan praktek cara melakukan CPR. Patokannya adalah 3 kali melakukan kompresi dan 1 kali melakukan napas buatan. Untuk orang dewasa kita harus menggunakan 1 tangan. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak, 2 jari saja cukup.
Latihan CPR.
Jika korban telah sadar, maka kita hanya perlu memiringkan korban ke kiri. Jangan mencoba untuk mengangkat karena dapat menyebabkan cidera yang lebih parah. Dampingi korban sampai tenaga medis tiba.

Selain menolong orang yang tidak sadar, bantuan dasar hidup yang diajarkan berikutnya adalah menolong orang yang tersedak. Caranya adalah dengan memukul bagian belakang orang yang tersedak sebanyak 5 kali dan setelah menekan ulu hati mereka ke atas agar makanan yang membuat mereka tersedak segera keluar.
Peragaan saat menolong orang yang tersedak.
Di akhir penyuluhan, kami diajak untuk melakukan simulasi dari apa yang sudah kami pelajari, yaitu evakuasi keluar ruangan. Acara penyuluhan kali ini sungguh bermanfaat bukan hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi kami para orang tua. Kami pun tahu cara untuk memadamkan api tanpa membahayakan diri kami. Selain itu, kami pun tahu bahwa jika ada keadaan darurat, kami dapat menghubungi 112 tanpa dipungut biaya sedikit pun.  
Foto bersama dengan dinas damkar dan BPBD

Selasa, 11 Desember 2018

Apakah Homeschool Legal di Mata Hukum?


Topik artikel kali ini memang agak berat dibanding topik-topik sebelumnya, yaitu legalitas homeschool. Banyak teman yang sering bertanya juga kalau anak-anak homeschool, nanti ke depannya bagaimana, ujiannya bagaimana, statusnya bagaimana (yang selalu saya jawab masih single dong, kan masih kecil). Memang topik yang satu ini pasti selalu menarik minat orang dan memang tentunya kita pasti ingin tahu juga status homeschool dimata undang-undang.

Beberapa bulan lalu PHI mengadakan acara kumpul-kumpul dalam rangka membahas legalitas homeschool. Saya dan beberapa teman-teman dalam komunitas kami pun ikut serta untuk mengetahui tentang legalitas homeschool. Bertempat di RPTRA Kelapa Gading, kami pun menghubungi contact person untuk acara kumpul-kumpul.

Nara sumber kami saat itu adalah salah satu anggota PHI, ibu Annette. Setelah saling memperkenalkan diri dan saling menjelaskan alasan mengapa kami memilih homeschool, bu Annette pun menggambarkan sedikit tentang homeschool. Seperti yang telah dijalankan, memang homeschool itu bukannya memindahkan guru dan tenaga pengajar lainnya ke rumah, melainkan orang tua yang bertanggung jawab dalam pendidikan anak. Dengan kata lain, sejatinya homeschool bukanlah lembaga yang mengajar anak, atau sekolah komunitas yang mengajar anak, melainkan orang tua yang mendidik dan mengajar anaknya. 

Berdasarkan data, pemerintah sekarang ini berusaha sebisa mungkin memberikan kemudahan bagi para homeschooler. Namun karena yang diketahui pemerintah hanyalah homeschooler yang tidak murni (seperti bimbel yang berlabelkan homeschool atau sekolah komunitas dengan label homeschool), maka hal ini tidak menguntungkan bagi homeschool tunggal, yaitu orang tua yang memilih mendidik anaknya sendiri. Oleh sebab itu, PHI berusaha menjembatani pemerintah dengang homeschool tunggal, sehingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah kedepannya tidak merugikan homeschooler tunggal. 

Bagaimana status homeschool di Indonesia? Memang banyak orang yang ragu akan status homeschool di Indonesia. Bersyukurnya saat ini kita tidak perlu ragu lagi akan status homeschool di Indonesia. Karena sejak keluarnya Peraturan Menteri (Permen) oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yaitu permendikbud RI No.129 tahun 2014, homeschool telah mendapat pengakuan resmi di Indonesia. 

Bagaimana dengan ijazahnya? Homeschooler dapat mengambil ijazah melalui kejar paket A, B, dan C. Antar kejar paket itu harus ada selisih 3 tahun. Jadi jika tahun ini mengambil kejar paket A, maka 3 tahun lagi baru dapat mengambil kejar paket B. Nah, apakah setiap homeschool bisa langsung mengambil kejar paket? Bagaimana prosedurnya?

Walaupun sudah diakui secara resmi, namun karena homeschool adalah salah satu bentuk pendidikan informal (sekolah adalah bentuk pendidikan formal), maka agar anak-anak ini bisa mendapatkan ijazah diperlukan lembaga nonformal yang dapat menjembatani. Itulah sebabnya untuk homeschooler yang berniat mengambil kejar paket, harus terdaftar ke PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) sebagai lembaga nonformal. PKBM ada dua macam, yaitu negeri dan swasta. Keduanya sama-sama legal, selama sudah terdaftar di Diknas. 

