Rabu, 31 Januari 2024

Bazaar Kami....


Berdasarkan pengalaman saat kami sekolah dulu, di sekolah sering sekali diadakan bazaar. Biasanya bazaar yang ada bertujuan untuk melatih si anak berjualan ataupun bisa juga untuk menggalang dana saat akan dilakukan suatu kegiatan. Namun bagi para homeschooler, apakah itu mungkin?

Ternyata mungkin loh, guys (mamak mulai tertular si kecil suka ngomong guys saat v-log). Akhir tahun lalu kami dua kali mengikuti kegiatan bazaar dari dua komunitas homeschool yang kami ikuti. Tentunya ada keseruan di setiap bazaar tersebut.

Kegiatan bazaar yang pertama bertemakan resourcefulness. Resourcefulness didefinisikan sebagai bijak dalam menggunakan sesuatu yang biasanya tidak dianggap atau akan dibuang. Dari tema besar ini anak-anak diminta untuk menyiapkan sesuatu yang Go Green and Healthy, berdasarkan apa yang bisa dilakukan oleh setiap keluarga. Hasil yang didapat akan dikumpulkan untuk kegiatan ke panti rencananya.

Suasana bazaar... sayang dokumentasi hanya sedikit. hehehe

Anak-anak pun memberi ide untuk membuat healthy granola bar. Tentunya untuk membuat ini, anak-anak pastinya bekerja sama dengan si papa. Untuk rasa sih jangan ditanya, saya yang biasa tidak suka granola bar yang dijual (Cuma menang manis aja soalnya kan) jadi suka makanan buatan papa dan anak-anak (yang tentunya lebih sehat dan penuh cinta).

Kegiatan bazaar yang kedua adalah saat kumpul akhir tahun. Tujuannya adalah melatih anak-anak untuk berjualan, menyiapkan bahan jualan sendiri, dan mulai mengkalkulasi modal dan untung. Bahkan panitia memberikan hadiah bagi booth yang paling keren.

Kami pun meminta anak-anak untuk menyiapkan semua sendiri. Kalau bazaar pertama per keluarga, bazaar kali ini beberapa anak dijadikan satu kelompok. Jadi mereka yang merencanakan mau menjual apa, mau mendekor booth mereka dengan apa, dan sebagainya.

Kelompok anak-anak yang bernama Merry Sweets ini berencana menjual paket yang berisi homemade Christmas decorations, bookmarks, roti srikaya, dan homemade gummies. Kami cukup salut dengan empat anak ini karena mereka betul-betul berusaha membuat dan menjual semuanya tanpa bantuan orang tua.

Kurang cici K yang sedang sakit, digantikan li'l K =D

Lalu apa yang dipelajari dari kegiatan bazaar ini? Mereka semakin belajar bahwa setiap rupiah yang didapatkan pastinya bukan untuk digunakan semau mereka. Dari uang yang mereka dapat, sepersepuluh menjadi bagian Tuhan,  setengah ditabung dan sisanya dibelikan barang yang mereka suka.

Pemenang dekor terkeren

Booth lain yang tidak kalah keren

Selasa, 07 November 2023

Our Short Term Project Physical Education

Bagi para homeschooler, pemilihan mata pelajaran menjadi preferensi masing-masing keluarga. Memang ada mata pelajaran yang wajib seperti bahasa, matematika, agama, dan science. Tetapi ada juga yang menjadi pelajaran pilihan, dalam arti tidak selalu ada di setiap semester.

Di rumah kami, yang menjadi pilihan adalah Physical Education atau yang biasa dikenal olahraga. Berhubung kami bukan keluarga yang suka sekali berolahraga berat, olahraga pilihan kami tidak jauh dari berenang dan atletik. Di semester ini, kami membuat short project di bidang Physical Education

101 Tennis

Dimulai dari si kecil yang suka jungkir balik, roll depan dan roll belakang dimana saja. Kami pun teringat, waktu kakak-kakaknya masih umur dua, mereka diikutkan Gymb***e. Segala hal yang berhubungan dengan motoric kasar dilatih di sini. Tujuannya sih supaya mereka tahu cara rolling yang benar.

Tetapi karena si kecil bertumbuh di masa apa-apa di rumah saja dan karena sudah tidak ada lagi Gymb***e terdekat, maka si kecil tidak ikut kelas apa-apa. Yang dia lakukan adalah mengimitasi kegiatan Lynn B yang sangat bagus motoric kasarnya. Akhirnya kami pun mencoba mencari tempat yang bisa memfasilitasi hal ini.

