Rabu, 31 Mei 2023

Our Love Story

Bulan Februari itu katanya bulan cinta. Kenapa bulan cinta? Karena ada hari valentine aka hari kasih sayang. Zaman saya masih lebih muda, sekarang juga masih muda, banyak yang menggunakan moment valentine untuk ‘nembak’ cewek atau cowok yang dia suka. 

Let all that you do be done in love

Bahkan di beberapa negara, valentine menjadi moment ekstrim untuk seseorang melepas virginity, baik perempuan maupun laki-laki. Padahal hari kasih sayang itu sendiri awalnya bukan tentang pacar-pacaran ataupun hal yang berbau seks.

Atas dasar itulah, kami para orang tua merasa terpanggil untuk mengingatkan anak-anak ini akan pentingnya menjaga kekudusan. Maka di bulan Februari lalu, komunitas kami mengadakan acara berjudul Cerita Cinta.

Rundown kami yang disusun para PIC yang kece badai

Acara kali ini dimulai dari presentasi tarian berjudul I Am Who You Say I Am. Adik memilih lagu ini untuk menjadi presentasi karena lagu ini mengingatkan setiap anak-anak bahwa mereka berharga di mata Tuhan. Kita yang harusnya terhilang menjadi berharga karena Tuhan mengasihi kita. Karena itu, kita harus ingat identitas kita di mata Tuhan. Dengan identitas itu, kita harus berani berdiri diatas kebenaran Tuhan. Apapun yang terjadi, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. 

Adik mengkoreo tarian dan si kecil ujug-ujug ikut menari =D

Selain presentasi tarian, ada games-games yang membangun keakraban antara ayah dengan anak. Ada juga renungan singkat yang dibawakan oleh Uncle EN dan Uncle YP. Renungan-renungan ini bertujuan mengingatkan kami para orang tua dan juga anak-anak bahwa Tuhan punya rencana yang indah dalam hidup mereka, dari sejak mereka di dalam kandungan. Untuk rencana yang indah itu, sayang sekali jika harus dinodai dengan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan, dalam hal ini masalah kekudusan.

Games untuk father and daughter: mengepang rambut.
Papa menang... Akibat sering dikerjain adik untuk ikat dan kepang rambut adik.
Games untuk mom and son: memasang dasi dengan mata terikat.

Di akhir acara, kami berkumpul per keluarga untuk mendoakan anak-anak kami masing-masing. Kami memperkatakan berkat atas mereka dan berdoa agar mereka mengalami pengalaman pribadi dengan Tuhan sehingga apapun yang terjadi, mereka tetap melakukan apa yang Tuhan inginkan.

When parents pray for kids.
Pembacaan komitmen oleh kakak dan bestie-nya

Bagi kami pribadi, saat anak-anak memasuki usia remaja, kami mempunyai family culture dimana si  papa akan pergi berdua dengan si anak remaja ini. Ini adalah waktu papa kembali mengingatkan mereka akan betapa berharganya mereka di mata kami dan terlebih lagi di mata Tuhan. Kami menceritakan kisah kami, orang tua mereka. 

Our family picture

Kisah yang kami ceritakan termasuk juga kisah kami saat remaja dan memutuskan untuk berani hidup kudus sampai Tuhan mempertemukan kami dengan pasangan hidup kami. Kisah yang sering mereka dengar, tetapi saat mereka beranjak remaja, dengan keadaan yang berbeda, itu akan menjadi suatu tonggak bagi mereka. 

Papa dan anak remajanya

Usia remaja berarti pintu mereka untuk mulai melihat hal-hal baru dalam hidup mereka. Banyak hal yang dapat mereka lakukan untuk membangun diri daripada sekedar urusan pacaran. Penting bagi mereka untuk menjaga kekudusan mereka sampai mereka dipertemukan dengan pasangan hidup mereka nanti.

