Selasa, 09 Februari 2021

Science Experiment About Self Control

Sumberfoto:wideopeneats

Karakter pengendalian diri selalu menjadi topic yang menarik saat dibahas. Mengapa? Karena walau pembahasan karakter ini sudah dilakukan berulang-ulang, tetapi karakter ini masih susah untuk dilakukan. Jangankan oleh si anak, oleh kita sebagai orang yang lebih dewasa saja masih susah.

Karena itu, saat kami diminta untuk memimpin monthly meeting dengan tema karakter pengendalian diri, kami pun menyadari bahwa hal ini harus diajarkan berulang-ulang untuk anak, dan juga orang tua. Untuk membuat pembahasan karakter ini menjadi lebih mengena, maka kami mengadakan percobaan science.

Telur yang direndam cuka

1. Transparent Egg

Di Alkitab tertulis bahwa orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya seperti kota tanpa tembok. Apa yang terjadi jika kota tidak mempunyai tembok? Maka musuh dapat dengan mudah memasuki kota tersebut. Itulah sebabnya China membuat The Great Wall, untuk melindungi negara mereka dari serangan musuh.

Untuk membuat arti dari kota tanpa tembok ini jelas, anak-anak diminta mengerjakan percobaan dengan telur. Sebetulnya kami pribadi sudah dua kali membuat percobaan ini saat anak-anak masih lebih kecil dari umurnya sekarang, yaitu transparent egg dan colorful transparent egg. Walaupun demikian, mereka sudah lupa. Jadi tidak mengapa jika diulang lagi =D

Telur yang sudah tidak berkulit

Apa arti dari percobaan ini? Telur adalah kita. Cuka adalah masalah-masalah yang membuat kita tidak dapat mengendalikan diri. Jika kita reaktif dengan masalah-masalah yang ada, maka lama kelamaan 'tembok' kita (kulit telur) runtuh. Telur tanpa kulit pasti gampang sekali dipotong, spt kota tanpa tembok yang gampang diserang musuh.

Lava Lamp

2. Lava Lamp

Percobaan ini pernah kami lakukan bersama dengan percobaan lainnya. Walaupun demikian, bagi anak-anak, percobaan ini selalu menarik.

Bahan-bahan yang diperlukan:

- Wadah transparan.

- Minyak sayur.

- Air yang sudah diberi pewarna.

- Tablet effervescent.

Langkah-langkah yang dilakukan:

1. Tuangkan minyak ke dalam wadah.

2. Tuangkan air ke dalam wadah yang sudah ada minyaknya.

3. Ajak anak-anak mengamati apa yang terjadi. Minyak secara perlahan akan naik ke atas.

4. Ambil tablet effervescent, bagi menjadi beberapa bagian. Lalu masukkan ke dalam wadah tersebut.

5. Amati bersama dan minta anak untuk menggambarkan dengan kata-kata mereka apa saja yang mereka lihat.


Minyak mengambang diatas air karena minyak lebih rendah masa jenisnya daripada air. Saat tablet dimasukkan, tablet akan tenggelam dan mulai larut di air. Karena tablet yang larut dalam air tersebut mengandung gas karbon dioksida, maka saat tablet tersebut larut, terciptalah gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung tersebut membawa air yang sudah berwarna tersebut ke permukaan. Saat udara keluar dari gelembung tersebut, yang muncul ke permukaan. Dan saat gelembung udara tersebut pop out, maka air berwarna tersebut menjadi berat lagi dan tenggelam.

Penjelasan spiritual

Aktivitas ini mengilustrasikan kepada kita bahwa kita tidak dapat mengendalikan diri kita sendiri jika tidak ada Tuhan dalam hidup kita. Air melambangkan kita dan minyak melambangkan Tuhan. Tablet effervescent melambangkan batu-batu kehidupan, hal-hal yang dapat membuat kita iritasi dan terkadang membuat kita tidak bisa mengendalikan diri. Saat Tuhan menjadi pelindung kita (karena posisi minyak diatas air), maka hal-hal yang membuat kita susah mengendalikan diri dpt diredam. Saat Tuhan ada dalam hidup kita, kita dapat mengendalikan diri dan tidak mudah meledak. Semakin sering kita membangun hubungan dengan Tuhan, semakin kita dapat mengendalikan diri kita. 

Marshmallow yang kami gunakan

3. Marshmallow

Jika dulu saat membahas karakter pengendalian diri ini anak-anak sudah membuat aktivitas marshmallow mouth, maka kali ini kami mengadakan percobaan dengan marshmallow.

Bahan-bahan yang diperlukan:

- 3 buah toples atau gelas atau botol selai transparan (atau sejenisnya)

- Marshmallow ukuran kecil

- air biasa

- air panas

- minyak sayur

Langkah-langkah:

1. Isi ketiga botol transparan tersebut masing-masing dengan air biasa, air panas, dan minyak sayur.

2. Masukkan marshmallow ke dalam masing-masing botol. Amati apa yang akan terjadi.

Marshmallow yang dimasukkan ke dalam air panas akan larut dengan cepat dibandingkan yang dimasukkan ke dalam air biasa dan minyak sayur. Mengapa bisa begitu? Karena marshmallow mengandung gula sebagai bahan utamanya. Dan gula gampang larut di air panas.

