Selasa, 31 Juli 2018

DIY Busy Book: Geography Project


Namanya acara kumpul bocah, kami mama-mama selalu harus memutar otak agar mereka melakukan aktivitas bersama yang menarik dan bermanfaat. Kali ini kami kembali beraktivitas dengan craft bersama dengan auntie C. Auntie C ingin mengajak anak-anak untuk membuat busy book yang sederhana. Akhirnya dipilihlah topik Geography Project.

Saat mendengar kata ‘Geografi’, pastilah terlintas di kepala kita batas wilayah Negara A, letak lintang dan bujur negara A, dan hal-hal yang membuat sakit kepala. Namun kali ini anak-anak diajak menjelajah dunia dengan menggunakan busy book.
Alat untuk menjelaskan bumi dan kontinen 
Aktivitas kami diawali dengan doa dan sedikit penjelasan tentang kontinen dan benua yang ada di bumi ini. Secara garis besar, para ahli geografi membagi bumi ini menjadi 7 kontinen, yaitu Eropa, Asia, Afrika, Australia, Antartika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Anak-anak diajak untuk mengenal setiap bagian secara singkat. Setelah muncul pertanyaan-pertanyaan ala anak-anak, maka kami pun meminta auntie C untuk melanjutkan dengan pembuatan busy book.
Tools untuk busy book.
Auntie C membagikan setiap bahan yang diperlukan kepada setiap anak. Dengan sabar auntie C menerangkan trik-trik untuk membuat busy book. Dan serunya, kami tidak menggunakan jarum sama sekali. Sama seperti membuat lap book, jadi semua menggunakan lem dan peralatan-peralatan yang children friendly.
Bahan-bahan yang akan digunakan.
Glue gun time.... 
Ada apa saja di dalam busy book ini? Di halaman pertama, anak-anak mendapatkan world map.
World map dengan code :)
Setelah ini ada peta Indonesia yang mereka warnai sendiri.
Harap maklum dengan warnanya =D
Dan ada halaman yang berisi gambaran luas dari rumah mereka hingga dunia ini, di mana alamat mereka, jalan rumah mereka, kota mereka, pulau mereka, negara mereka, kontinen mereka, dan dunia mereka.
Ada apa di dalam ini?
Ini isinya 
Setelah itu ada halaman yang berisi aktivitas yang dapat mereka lakukan, yaitu memasangkan hal-hal yang unik dari suatu kontinen dengan kontinennya. Bagaimana kalau kita lupa? Lihat saja kode warnanya.
Find my continents :) 
Di halaman terakhir adalah nama dari pemilik buku ini.
Let's fly mom....
 Duo Lynns senang sekali dengan aktivitas ini. Dan memang geografi tidak harus yang ngejelimet dan susah kan? 
Dan dimulailah aktivitas menggunakan busy book ini.

Selasa, 24 Juli 2018

CCC 101: Cara Penggunaan Christ-Centered Curriculum (CCC)


Masih membahas kurikulum yang kami gunakan, yaitu CCC. Saat saya pertama kali membuat artikel tentang CCC, banyak orang yang menghubungi saya tentang kurikulum ini. Tidak menyangka juga bahwa artikel tentang CCC ini membuat saya berkenalan dengan banyak orang yang penasaran tentang kurikulum satu ini. 

Karena terlalu banyak yang bingung dengan bagaimana menggunakan kurikulum ini, maka artikel ini pun akhirnya muncul. Setelah hampir setengah tahun, akhirnya selesai juga artikel ini. Maklum, untuk menyediakan waktu membuat artikel rasanya lumayan susah. Banyaknya pekerjaan rumah dan teman-temannya membuat acara membuat artikel tentang penggunaan CCC menjadi cicil-mencicil. Akhirnya cicil-mencicil ini selesai juga.

Seperti di artikel sebelumnya, kami memilih CCC karena CCC merupakan kurikulum yang berpusatkan kepada Tuhan (God-centered), bukan kepada anak (child-centered). Pastinya CCC memiliki kekurangan di berbagai hal, misal packaging yang monoton, warna textbook yang hitam putih, dan hal-hal lainnya yang terkadang membuat orang malas menggunakan kurikulum ini. Tetapi bagi kami hal-hal yang esensi sudah terangkum saat menggunakan kurikulum ini.

