Kamis, 17 Januari 2019

Monthly Meeting: Dependability

Setelah bulan Oktober kemarin monthly meeting ditiadakan, maka bulan November ini kami kembali mengadakan monthly meeting. Tema karakter bulan November ini adalah dapat diandalkan atau dependability. Karakter yang satu ini termasuk karakter yang menarik untuk dibahas bersama, karena dapat diandalkan merupakan sesuatu yang dapat dirasakan orang lain.
Uncle C siap dengan gitarnya.
Games dulu ah....
Dapat diandalkan didefinisikan sebagai melakukan yang disepakati walaupun harus berkorban. Kami menjabarkannya sebagai melakukan apa yang saya janjikan meskipun itu susah. Seringkali kita mudah membuat janji tetapi sulit untuk menepatinya. Dapat diandalkan berarti kita akan tepati janji kita. Orang yang dapat diandalkan berarti orang itu memegang perkataannya dan berani mengakui kesalahan. Dan tidak hanya mengakui kesalahan, orang yang dapat diandalkan akan memperbaiki kesalahan yang dibuatnya. Dengan kata lain, orang yang dapat diandalkan adalah orang yang konsisten.

Lawan kata dari dapat diandalkan adalah tidak konsisten. Orang yang tidak konsisten berarti orang tersebut tidak dapat dipegang perkataannya karena perkataannya berubah terus dan perbuatannya tidak sesuai dengan kata-katanya. Orang seperti ini biasanya sulit untuk mengakui kesalahan dan cenderung berjanji tanpa berpikir terlebih dahulu.

Agar karakter ini lebih mudah dimengerti, maka kali ini anak-anak dilakukan untuk melakukan suatu percobaan dengan jeruk. Bahan-bahan yang diperlukan adalah:
- Toples atau teko transparan yang cukup tinggi.
- Air
- Jeruk
- Spidol permanen
- Pisau

Uncle C pun mengajak anak-anak untuk menyebutkan tugas yang mereka lalukan dan orang-orang merasa mereka dapat diandalkan untuk mengerjakan hal tersebut. Ada yang menyebutkan mencuci piring, menjaga adik, membersihkan tempat tidur, dan sebagainya. Lalu setiap hal tersebut ditulis di kulit jeruk. Anak-anak diajak untuk berpikir apakah jeruk ini akan mengambang atau tenggelam. Semua menjawab mengambang.
Eksperimen dengan jeruk
Jeruk yang mengambang ini menggambarkan perasaan orang lain saat anak-anak dapat diandalkan saat mereka melakukan tugas dan tanggung jawab mereka. Lalu uncle C mulai menusuk jeruk tersebut dengan pisau sebagai lambang bahwa mereka melakukannya dengan setengah hati. Lalu jeruk tersebut dimasukkan ke air. Jeruk tersebut tetap mengambang tetapi bentuknya tidak lagi indah.

Demikian juga saat anak-anak tidak dapat diandalkan dan hanya mengerjakan setengah hati, maka hasilnya tidaklah sebaik yang seharusnya. Akibatnya orang akan kecewa dan tidak dapat mempercayai kita lagi. Hal ini bahkan dapat membuat orang lain dalam bahaya.

Selesai melakukan percobaan, anak-anak diajak untuk bermain bersama kembali. Kali ini mereka diminta untuk berpasangan berdua-berdua. Setiap pasangan ini akan diminta untuk mengambil boneka yang sudah diletakkan di depannya. Namun, salah seorang dari setiap pasangan akan ditutup matanya. Pasangannya inilah yang nantinya akan mengarahkan teman yang matanya ditutup. Ini juga menunjukkan pada anak-anak bahwa jika kita dapat diandalkan, maka kita akan mengarahkan teman kita ke tujuan yang tepat.

