Sabtu, 27 Mei 2017

Jangan Pilih Homeschool Jika.....


Beberapa waktu lalu saya membaca suatu postingan di salah satu media sosial. Di awal postingan, penulis merasa kecewa dengan sekolah yang ada dan mulai menyebutkan kejelekan-kejelekan dari sekolah-sekolah reguler yang ada. Setelah menjelekkan sekolah-sekolah reguler yang ada, si penulis seakan mulai melirik ke homeschool, tetapi ujung-ujungnya kurang lebih menyatakan bahwa homeschool memiliki banyak kekurangan juga. Dan mendekati akhir postingannya, dia mulai memuji-muji sekolah alam yang dia dirikan dan mengajak para orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah alam yang didirikan si penulis. Dengan kata lain, ujung-ujungnya adalah ingin menaikkan nilai 'jual' sekolahnya. Salahkah? Ya tidak salah-salah amat sih, namanya juga strategi marketing

Jujur saya tergelitik saat membaca postingan tersebut. Apalagi banyak orang tua yang menghubungi saya dan berbincang-bincang mengenai homeschool. Ada banyak alasan kenapa mereka sempat berpikir untuk homeschool. Saya dan suami tidaklah termasuk kelompok yang menganggap homeschool adalah jawaban dari setiap permasalahan keluarga. Setiap keluarga unik dan setiap anak istimewa. Dan kami berdua selalu mengingatkan bahwa homeschool adalah panggilan, jadi bukan karena trend yang ada saja. Dengan memiliki alasan yang jelas untuk memulai homeschool, maka setiap permasalahan yang akan ada di depan nanti tidak membuat kita jadi bimbang dengan panggilan kita.

Menurut saya, jangan pilih homeschool jika:
1. Alasan untuk homeschool hanya karena rasa takut
Banyak orang tua yang sedang berpikir untuk memilih homeschool untuk anaknya hanya karena alasan takut anaknya salah pergaulan, takut anaknya jadi nakal, takut anaknya nanti di-bully di sekolah, dan seribu satu macam ketakutan lainnya. Hal ini wajar, namanya juga orang tua, kita pasti ingin anak kita bertumbuh menjadi pribadi yang baik. Namun jika kita memilih homeschool hanya karena rasa takut, maka yang menjadi landasan kita melaksanakan pendidikan di rumah adalah rasa takut. Dan segala sesuatu yang dilandasi rasa takut tidak akan berbuah yang baik bukan? 

Jika kita berpikir dengan menaruh anak di rumah maka pergaulannya jadi lebih baik, kita akan menemukan fakta bahwa hal ini tidak sepenuhnya benar. Anak-anak yang homeschool pastinya punya komunitas dan tempat-tempat dimana mereka dapat bergaul, seperti tempat les dan lingkungan tempat ibadah. Pastinya mereka akan menjumpai anak-anak lain yang berbeda value dengan keluarganya. Jadi masih ada kemungkinan mereka akan belajar hal-hal yang 'tidak baik' dari teman-teman mereka di lingkungan ini. 

2. Alasan untuk memilih homeschool hanya karena biaya semata.
Kami adalah salah satu yang berpikir tentang homeschool karena melihat biaya pendidikan yang semakin meningkat tetapi kualitas karakter anak berbanding terbalik dengan biaya tersebut. Tetapi kami sadar bahwa alasan biaya bukanlah satu-satunya faktor. Lebih dari biaya, ada visi dan misi dalam mendidik anak-anak kami. Jika faktor biaya hanya menjadi alasan tunggal dari homeschool, maka saat kita bertemu sekolah dengan biaya yang terjangkau, kita jadi bingung dan mulai nyinyir gak jelas karena merasa salah pilih dan sebagainya. Kami pribadi seringkali berdiskusi dan berpikir andaikan biaya sekolah dapat dijangkau oleh kami, kami tetap memilih homeschool karena ini adalah panggilan (walau kadang ada air mata di tengah-tengahnya).  