Secara cakupan pelajaran, Christ-Centered Curriculum ini mencakup pelajaran hingga SD kelas satu atau dua di Negara asalnya. Memang saat saya mencari kurikulum untuk SD, materi SD kelas 1 di beberapa buku luar berada dibawah materi CCC ini. Jadi CCC dapat digunakan hingga SD kelas 2.

1. CARA PENYIMPANAN
Dalam satu paket CCC terdapat banyak sekali buku. Di paket yang kami miliki, kami mendapatkan Phonics A, Phonics B, Phonics C, Math A, Math B, dan alat-alat bantu yang disediakan dari pihak CCC. Melihat buku yang banyak tersebut, saya langsung berpikir bagaimana caranya merapihkan buku-buku tersebut sehingga tidak membuat saya kewalahan. Kan tidak mungkin semua buku tersebut di dalam kardus. Dan bersyukurnya pihak CCC menyertakan cara bagaimana mengorganisir buku-buku tersebut.

Secara garis besar, mereka menyarankan pengguna untuk menyediakan dua Jumbo Box Office dan heavy duty hanging-file folder sebanyak 25 buah. Lalu panduan mereka adalah agar kita memisahkan bahan untuk pengajar dengan bahan untuk murid.
Jumbo Box Office. Sumber foto: amazon.com
Hanging file folder. Sumber foto: Amazon.com 
Bahan untuk pengajar pun dipisahkan lagi menjadi 8 folder, dengan 5 folder untuk Phonics (dari Alphabetical Wall Card, Phonics Lesson 1 hingga 4 plus Phonics Flashcards dan bacaan yang berhubungan) dan 3 folder untuk Math (Math Flashcards, Math Lesson Guide A dan B beserta alat bantu yang berhubungan dengan pelajarannya).

Sedangkan bahan untuk murid dipisahkan menjadi 10 folder. Setiap folder berisi 8 folder untuk Phonics (setiap buku soal dan buku jawabannya) dan 2 folder untuk Math (Math A dan Math B)

2. CARA PENGGUNAAN CCC SAAT ANAK BERUSIA 3 TAHUN
Jika anak bersekolah di sekolah umum, biasanya umur tiga tahun mereka memasuki kelas taman bermain alias playgroup. Banyak mama-mama yang bingung bagaimana caranya menyusun kegiatan dari pagi sampai siang seperti di sekolah. Berbeda dengan fokus tujuan di sekolah untuk membuat anak bisa ini dan itu, tujuan kami saat anak-anak tiga tahun lebih untuk membuat anak tersebut mempunyai dasar iman, karakter, manner, dan pengetahuan dasar. Di CCC memang tidak ditulis dengan signifikan harus seperti ini harus seperti itu. Namun mereka menyarankan untuk memulai dengan cerita karakter mengenai Generosity, Flexibility, Loyalty, dan Orderliness. Selain itu ada banyak aktivitas yang dapat dikerjakan bersama anak dan memberikan ilustrasi tentang aplikasi secara rohani.
Cerita karakter yang dapat digunakan oleh anak-anak umur 3 tahun.
Untuk Phonics, kita dapat mengenalkan bunyi setiap huruf dengan menggunakan Phonics Flashcards 1 – 31. Sedangkan untuk Math, kita dapat mengenalkan konsep berhitung sederhana dengan aplikasi sehari-hari. Misalkan menghitung ada berapa banyak pensil warna yang mereka miliki, menghitung jumlah anak tangga, dan sebagainya. Di usia ini, jika anak telah siap, dapat juga diperkenalkan tracing dari buku Alphabeth and Numbers Tracins Masters.

3. CARA PENGGUNAAN CCC SAAT ANAK BERUSIA 4 TAHUN
Saat anak-anak memasuki usia 4 tahun, kita sudah dapat menggunakan kurikulum CCC secara menyeluruh. Perlu diingat bahwa namanya anak, hari ini ingat dan besok lupa adalah hal yang wajar. Dengan demikian, sebagai orang tua, kita harus sabar mengulangnya. Pembentukan karakter untuk kita dulu, bukan?

Untuk Phonics, mereka sudah dapat menggunakan buku Phonics Lesson mulai dari Phonis Lesson 1 (for cards 1 – 31) dengan workbook A1. Jika dihitung, materi ini akan selesai kurang dari setengah tahun ajaran. Maka jika sudah selesai, dapat dilanjutkan dengan Phonics Lesson 2 (for cards 31 – 66) dengan workbook A2.