Setelah searching dan trial, kami pun bergabung dengan salah satu club. Menariknya, uang les bulanan anak kedua dan ketiga hanya setengah harga dari anak pertama. Apalagi biaya pendaftaran hanya goban. Dah setelah dikalkulasi, harga les per anak hitungannya murah karena ada berbagai cabang olahraga yang bisa diikuti  sebebas mereka. Mamak pun berdiskusi dengan kepala sekolah dan kepala sekolah setuju dengan short term project ini.

Ini seperti oase di tengah padang pasir untuk Lynn B. Dia yang selalu ribut mau belajar soccer pun bisa mencoba di sini. Alhasil short-term project dilakukan dengan bahagia bagi si tengah ini. Olahraga yang diambil ada futsal, tenis, basket, berenang, dan gymnastics.

Tujuan kami adalah agar anak-anak bisa mengenal bermacam cabang olahraga dengan cara yang lebih menarik. Bukan sekedar menghapalkan luas lapangan, tetapi mencoba melakukan olahraga dengan tepat dan benar. Selain itu, mereka pun belajar teamwork dalam olahraga.

Banyak orang yang tidak menyangka anak-anak merupakan homeschooler. Mereka berdua dengan cepat beradaptasi dan mempunyai teman-teman. Dalam permainan beregu pun mereka bisa bekerjasama dengan baik. Nah, siapa bilang homeschooler tidak dapat bersosialisasi kan?

Apa yang kami dapatkan di akhir short term kami? Untuk si kakak yang sangat nyeni, olahraga bukanlah sesuatu yang utama. Apalagi si kakak ini suka clumsy. Kena bola basket pun sudah berkali-kali. Tetapi saat kami memutuskan mengikutkan dia di short-term project ini, kami ingin dia dapat mengatasi ketakutan untuk rolling di bar saat gymnastic.

Saat dia masih umur enam, kakak ikut gymnastic, bahkan sempat disuruh ikut kompetisi internasional sebelum tangannya retak. Yang awalnya dia tidak takut untuk rolling di bar, karena ketemu pelatih yang tidak sabaran dan mendorong dia untuk cepat-cepat roll di bar, kakak sempat tidak berani roll di bar. Bersyukurnya di short-term project ini dia jadi belajar untuk mengatasi ketakutan dan akhirnya terbiasa lagi muter di bar. Si kakak pun diajak untuk masuk kelas advance

Untuk cabang olahraga yang lain, kakak yang memang hobi mencoba, dengan senang hati mencoba parkour, basket dan tenis. Kemampuan dia bermain basket dan tenis pun lumayan terlatih sekarang. Bahkan pelatihnya pun berkata kakak mempunyai kemampuan dalam basket dan tenis.

Bagaimana dengan futsal? Kami hanya meminta dia ikut tiga kali, supaya gak buta-buta amat dengan futsal. Di pertemuan pertama, dia langsung menyatakan this isn’t her type. Tetapi dia mencoba sampai yang ketiga.

Untuk si Tengah, Lynn B, semua kerinduan dia akan gymnastics terpenuhi. Bukan hanya di kelas biasa, tetapi adik ikut di kelas yang lebih advance. Parkour, futsal, basket, dan tenis juga diikuti oleh adik. Dari ketiga kelas tersebut, futsal masih menjadi favoritnya. 

Futsal untuk si adik.

Salah satu yang menjadi pergumulan adik adalah berenang. Adik selalu ketakutan tidak bisa bernafas di air (yang selalu kami jawab ya pasti gak bisa, kamu kan manusia dan bukan ikan). Tetapi setelah short-term ini ada kemajuan yang kami lihat.

Untuk si kecil, kami dapat melihat bahwa memang dia mempunyai motoric kasar yang sangat bagus untuk anak seusia dia. Dengan cepat dia menyerap segala yang diajarkan pelatih. Tapi tentu saja, as the youngest, suka ada drama =D

Sebagai orang tua yang memilih untuk mendidik anaknya di rumah, seringkali kita merasa dituntut untuk memenuhi sisi akademis mereka. Tetapi faktanya, bagi sebagian anak yang tidak terlalu baik dalam bidang akademis, kegiatan belajar menjadi beban. Di sini tantangan kita untuk bisa melihat potensi mereka tanpa mengabaikan memberi asupan akademis yang dibutuhkan.