Pengendalian diri berhubungan dengan kemauan kita untuk membangun kebiasaan yang sehat. Untuk anak-anak, makanan yang manis merupakan makanan yang menarik perhatian mereka. Salah satunya adalah marshmallow. Dari kegiatan ini, karena sekarang mereka tahu bahwa marshmallow dibuat dari gula, maka mereka pun dapat mengendalikan diri untuk tidak setiap saat makan marshmallow.

Dari percobaan-percobaan ini, bukan hanya anak-anak yang mendapatkan pencerahan, tetapi juga kami para mama-mama yang mengikuti pertemuan bulanan. Memang tidak mudah bagi kami para orang tua yang mendidik anak-anak di rumah dalam urusan pengendalian diri. Kami selalu bersama anak-anak alias 24/7. Mengajar anak-anak terkadang menjadi salah satu tes pengendalian diri, apalagi kalau semua urusan di rumah dikerjakan sendiri. Namun kami tahu, kami bersama-sama belajar untuk mengendalikan diri kami. 
Peralatan yang digunakan salah satu teman kami.

Selasa, 02 Februari 2021

Science Experiment: Mengapa Kita Menangis Saat Mengupas Bawang Bombay?

Sumber foro: alodokter

Siapa yang suka ‘nangis’ saat ngupas bawang merah atau bawang bombay? Atau siapa yang suka ‘nangis’ kalau lagi memotong bawang merah atau bawang bombay? Saya sih suka ‘menangis’ kalau sedang berurusan dengan bawang-bawang tersebut dan juga daun bawang. Bahkan anak-anak yang sedang tidak memotong saja bilang matanya perih saat berada di dekat mamanya yang sedang berurusan dengan bawang. 

Kalau anak zaman dulu, cukup diceritakan kisah si bawang merah dan bawang putih saja. Si bawang merah nakal jadi kalau lagi memotong bawang merah kita jadi menangis. Tapi anak zaman sekarang pasti akan bertanya penyebabnya bukan? Kenapa harus perih matanya? Kenapa setelah matanya perih, kita jadi menangis?

Karena efek dari berurusan dengan bawang-bawang tersebut, maka kami pun melakukan eksperimen dengan bawang-bawang tersebut. Eksperimen tersebut sangat gampang.

Peralatan yang dibutuhkan adalah:

- Bawang bombay berukuran besar, bagi 2. Bagian pertama disimpan di dalam kulkas dan bagian kedua diletakkan di luar.

- Piring untuk wadah.

Kami meminta anak-anak untuk membuka lapisan-lapisan bawang bombay yang tidak diletakkan di kulkas. Mengupasnya pun dengan menggunakan tangan mereka. Awalnya mudah, namun lama kelamaan semakin susah untuk dipisahkan lapisannya. Sejalan dengan itu, anak-anak pun merasa matanya perih dan tidak lama kemudian keluar air mata dari mata mereka. 

Bawang bombay yang sudah dibuka lapisan-lapisannya.

Lalu mereka pun diminta untuk membuka lapisan-lapisan dari bawang bombay yang disimpan di kulkas. Ternyata efeknya tidak secepat bawang bombay yang tidak diletakkan di kulkas. Lalu kami pun meminta mereka untuk memotong lapisan-lapisan tersebut dengan menggunakan gunting. Tak lama kemudian mata mereka pun mengeluarkan air mata. Lalu mereka bertanya kenapa ya bisa begitu.

Bawang bombay dari kulkas yang dipotong-potong.

Ketika bawang bombay atau bawang merah diiris, sel-sel pada bawang akan pecah dan mengeluarkan enzim yang memproduksi gas yang disebut propanethial sulphoxide. Ketika gas tersebut mengenai mata, maka gas akan bereaksi dengan air mata dan memproduksi asam yang bernama sulphuric acid dalam kadar ringan. Mata kita terasa perih. Oleh syaraf yang ada, reaksi diatas disalurkan ke otak. Kemudian otak mengirimkan sinyal ke kelenjar air mata untuk menghasilkan lebih banyak cairan agar gas dan zat asam keluar dari mata. Mengapa? Karena gas tersebut dianggap benda asing. Dan mekanisme badan kita, jika ada benda asing masuk, pasti akan berusaha untuk mengeluarkannya.

Namun lebih dari sekedar penjelasan ilmiah, kegiatan ini merupakan ilustrasi dari suatu pertobatan. Setiap lapisan bawang bombay melambangkan lapisan luar dosa yang ada di hati kita. Saat mencoba membersihkan dosa di hati kita, awalnya memang terlihat mudah. Namun semakin banyak kita mencoba untuk menyelesaikan dosa kita, semakin nampak bahwa hal itu susah dan dapat membuat kita menangis. 

Untuk itulah kita memerlukan Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat membersihkan hati kita secara total. Saat kita mengakui kita tidak mampu, maka disitulah pertobatan yang sejati timbul, yaitu saat kita mengakui setiap ketidakberdayaan kita dan meminta Dia yang membersihkan hati kita.

Lalu bagaimana dengan bawang Bombay yang sudah dikulkas? Saat bawang bombay dimasukkan ke dalam kulkas, dingin dari kulkas membuat reaksi bombay saat dipotong menjadi lebih lama. Jadi, untuk ibu-ibu yang mau memotong bombay tapi tidak mau matanya perih, bisa memasukkan bawang bombay ke kulkas dulu. 

Kalau ingin menangis tetapi tidak ketahuan orang? Potong saja bawang bombay yang baru, biar seperti lagu ”I’ll do my crying when I cook” =D