Untuk Math, kita dapat memulai dengan menggunakan Math A.

4. CARA PENGGUNAAN CCC SAAT ANAK BERUSIA 5 TAHUN
Jika anak sudah selesai dengan Phonics Lesson 1 dan 2, maka kita dapat melanjutkan dengan masuk ke Phonics Lesson 3 (for cards 67 – 93) dengan workbook B3. Sedangkan untuk Math, jika anak sudah menguasai Math A, maka dapat dilanjutkan dengan Math B.

Timbul pertanyaan yang sering dilontarkan kepada saya: ”Bagaimana jika saya baru mulai melakukan homeschool dengan kurikulum CCC saat anak berusia 5 tahun?” Jika memang demikian, maka akan lebih baik dimulai dari Phonics Lesson 1. Walaupun diulang dari Phonics Lesson 1, workbook yang dipakai adalah B1. Setelah itu lanjut ke Phonic Lesson 2 dengan workbook B2. Baru setelah itu masuk ke Phonics Lesson 3 dengan workbook B3. Sedangkan untuk Math, disarankan memulai dengan menggunakan Math A, karena banyak konsep dasar yang ada di Math A.
Petunjuk penggunaan buku Phonics dan Math. 
5. CARA PENGGUNAAN CCC SAAT ANAK BERUSIA 6 TAHUN
Memasuki usia 6 tahun, jika anak-anak dirasa sudah menguasai pelajaran sebelumnya, maka anak-anak dapat lanjut ke Phonics Lesson 4 (for cards 94 – 118) dengan workbook C3. Sedangkan untuk Math, jika anak sudah menguasai Math B, maka kita dapat menggunakan buku Math SD kelas 1. Jika belum, maka dapat mengulang buku Math B kembali.
Pegangan buku dan flashcard untuk guru 
Bagaimana jika CCC ini pertama kali digunakan saat anak berusia 6 tahun? Pihak CCC merekomendasikan penggunaan Phonics Lesson dimulai dari Phonics Lesson 2 dengan workbook C1, dilanjutkan ke Phonics Lesson 3 dengan workbook C2, dan Phonics Lesson 4 dengan workbook C3. Andaikan si anak memang betul-betul belum tahu apa-apa, saya sih menyarankan dimulai dari Phonics Lesson 1 dengan menggunakan workbook B1, baru dilanjutkan dengan rekomendasi CCC. Alasannya supaya dasar Phonics anak lebih mantap.
Buku workbook. 
Bagaimana dengan kami? Untuk penyimpanan, berhubung membeli dua Jumbo Box Office berarti semakin banyak barang di rusun kami yang mungil sekali, maka kami memanfaatkan lemari yang ada. Kami menyusun mengikuti petunjuk yang ada, lalu antar bagian diberikan sekat kertas buffalo. Intinya, memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah.

Pertama kali saya menerima paket CCC ini, saya cukup penasaran dengan buku-buku yang ada. Diakhir rasa penasaran, muncullah rasa was-was apakah saya sanggup menggunakan kurikulum ini dengan benar. Wong bahasanya Inggris semua (ya iyalah, masak ada bahasa Jawa di situ). Namun saya dan suami berpikir jika kami sudah memilih untuk menggunakan CCC, ya berarti kami harus merelakan hati untuk mempelajari cara penggunaannya.

Dan namanya setiap anak berbeda, maka penerimaan terhadap materi pelajaran pun berbeda. Kakak dapat menyelesaikan semua pelajaran saat berusia 5 tahun lebih. Sedangkan dengan si adik, penggunaan CCC sesuai dengan urutan yang diberikan. Jadi jangan kuatir kalau ’langkah’ si anak agak lambat, yang penting konsep dari pelajaran tersebut didapat.

PS: Untuk pembahasan mengenai Phonics dan Math akan dibahas di artikel berikutnya ya.