Rabu, 27 September 2023

Cooking with Curt: Angel Hair Creamy Sauce

 


Memasak selalu menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi kami. Kali ini, di kegiatan Alert MD kami memasak bersama dengan Curt Anderson. Bagi sebagian orang, pasti nama ini familiar. Curt Anderson merupakan pemenang Master Chef Junior season 2. Keluarga Curt merupakan bagian dari komunitas kami. Dan dengan senang hati Curt memimpin acara masak bersama.

Sebelum memulai kegiatan masak bersama, para ayah dan anak-anak laki-laki berkumpul dulu untuk melakukan pembahasan Command of Christ. Sementara para ibu dan anak-anak perempuan berkumpul membahas karakter bulan ini, yaitu karakter orderliness. Suatu topik menarik karena dalam hal memasak, karakter orderliness sangat dibutuhkan. 

Saat ayah dan anak laki-laki berdiskusi. (kami seperti biasa tidak ada dokumentasi =D)

Orderliness atau keteraturan didefinisikan sebagai menata diri saya dan sekeliling saya untuk mencapai efisiensi yang terbesar. Atau dalam bahasa yang biasa kami pakai adalah bukan hanya menjaga kebersihan dan kerapihan, tetapi juga membuat segala sesuatu sesuai dan teratur. Tentunya keteraturan bukanlah sesuatu yang lahir secara alami. Tetapi kita dapat melihat bahwa Tuhan membuat segala sesuatu teratur.Itu berarti kita pun dapat melatih karakter ini.

Melihat langsung cara memotong yang benar.

Dalam hal memasak, maka keteraturan merupakan hal yang penting. Membersihkan dan meletakkan barang sesuai pada tempatnya juga merupakan hal yang penting. Urutan juga merupakan hal yang penting. Anak-anak pun diingatkan pentingnya mengikuti instruksi saat memasak.


Setelah selesai, maka semua anak berkumpul bersama untuk memasak. Kali ini Curt akan mengajarkan cara membuat angel hair creamy sauce. Untuk mempermudah, maka kegiatan memasak ini dibagi menjadi 4 kelompok. 


Bahan-bahan yang diperlukan per kelompok:

200 gram Angel hair pasta

100 gram jamur champignon, kupas kulitnya, cincang halus, sisakan dua potong

200 ml whipping cream

200 gram parmesan cheese

100 gram bawang Bombay, cincang halus

50 gram bawang putih, cincang halus

100 gram smoked beef, potong kecil-kecil

50 ml minyak zaitun

10 gram thyme

10 gram rosemary

1 butir telur

Garam

Lada hitam

 

Langkah-langkah untuk membuatnya:

1. Tumis bawang bombai hingga layu. Setelah layu angkat dan pisahkan ke mangkuk terpisah.

2. Tumis jamur hingga layu, angkat dan pisahkan.

3. Tumis bawang putih hingga wangi, masukkan bawang bombai dan jamur yang telah ditumis.

4. Masukkan thyme, rosemary, dan garam ke bahan yang sedang ditumis. Setelah ketiganya menyatu menjadi mushroom paste, angkat dan pisahkan.

5. Tumis smoked beef hingga wangi, lalu pisahkan.

6. Rebus pasta dalam air yang mendidih selama satu menit, lalu tiriskan. Air rebusan pasta disimpan untuk nanti membuat saos.

7. Aduk cream dan telur jadi satu dalam mangkok.

8. Letakkan pan diatas kompor. Masukkan pasta yang sudah direbus tadi dan tuangkan mangkok yang berisi telur dan cream ke dalam pasta tersebut.

9. Aduk hingga rata.

10. Masukkan smoked beef dan mushroom paste ke dalam pan yang berisi pasta. Aduk hingga rata.

11. Jika terlalu kental, boleh ditambahkan air bekas rebusan pasta.

12. Masukkan thyme, rosemary, dan garam sesuai dengan selera (lada bisa jadi optional).

13. Koreksi rasanya, jika sudah ok, boleh diangkat.

14. Saat menyajikan, bisa ditaburi keju parmesan.

Candid by Auntie MF
Memasak bersama sebetulnya bisa menjadi bonding antara orang tua dengan anak. Bahkan anak-anak pun belajar bahwa tidak harus wanita yang memasak, tetapi para pria dan anak laki-laki dapat memasak juga loh.

Saat papa-papa jadi chef

Resep yang dibagikan oleh Curt sangat enak. Anak-anak suka sekali. Hm… nanti-nanti bisa dicoba lagi ah….

Hasil yang dibuat oleh salah satu teman kami... Hasil yang kami buat, sudah keburu masuk perut