Setelah cukup bermain, auntie N mengajak anak-anak untuk menghapalkan ayat hapalan bersama-sama dan melakukan permainan menyusun ayat. Permainan yang satu ini adalah favorit anak-anak.
Puzzle ayat hapalan
Dari pembahasan karakter bulan ini, anak-anak pun menyadari walaupun mereka masih kecil, namun bukan berarti mereka tidak dapat diandalkan. Saat mereka menepati janji mereka, berarti mereka dapat diandalkan. Saat mereka tidak asal membuat janji, itu berarti mereka dapat diandalkan. Saat mereka berani mengakui kesalahan dan memperbaikinya, itu berarti mereka dapat diandalkan.

Pertanyaannya, apakah kita juga dapat diandalkan? Jawabannya ada pada setiap kita :)








Kamis, 10 Januari 2019

Craft: Obedience Heart


Ketaatan atau Obedience menjadi topik yang cukup hangat dalam parenting, terutama bagi orang tua yang anaknya masih kecil. Kita pasti merindukan agar anak kita dapat melakukan 'first time obedience'. Akibatnya banyak cara dilakukan dengan tidak semestinya demi tujuan yang satu itu.

Memang ketaatan bukanlah hal yang mudah. Bagaimana tidak, kecenderungan manusia adalah tidak melakukan apa yang harus dilakukan. Bahkan dari saya kecil ada istilah 'peraturan dibuat untuk dilanggar'. Hal ini menunjukkan memang manusia itu pada dasarnya tidak suka untuk diatur.

Apakah ketaatan itu? Ketaatan didefinisikan sebagai dengan segera melakukan firmanNya daripada mengikuti kemauan saya. Bahasa yang sederhana untuk anak-anak adalah dengan segera dan senang hati melakukan perintah dari orang-orang yang bertanggung jawab atas saya.

Ada lima hal yang harus dilakukan saat kita berkata kita mau taat. Jika lima hal ini dapat dilakukan, maka anak-anak akan lebih mudah untuk melakukan 'first time obedience'. Lima hal tersebut adalah:
1. Cheerfully, yaitu taat dengan sikap yang baik dari hati, bukan terpaksa.
2. Immediately, yaitu segera taat dan tidak menunda.
3. Completely, yaitu melakukan semua yang harus diharapkan, jadi bukannya taat pada bagian yang ini dan tidak taat pada bagian yang lain. 
4. Generously, yaitu melakukan lebih dari yang diharapkan atau do the extra miles
5.Carefully, yaitu tidak menaati perintah yang salah. Dengan kata lain, bukan ketaatan yang membabi buta, tetapi tetap melihat juga perintah yang diberikan. 

Untuk mempermudah anak-anak mengingat akan hal ini, kami pun membuat craft tentang ketaatan. Namanya Obedience heart. Kenapa menggunakan hati? Karena ketaatan itu harus timbul dari hati sehingga tidak ada keterpaksaan. 

Bahan-bahan yang diperlukan:
1. Kertas warna-warni
2. Template hati.
3. Template kunci
4. Pita
5. Spidol 
6. Isolasi atau lem. 
7. Pembolong kertas.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Cetak template hati dan kunci ke atas kertas.
2. Gunting hati dan kunci yang sudah dicetak tersebut.
Kunci yang sudah jadi.
3. Lipat hati yang telah digunting sehingga menjadi bentuk hati. 
4. Lubangi kunci dan hati tersebut di satu sisi. 
5. Di bagian dalam hati, tuliskan 5 hal yang menjadi komitmen anak saat berlaku taat. 
I will tulisan adik.
6. Di sisa kertas yang ada, buatlah gambar persegi dan lubang kunci di dalamnya. Setelah itu gunting gambar tersebut.
7. Tempelkan lubang kunci disalah satu sisi.
Obedience heart :)
8. Gantunglah kunci di hati yang ada dengan menggunakan pita. 

Tentu saja menulis ini semua akan lebih mudah daripada melakukannya. Dan memang susah untuk mengharapkan anak-anak dapat langsung taat. Tetapi harapan kami adalah saat mereka membuat ini, mereka jadi teringat dan melakukannya :)
I will si kakak.