See also:
Metode Pembelajaran dan Pemilihan Kurikulum part 1
Metode Pembelajaran dan Pemilihan Kurikulum part 2
Homeschooling untuk anak 3 tahun
8 hal yang harus dilakukan saat memulai homeschooling
Math untuk preschool
Tips memilih kurikulum









Selasa, 17 Juli 2018

Enthusiasm Activities: Popping Up Your Spirit

Beberapa bulan lalu komunitas homeschool yang kami ikuti membahas karakter Enthusiasm atau antusias . Antusias didefinisikan sebagai mengekspresikan jiwa saya dengan sukacita atau dengan riang melakukan usaha yang terbaik dalam setiap tugas. Kata antusias berasal dari kata En yang artinya dalam dan Theos yang artinya Tuhan. Yang artinya Tuhan di dalam kita. Dengan kata lain, kita akan merasa antusias saat Tuhan ada di dalam kita.

Untuk memelajari karakter ini, kami melakukan beberapa aktivitas. Dan setelah itu, PIC kegiatan kali ini juga memberikan kegiatan yang dapat dilakukan di rumah sebelum nantinya kami membahas karakter ini di monthly meeting. Apa saja kegiatannya?
The Big Picture
1. The Big Picture
Salah satu aktivitas yang kami lakukan adalah dengan bermain The Big Picture. Di permainan ini, kami membuat puzzle sendiri, setelah itu meminta anak-anak untuk menyusunnya. Tentu saja acara menyusun puzzle ini berjalan dengan cepat. Setelah selesai, kami menjelaskan dua poin berikut.
- Jika salah satu bagian puzzle hilang, maka puzzle ini menjadi tidak lengkap. Ini menunjukkan bahwa setiap orang itu penting dan setiap orang dapat membuat perbedaan.
- Saat menghadapi permasalahan, terkadang kita tidak tahu apa yang akan terjadi di ujung dari permasalahan tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempunyai sikap yang baik dan melakukan yang terbaik, bahkan saat kita tidak dapat melihat 'the big picture' . 

Antusias akan seperti hal yang kedua. Saat kita menghadapi suatu permasalahan, penting bagi kita untuk tetap memiliki karakter antusias dan melakukan yang terbaik. Bahasa sederhananya adalah: tidak patah semangat.
Popping up the popcorn
2. Membuat popcorn
Aktivitas ini bertujuan untuk membuat anak melihat proses pembuatan popcorn dan menarik korelasinya dengan karakter antusias. Di aktivitas ini, mama dan anak-anak akan membuat popcorn bersama. Saat membuat, anak-anak diminta mengamati proses dari jagung menjadi popcorn. Saat proses pembuatan, pastinya akan terjadi bunyi-bunyian. Antusias itu seperti biji jagung yang dipanaskan. Saat ‘dipanaskan’, antusias itu akan melonjak. Saat sukacita sedang ada dalam roh kita, sukacita tersebut begitu besar sehingga rasanya tidak dapat terbendung. Dan output dari rasa itu adalah kita menjadi orang yang antusias. Orang yang antusias pasti akan memberkati orang-orang di sekelilingnya.
Surat rahasia dari papa
3. Surat dari ayah 
Aktivitas berikutnya adalah surat dari ayah. Setiap ayah diminta untuk membuat surat yang berisi kata-kata yang mengingatkan anak-anak bahwa Tuhan mau kita jadi anak-anak yg antusias, karena Tuhan ada dalam kita. Surat ini menjadi seru karena papa membuat surat yang panjang, ditulis tangan pula. Saat anak-anak mendapatkan surat ini, mereka tersenyum senang. 
Enthusiasm Hi5
4. Enthusiasm Hi5
Aktivitas ini kami lakukan saat kami bertemu di monthly meeting.  Setiap anak membuat cetakan tangan mereka diatas sebuah kertas dan mengguntingnya. Kemudian diatas cetakan tangan mereka, mereka menuliskan kata-kata yang membuat mereka menjadi bersemangat, seperti brave girl, joy, atau smile

Dari aktivitas-aktivitas diatas, anak-anak diingatkan bahwa antusias juga berarti memberikan hati saya seutuhnya kepada pekerjaan yang saya lakukan. Mereka diingatkan bahwa dengan melakukan suatu pekerjaan dengan sepenuh hati, mereka tidak akan menggerutu ataupun rewel. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menunjukkan karakter antusias ini?
Enthusiasm Hi5 is in progress.