Papa dan anak pra-remajanya =D

Dengan adanya kegiatan bersama komunitas, anak-anak ini juga tahu bahwa mereka tidak sendiri. Ada teman-teman yang sevisi, senilai dengan mereka. Dunia boleh berkata itu kuno, tetapi selama mereka berani mengambil keputusan untuk memilih yang benar, dan ditambah adanya support system, selain keluarga, pasti akan lebih menguatkan mereka.

Para ayah yang berkomitmen untuk hadir bagi anak-anaknya
Para ibu yang berkomitmen untuk saling menopang

Biarlah cerita cinta kami menginspirasi anak-anak kami untuk hidup kudus di hadapan Sang Penciptanya. 

Selasa, 30 Mei 2023

Sewing Time: Membuat Scrunchie

Di komunitas kami, ada satu kegiatan bulanan yang dilakukan hanya oleh ibu dan anak perempuannya. Di kegiatan ini, kami bersama-sama melakukan kegiatan-kegiatan yang memang lebih mengarah kepada skill anak-anak perempuan.

Kali ini kami bersama-sama bermain dengan menggunakan jarum dan benang. Kenapa harus bermain dengan jarum dan benang? Karena pada dasarnya, baik pria dan perempuan, harus dapat menggunakan jarum dan benang untuk hal-hal yang bersifat darurat. Hal darurat itu bisa berarti menjahit kancing, menisik baju, dan hal sederhana lainnya. 

Game di awal pertemuan

Pada saat pertemuan, Auntie J membawa berbagai macam jenis kancing, jarum, dan benang. Memang memasukkan benang ke jarum terkadang susah. Tetapi ada satu alat bantu yang disebut mata nenek yang dapat membantu untuk memasukkan benang ke jarum. 

Si mata nenek dan cara menggunakannya. Sumber foto: fitinline

Untuk teknik menjahit dengan menggunakan tangan, auntie J juga memperkenalkan macam-macam teknik jahitan. Ada banyak jenis tusukan, tetapi yang paling sering dipakai adalah tusuk jelujur, tusuk soom, tusuk tikam jejak, tusuk flannel, dan tusuk feston. 

Jenis-jenis tusuk dalam menjahit. Sumber foto: TnT

Kali ini, Auntie J mengajak anak-anak membuat ikat rambut dari kain atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan scrunchie.  Bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana, yaitu kain perca, karet, peniti, benang dan jarum.

Berikut Langkah-langkahnya.

1. Ambil kain dengan ukuran 30 cm x 6 cm. Untuk panjang dan lebarnya bisa dibuat bervariasi. Jika ingin membuat scrunchie besar, maka bisa diambil dari kain berukuran 50 x 20 cm.

2. Lipat dua kain sehingga ukurannya menjadi 30cm x 3 cm.

3. Jahit jelujur bagian bawahnya (bagian yang panjang).

4. Secara perlahan, balikkan kain yang sudah dijahit (inside out).

5. Dari salah satu lobang, masukkan karet dengan menggunakan peniti hingga ke lobang satunya. Setelah itu kedua ujung karet dapat diikat ataupun dijahit.

6. Jahit kedua bagian samping kain hingga saling menempel.

Kegiatan ini menjadi menyenangkan karena anak-anak bisa membuat lebih dari satu scrunchie dan berbagai macam ukuran.

Saat semua sibuk menjahit, si adik sibuk berkeliling.

Sedianya, ketrampilan menjahit ini merupakan ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh semua orang. Walaupun demikian, di dunia nyata ini, selalu ada salah kaprah bahwa anak laki-laki tidak perlu bisa memegang jarum. Tetapi seharusnya sih semua orang harus bisa memegang jarum. Tidak usah yang susah, tetapi kemampuan dasar saja.

Kegiatan kali ini membuat Trio Lynns senang (yang kecil senang karena bisa menghitung banyak kancing). Maklum, karena pindah-pindahan, acara jahit menjahit sudah lama tidak dilakukan. Cuma buntutnya yang tidak enak, yaitu mereka bertanya kapan kita buat jepit rambut kembali.

Yuks moms, ajak anak-anak menjahit kembali.