3. Alasan untuk memilih homeschool hanya karena kita kepahitan atau tidak puas dengan sekolah.
Seperti iklan dari sekolah alam yang saya baca, jika alasan kita memilih homeschool hanya karena kepahitan dan merasa tidak ada sekolah yang tepat bagi anak-anak kita, maka buntutnya kita seakan melakukan pembuktian kepada sekeliling kita bahwa kita lebih baik dari sekolah-sekolah yang ada. Kalau ini yang terjadi, maka kita akan lelah sendiri dalam proses homeschool karena pembuktian terhadap satu hal akan mendorong pembuktian kepada hal lain. Tentunya ini menjadi tidak sehat.

4. Salah satu dari pasangan tidak sepakat.
Saat kita memilih homeschool, berarti kita membuat 'sekolah' dimana ibu adalah gurunya dan ayah adalah kepala sekolah. Dapatkah sekolah berjalan dengan baik jika guru dan kepala sekolah tidak sepakat? Oleh sebab itu, saat memilih homeschool, ayah dan Ibu harus sepakat. Jangan pilih homeschool jika hanya ibu yang ingin tetapi ayah tidak mau. Karena jika ada masalah dan si 'guru' ingin melapor ke 'kepala sekolah' tetapi kepala sekolah acuh tak acuh dan menganggap itu urusan kita, maka si 'guru' bisa jadi emosi. Atau sebaliknya, jika hanya ayah yang ingin tetapi Ibu tidak mau, maka saat ada masalah dalam proses yang ada, si Ibu akan menyalahkan ayah dan menganggap ayah yang membuat Ibu jadi susah. Oleh sebab itu, kesepaktan merupakan hal yang penting dalam menjalankan homeschool. Jika ayah dan ibu sudah sepakat, maka kedua belah pihak dapat saling menopang seiring berjalannya homeschool.

5. Kita tidak mau mengorbankan waktu.
Memilih homeschool berarti ada hal-hal baru yang harus dipelajari oleh kita. Ini berarti kita sebagai pengajar harus membuka buku dan mencari tahu hal-hal yang belum tentu kita tahu. Jika kita tidak mau mengorbankan waktu kita untuk mencari tahu dan menganggap suatu hari nanti dia pasti tahu sendiri, maka kita berarti mengabaikan hak anak untuk mendapatkan pengetahuan yang seharusnya. Memang tujuan homeschool adalah untuk menanamkan value dan karakter yang baik kepada anak, tetapi ini bukan berarti si anak tidak dibekali dengan pengetahuan yang seharusnya. Jangan sampai anak yang seharusnya kelas empat tetapi hanya mendapatkan pengetahuan yang setara kelas satu saja, kecuali memang anak tersebut berkebutuhan khusus.

Faktor apapun dapat menjadi trigger kita memilih sesuatu, salah satunya saat kita memilih homeschool. Dengan kata lain faktor-faktor diatas dapat menjadi pemicu kita berpikir tentang homeschool. Tetapi jika hanya faktor-faktor diatas yang menjadi landasan kita memilih homeschool sebagai salah satu cara anak mendapatkan pendidikan, maka saat ada masalah kita akan segera goyah. Landasan yang terpenting bagi kami dan para homeschooler adalah homeschool adalah panggilan. Jika dibandingkan dengan sekolah yang penuh dengan fasilitas, ya tentu saja berbeda. Dan tentu saja karena ini panggilan, maka kami tidak mencari approval dari orang-orang disekeliling kami. Yang kami lakukan hanyalah menjalankan apa yang menjadi panggilan kami, dan menyadari bahwa semua dapat berjalan hanya karena kasih karuniaNya.


Sumber foto: thebesthomeschoolguide.com

Selasa, 16 Mei 2017

Bereksperimen dan Bermain dengan Hydrogel



Desember lalu, kami diundang ke ulang tahun anak dari teman kami. Dan seperti biasa, namanya anak-anak ulang tahun, pasti ada goodie bag. Salah satu isi goodie bag-nya adalah crystal boll (bukan ball). Bentuknya kecil-kecil seperti beads dan dipetunjuknya disuruh direndam terlebih dahulu. Karena rasa penasaran akan benda ini, maka saya coba bertanya pada Mbah Google apakah benda ini.