Selasa, 10 Juli 2018

Field Trip: Rainbow Warrior Ship Tour Greenpeace


Ada yang pernah mendengar Greenpeace? Greenpeace adalah salah satu organisasi yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan hidup. Lembaga yang didirikan oleh pada tahun 1971 di Kanada ini awalnya bertujuan untuk menghentikan percobaan nuklir yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat. Namun setelah itu, lembaga swadaya ini mempunyai lebih dari 40 cabang di seluruh dunia. Pusat dari organisasi ini ada di Amsterdam, Belanda. Fokus dari kegiatan mereka adalah mengkampanyekan tindakan yang dapat menyelamatkan bumi ini dari kerusakan alam. Untuk kegiatan ini, mereka menggunakan tiga kapal yang berkeliling, yaitu Arctic Sunrise, Ezperanza, dan Rainbow Warrior
Clean energy and clean air
Lonceng penghias Rainbow Warrior generasi ketiga. 
Nah, bulan April kemarin, salah satu kapal mereka yang bernama Rainbow Warrior 'mangkal' di Tanjung Priok selama 6 hari. Mereka mengizinkan orang-orang untuk tour di dalam kapal mereka. Dalam satu hari mereka membuka dua sesi tour. Kami pun berencana untuk bermain ke sana. 

Walaupun untuk masuk ke kapal ini tidak dikenakan biaya, namun kita harus mendaftar secara online dan kita akan mendapatkan email bukti pendaftaran. Untuk mendaftar, prosesnya harus dilakukan satu persatu. Nampaknya animo masyarakat akan ship tour ini luar biasa besar. Hampir semua sesi sudah penuh. Akhirnya kami pun mendapatkan sesi hari Kamis pagi. Kali ini kelompok kami secara tidak sengaja mendapatkan sesi yang sama dengan ATII Homeschool. 
Hari Kamis pun tiba. Saat kami tiba di terminal penumpang Nusantara, antrian di pintu masuk sudah lumayan. Kami pun menyiapkan email bukti pendaftaran. Setelah petugas yang ada melihat bukti tersebut, mereka akan memberikan cap di tangan kita dan juga sticker sebagai cendera mata. Setelah itu kami melewati screening area. Setiap botol kemasan sekali pakai harus ditinggalkan, sebagai salah satu komitmen mereka akan ramah lingkungan.
Sticker Greenpeace 
Setelah memasuki screening area, kami berpikir kami tinggal masuk ke dalam kapal. Ternyata untuk masuk ke dalam kapal ini tidak bisa langsung sekaligus. Maka kami kembali mengantri. Walau ruangan yang kami masuki adalah ruangan ber-AC, tetapi karena banyaknya orang yang ada, maka udara di situ terasa panas sekali. Untungnya disekitar tempat mengantri disediakan kids corner. Anak-anak bisa duduk, menggambar, ataupun bermain dance floor.
Foto dulu sambil menunggu antrian 
Akhirnya tiba juga giliran kami untuk masuk ke dalam kapal. Kapal Rainbow Warrior memang bukan kapal besar, namun cukup kuat untuk menjelajah di lautan. Kami diajak untuk menuju bagian anjungan kapal. Di bagian ini ada satu awak kapal yang bersiap-siap untuk menjelaskan tentang isi di anjungan ini. Awak kapal ini berasal dari Kanada.
Penjelasan dari uncle  
Dimulai dari sejarah mengenai si kapal. Ternyata kapal yang kami miliki adalah kapal Rainbow Warrior yang ketiga. Kapal Rainbow Warrior yang pertama berlayar dari Inggris pada tahun 1978. Sayangnya, kapal ini hancur pada 1985 karena dibom oleh seorang agen rahasia Perancis. Saat itu, para aktivitas Greenpeace mendapat teror besar-besaran karena menentang percobaan nuklir Perancis yang dilakukan di Pulau Murora. Kapal itu digantikan dengan generasi kedua. Pada tahun 2011, Rainbow Warrior generasi kedua pensiun dan diganti dengan yang sekarang bertugas. Kapal generasi ketiga ini mulai beroperasi pada 14 Oktober 2011. Kapal generasi ketiga ini dibuat di Eropa dari donasi jutaan pendukung Greenpeace di seluruh dunia. Kapal ini berlayar menggunakan tenaga angin dengan memanfaatkan sistem tiang A-frame. Teknologi ini mampu menangkap angin lebih banyak ketimbang kapal konvensional berukuran sama dan tentunya lebih ramah lingkungan.