Supaya tidak mendapatkan PKBM yang abal-abal, maka kita harus memeriksa apakah PKBM tersebut sudah terdaftar atau belum. Sebaiknya anak-anak mulai terdaftar di PKBM sejak kelas empat. Dengan terdaftar di PKBM, anak-anak akan mendapatkan nomor induk siswa. Nomor ini akan terregistrasi di Diknas dan nantinya akan digunakan saat ujian kejar paket. 

Sebagai kesimpulan, status homeschool di mata hukum adalah legal. Namun untuk mengambil ujian kejar paket, anak kita harus terdaftar di PKBM sebagai lembaga nonformal. Bagi kami yang datang saat itu, informasi ini membuat kami jelas dengan peraturan yang ada. Yang menjadi PR berikutnya adalah mencari PKBM yang terakreditasi dan tidak komersil.

Sumber foto: jemin.com

Jumat, 30 November 2018

Monthly Meeting Compassion


Bulan September kemarin pembahasan karakter di keluarga kami adalah mengenai compassion. Compassion ataupeduli didefinisikan sebagai melakukan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang mendalam. Atau dalam bahasa sederhananya, compassion berarti menolong orang yang terluka. Orang yang terluka ini bukan saja terluka secara fisik, tetapi juga yang tidak terlihat. 

Compassion dimulai dari simpati (mampu melihat seseorang yang terluka) dan berkembang menjadi empati (mampu merasakan perasaan yang terluka). Berbicara tentang hal ini, Duo Lynns sering melihat contoh nyata dari popo (oma dari pihak mama) yang memang mempunyai karakter ini.

Saat monthly meeting kemarin, uncle A mengajak anak-anak untuk memelajari karakter compassion melalui zebra. Ciri khas zebra adalah selalu pergi berkelompok dan tidak meninggalkan anggotanya apapun yang terjadi. Demikian juga kita, saat kita berjalan bersama, memang seharusnya tidak ada yang ditinggalkan bukan. Dan dalam keluarga pun, setiap anggota keluarga berharga dan tidak ada satupun yang ditinggalkan.

Kegiatan selanjutnya adalah menghapalkan ayat. Uncle A menulis ayat tersebut di papan tulis. Setelah membacanya bersama, kata-kata yang ada di situ satu persatu dihapus. Dan setelah semua kata tersebut hilang, anak-anak diminta bergantian mengambil kertas potongan kata-kata tersebut dan orang tua menyusunnya.
Memory verse time :)
Tampang bahagia karena selesai duluan menyusun ayat hapalan.
Setelah itu, anak-anak diberikan beberapa pertanyaan mengenai suatu kejadian dan apakah yang harus mereka lakukan untuk menunjukkan bahwa mereka perduli. Setiap anak yang menjawab akan mendapatkan jelly. Pertanyaan cukup bervariatif dan menjadi lebih seru karena jawaban mereka yang polos.
Studi kasus bersama auntie V.
Setelah selesai menyusun, auntie V mengajak anak-anak untuk mengerjakan aktivitas menghias zebra yang tadi sudah diceritakan. Setiap keluarga mendapatkan satu gambar zebra dan background. Aktivitas ini cukup seru karena anak-anak boleh berkreasi sesuka mereka, termasuk membuat rainbow zebra =D
Zebra kreasi anak-anak.
Seperti zebra yang selalu memedulikan sesamanya, hendaklah kita juga memedulikan sesama kita dan tidak meninggalkan siapapun yang berjalan bersama.
Compassion Cube yang kami buat dirumah.

Selasa, 27 November 2018

Kids Can Cook: Cupcake Decoration


Anak-anak dan makanan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setelah beberapa waktu lalu anak-anak membuat pizza, kali ini anak-anak diajak untuk menghias cupcake. Kenapa tidak membuat cupcake? Karena kalau membuat cupcake pastinya tidak akan cukup waktunya.
Bahan-bahan yang sudah disiapkan.
Untuk kegiatan kali ini, papa diminta untuk mengajarkan anak-anak cara menghias cupcake. Cupcake-nya sudah dibuat malam sebelumnya, supaya mudah dihias. Papa mengajarkan 3 macam cara yang mudah untuk memberikan cream ke atas cupcake, yaitu bentuk ice cream, bunga, dan landak.
Bermacam-macam bentuk yang dicontohkan.
Anak-anak bergantian untuk memberikan cream ke atas cupcake mereka. Setelah itu mereka menghias cupcake mereka sesuka hati mereka.
Topping pilihan adik 
The kids and their creation
Nampaknya acara menghias cupcake saja tidak cukup bagi anak-anak ini. Akhirnya kami pun mencoba membuat kue dari bahan mentah. Kami mengambil resep pumpkin steam cake dan menggantinya dengan tape dan tidak menggunakan emulsifier.

Anak-anak diajak untuk mengayak tepung, menggunakan mixer dan mengaduk adonan. Seru? Pastinya, walau entah apa yang akan terjadi dengan adonannya.
Giliran menggunakan mixer.
Apa saja yang dapat dipelajari dari kegiatan membuat kue kali ini? Tidak ada sesuatu yang instan. Untuk menghasilkan sesuatu dibutuhkan proses. Terkadang proses membutuhkan yang namanya kesabaran. Namun kesabaran itu akan membuahkan hasil. Dan kali ini hasilnya adalah kue hangat.
Saat si adik sibuk mendampingi anak yang lebih kecil.