Crystal boll ini sering disebut hydrogel atau banyak yang menyebutnya water beads. Water beads merupakan suatu kristal polimer yang daya serapnya terhadap air sangatlah tinggi. Bentuknya sangat kecil, bahkan lebih kecil daripada makanan ikan.  Tetapi saat direndam dengan air, polimer ini dapat menyerap air hingga besarnya sebesar kelereng. Ternyata water beads atau hydrogel ini mempunyai banyak kegunaan, antara lain:

1. Di bidang pertanian, hydrogel digunakan sebagai pengganti tanah. Bunga atau tanaman hias dapat ditanam dengan menggunakan media hydrogel. Selain itu, misalkan kita mempunyai bunga potong, kita dapat menggunakan water beads sebagai pengganti air. Cukup letakkan bunga potong tersebut dikumpulan water beads. Maka bunga tersebut tidak akan cepat layu.
2. Hydrogel atau water beads dapat digunakan untuk mengurangi udara kering jika ditempatkan di ruang ber-AC.
3. Hydrogel atau water beads juga dapat digunakan untuk aromaterapi dan pengharum mobil. 
4. Untuk aktivitas anak, ternyata banyak yang menggunakannya untuk melatih motorik si anak. Apalagi warnanya yang bermacam-macam dapat digunakan untuk mengajar anak tentang sorting, menghitung, memindahkan, dan sebagainya. 
Kiri: Hydrogel atau water beads sebelum direndam. Kanan: sesudah direndam
Bulan lalu, saat kakak sedang bosan dengan aktivitas satu tangan, saya pun mengajak kakak untuk bermain dengan beads ini. Kami hanya mengambil wadah yang agak besar dan mengisi wadah tersebut dengan air dalam suhu yang normal. Setelah itu kami meletakkan beads yang ada ke dalam wadah tersebut dan merendam selama 4 sampai 6 jam hingga beads tersebut mengembang.
Beads yang sudah mengembang 
Setelah membesar, bentuk beads ini akan seperti bola-bola jelly atau agar. Teksturnya lunak dan jika dipegang terlalu kencang, maka water beads ini akan pecah. Pertanyaan pertama adik adalah apakah ini dapat dimakan. Memang bentuknya menggoda hati untuk memakannya. Kami menggunakannya untuk membuat beberapa aktivitas. 
1. Merangkai menjadi hiasan di dalam toples. Berhubung oma mau ulang tahun, maka Duo Lynns menaruh water beads ke dalam tempat transparan dan menyusunnya secantik mungkin. Sampai sekarang hiasan ini masih berada di bawah.
hiasan karya Duo Lynns
2. Membuat refleksi dengan water beads. Kami menyorotkan senter ke arah water beads yang ada, dan ternyata refleksi cahaya di water beads jadi bagus loh.
Saat disinari dari bawah
3. Memindahkan water beads ini dari satu wadah ke wadah yang lain dengan menggunakan sendok. Hal ini berfungsi untuk melatih kesabaran anak-anak. 

Bagaimana cara merawat hydrogel atau water beads ini? Lama kelamaan pastilah bola-bola ini akan mengecil. Jika sudah mengecil, kita dapat menyemprotkan air dengan sprayer secara merata ke bola-bola ini. Airnya jangan terlalu banyak, secukupnya saja. Jangan sampai ada air yang menggenang di bagian bawah wadah. Bisa juga direndam lagi hingga bola-bola jelly ini membesar seperti yang kita inginkan dan kemudian digunakan kembali. 

Apakah mainan ini aman untuk anak-anak? Setahu saya asal tidak tertelan tentu saja aman. Hanya saja jika anak kecil yang memainkannya, sebaiknya dibawah pengawasan. Selain itu, pilihlah water beads yang aman. Biasanya water beads yang aman tidak akan luntur saat direndam dengan air. 