Kompas yang sudah tidak digunakan lagi 
Di anjungan ini juga ada patung kayu berbentuk lumba-lumba. Patung yang terbuak dari kayu oak ini merupakan sumbangan salah satu pendukung lingkungan di Jerman. Menurut si om, didalam rongga patung ini terdapat botol yang berisi pesan masa depan alias time capsule.
Patung lumba-lumba yang terbuat dari kayu oak. 
Di sini juga ada jangkar tua berwarna hitam dan kemudi kayu yang merupakan bagian dari kapal Rainbow Warrior yang pertama.
Liferaft Launching.
Ruang kemudi 
Setelah selesai, tepatnya dipaksa untuk selesai oleh panitia lokal, maka kami pun berpindah masuk ke ruang kemudi. Di ruang kemudi ini seorang awak kapal yang memang biasa bertugas di ruangan ini kembali menjelaskan isi dari ruangan ini. Isi ruangan ini cukup canggih sehingga membuat kami mengingatkan anak-anak jangan sampai menyentuh supaya tidak membuat hal yang tidak diinginkan.
Sambil mendengar penjelasan sambil mengamati peralatan di ruang kemudi 
Selanjutnya kami diajak oleh panitia lokal untuk berpindah ke bagian kabin. Bagian kabinnya tidak begitu besar tetapi dapat memuat penumpang hingga 30 orang. Biasanya di ruangan ini para aktivis Greenpeace menggunakan ruang ini sebagai ruang workshop. Di tempat ini mereka dapat melakukan rapat. Para panitia lokal memutarkan video tentang kegiatan Greenpeace dan mulai melakukan presentasi yang menjelaskan apa tujuan dari kapal ini berkeliling dunia. Mereka menjelaskan bahwa setiap kita dapat berpartisipasi dalam menjaga lingkungan hidup dengan cara menjaga lingkungan di sekitar mereka ataupun mendukung kegiatan Greenpeace.
Presentasi dari tim Greenpeace Indonesia. 
Selesai dari presentasi, kami menuju bagian buritan kapal. Di bagian ini, para aktivis Greenpeace Indonesia membuka tempat untuk donasi. Bagi yang ingin mendukung Greenpeace, karena mereka adalah lembaga swadaya, bisa langsung datang ke stand ini.
Pembuatan pin gratis bagi yang datang. 
Nah, Rainbow warrior biasanya berkunjung tiap tahun ke Indonesia. Berbekal dari pengalaman kami, berikut Tips berkunjung ke Rainbow Warrior.
1. Pendaftaran untuk dapat masuk ke dalam kapal ini harus dilakukan secara online. Jika ingin pergi berempat, maka kita harus mendaftar sebanyak empat kali (boleh dengan alamat email yang sama). Dan setelah itu, kita harus menunjukkan email yang menjadi bukti tanda masuk kita. Oleh sebab itu, setelah mendaftar, jangan lupa men-download bukti pendaftaran tersebut. 
2. Botol kemasan tidak diizinkan untuk dibawa masuk. Jadi sebaiknya bawalah botol minum biasa. Di dalam sana disediakan air galon untuk refill
3. Karena antri untuk masuk ke dalam kapal lumayan lama, sebaiknya sediakan cemilan untuk jaga-jaga kalau anak-anak kelaparan. 
4. Melihat hari biasa saja sudah ramai, disarankan sih untuk pergi di hari biasa dan bukan akhir pekan, kecuali sudah siap mental untuk ramai-ramai.
Apa yang dapat dipelajari anak-anak dari kunjungan ke kapal ini? Selain mereka dapat melihat bagian-bagian kapal, yang tentunya menarik karena anak-anak dapat melihat isi ruang kemudi dan setiap bagian di kapal, anak-anak belajar bahwa menjaga lingkungan hidup merupakan hal yang penting. Banyak kekacauan yang terjadi saat kita semaunya terhadap lingkungan di sekeliling kita.
Stampel kami...

Sekilas Informasi 
Rainbow Warrior Ship Tour Greenpeace 
Tanggal acara: 24 - 29 April 2018
Waktu: sesi 1: 09.00 - 12.00, sesi 2: 13.00 - 16.00
Tempat: Terminal Penumpang Nusantara, Pelabuhan Tanjung Priok