Selamat berkreasi dengan water beads :) 
Setelah disusun dalam toples

Kamis, 11 Mei 2017

Microphone Penghibur Lara


Anak kecil dan microphone adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Biasanya anak kecil akan norak jika bertemu microphone. Begitu juga Duo Lynns. Setiap kali menemani papa latihan, pasti mereka akan meminta izin untuk mencoba microphone yang dipegang papa. Kali ini aktivitas kami adalah membuat microphone yang dapat mereka gunakan baik saat di rumah maupun saat pergi menemani papa latihan.

Sebetulnya aktivitas ini sudah ada di daftar kami sejak tahun lalu, bahkan sebelum mamanya rajin mengetik. Tetapi ada salah satu bahan yang susah untuk didapatkan. Tidak susah-susah amat sih, tetapi mamanya bingung mau mencari kemana. Maklum, buta peta Jakarta. Ditambah lagi tempat penyimpanan aktivitas sudah beranak pinak. Jadi bingung menyimpannya. Akhirnya setelah mendapatkan, aktivitas ini tertunda karena kesibukan kami. Kali ini, untuk menghibur si kakak karena kakak hanya dapat mengerjakan aktivitas sederhana dengan tangan kirinya, kami akhirnya mengerjakan juga project ini.

Bahan-bahan yang diperlukan:
1. Botol silinder bekas CDR.
2. Satu lembar Aluminium foil.
3. Kain bekas, kami menggunakan kain bekas bungkus tahu.
4. Kain tile atau kain jaring putih.
5. Kertas origami.
6. Lem dan glue gun.
Bahan-bahan yang diperlukan
Langkah-langkahnya:
1. Bungkus botol bekas CDR dengan kertas origami. Kami menggunakan dua macam kertas, sesuai imajinasi mereka.
2. Untuk membuat kepala mic, lipat kain bekas hingga kecil.
3. Bungkus kain tersebut dengan aluminium foil dan remas hingga berbentuk agak bulat. 
4. Setelah bentuknya bulat, lapisi dengan kain tile atau kain jaring dan ikat di salah satu ujungnya.
Kiri: Kepala mic yang sudah dilapisi kain tile.
Kanan: kain bekas yang dibungkus aluminium foil.
5. Rekatkan kepala mic ke botol CDR dengan glue gun
6. Microphone siap digunakan.

Bagian yang menyenangkan bagi anak-anak adalah bagian meremas aluminium hingga bulat. Untuk kakak pun bagian ini digunakan untuk melatih kekuatan tangannnya kembali. Tentunya bagian yang memerlukan bantuan orang tua adalah bagian menempelkan glue gun. Aktivitas ini lumayan mengobati kegalauan kakak. Begitu microphone jadi, Duo Lynns sibuk bernyanyi sambil menari. 
Microphone daur ulang kami




Sabtu, 06 Mei 2017

Monthly Meeting: Bunga dan Kepekaan

Seperti sebelumnya, komunitas homeschool kami mengadakan pertemuan bulanan. Tema yang kami bahas saat itu adalah Bunga dan karakter Sensitivitas. Setiap anak diminta untuk mencari bunga dan memresentasikan bunga yang mereka sukai. Kakak memilih membahas tentang Daisy dan adik memilih membahas mengenai Carnation.
English Daisy
Bellis Perennis, atau yang lebih dikenal dengan sebutan daisy, merupakan bunga yang masih sepupuan dengan bunga matahari dan aster. Banyak yang berkata daisy berasal dari kata day's eye, karena bunga ini mekar saat siang hari. Daisy berasal dari Eropa, tetapi banyak tumbuh di daerah Amerika Utara juga. Daisy suka berkoloni. Bunga ini biasanya tumbuh saat awal musim panas, tetapi bunga daisy dapat tumbuh di musim apapun.

Jika dilihat, daisy seakan terdiri dari dua bunga yang terpisah, bunga yang bagian atas dikelilingi bunga dibagian bawah. Ada beberapa manfaat dari daisy yang kami dapatkan. Yang pertama, daun dari bunga daisy dapat dimakan. Biasanya daun ini dapat digunakan sebagai bahan lalapan salad. Selain itu, teh yang dibuat dari daisy sangat bagus untuk tenggorokan. Dan seperti pepatah mengatakan say it with flowers, daisy mempunyai arti tersendiri. Arti dari bunga daisy adalah harapan dan awal yang baru, tulus dan dapat dipercaya. Alasan kakak memilih daisy adalah karena dia mau bernyanyi lagu 'Daisy Daisy give me an answer do'. Dan memang di akhir presentasi dia menyanyikan lagu ini. 
Carnation
Carnation berasal dari kata corone atau coronation, yang artinya mahkota atau pemahkotaan, karena bunga ini biasanya digunakan saat upacara pemahkotaan di Yunani. Bunga ini berasal dari daerah Meditertania, khususnya Columbia. Carnation biasanya bermekaran pada bulan Juni. Arti dari bunga Carnation tergantung dari warna carnation tersebut. Carnation merah berarti pengaguman dan cinta yang dalam (ehm...ehm). Carnation putih berarti semoga beruntung dan cinta yang tulus. Carnation merah muda berarti kasih ibu. Sedang carnation kuning berarti kekecewaan atau penolakan (aduuhh...).

Kalau mendengar kata Carnation, terkadang saya membayangkan susu carnation. Tetapi ternyata penggunaan carnation bukanlah di dalam susu, melainkan di dalam teh. Teh yang mengandung carnation ini sangat bermanfaat untuk melepaskan stres, depresi, insomnia, dan ketidakseimbangan hormon pada wanita. Selain itu teh carnation bermanfaat juga sebagai diuretik dan untuk melegakan sesak napas. Carnation digunakan juga dalam minyak untuk pijat untuk mengatasi iritasi pada kulit dan mengurangi munculnya keriput. Sebagai bunga hias, bunga ini digunakan pada upacara pernikahan tradisi China dan saat Mother's day. Karena tidak ada lagu tentang carnation, dan adik mau menyanyikan lagu Carnation, maka adik membuat sendiri lagu mengenai carnation. 

Pertemuan kali ini diawali dengan bernyanyi dengan menggunakan bahasa isyarat atau sign language dan dilanjutkan dengan ayat hapalan. Setelah setiap anak memresentasikan bunga pilihan mereka, maka pengenalan akan karakter sensitivitas pun dimulai. Bahasa yang mudah untuk memperkenalkan sensitivitas adalah tertawa dengan orang yang tertawa, menangis dengan orang yang menangis. Anak-anak diajar untuk bersikap sesuai dengan keadaan yang ada. 
Atas: anak-anak sedang melihat video mengenai putri malu.
Bawah: Anak-anak yang sedang mendengarkan penjelasan tentang bunga dan karakter kepekaan.
Karena masih membahas tentang bunga dan kepekaan, anak-anak dilihat untuk melihat satu video tentang bunga yang sangat peka, yaitu mimosa pudica atau yang lebih dikenal dengan sebutan putri malu. Keunikan dari tanaman ini adalah daunnya akan menutup bila terkena sentuhan, tiupan angin, atau merasakan panas. Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan terbuka kembali setelah matahari terbit.
Bunga putri malu.


Mengapa tanaman putri malu menutup daunnya? Tanaman ini menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan yang ingin memakannya. Jika hewan yang tadinya ingin memakan melihat tumbuhan ini menutup, maka hewan akan berpikir tanaman ini sudah layu. Ternyata hewan herbivora suka yang fresh juga, ya =D
Bagian-bagian dari bunga
Setelah itu, mommy K menjelaskan sedikit mengenai bagian-bagian bunga seperti kepala putik (pistil), stamen (benang sari), mahkota bunga (petal) dan batang (stem). Selanjutnya adalah waktunya anak-anak melihat sendiri bagian dari bunga. Bunga yang dipilih saat itu adalah bunga kembang sepatu atau hibiscus rosa sinensis. Setiap anak mendapatkan satu kembang sepatu dan mereka diminta untuk menempel setiap bagian yang ada pada kertas. Setelah itu diatasnya digambar bunga sesuai imajinasi mereka.
Kembang Sepatu
Seperti biasa, pertemuan kami kali ini diakhiri dengan doa penutup dan acara makan bersama, bagian favorit anak-anak:) 
Aktivitas mengenai bunga