Rabu, 30 November 2022

Family Conference Pertama di Bali

Family Conference ada lagi? Yes…

Di Bali? Iya, tidak salah kok judulnya. Memang diadakan di Bali. Family Conference yang biasanya diadakan di Malaka, yang karena pandemic jadi diadakan secara online, tahun ini diadakan di Bali. Bagi kami yang sudah kangen untuk berkumpul bersama dan disegarkan kembali, tentunya sangat senang saat mengetahui hal ini.

Fathers in Action

Berbeda dari FC yang biasanya diadakan di bulan November, kali ini FC diadakan di awal Agustus. Perubahan jadwal yang secara mendadak ini dikarenakan akan ada G20 di bulan November. Tentunya susah untuk mencari tempat di Bali (Kan tidak mungkin jadi sekalian ikut G20). Selain itu, banyak anak-anak yang sudah kuliah sedang libur di bulan itu. Jadi mereka juga bisa kembali ikut FC. 

Moms in Action

Dibandingkan saat ke Malaka, perjalanan kami ke FC kali ini lebih terasa berwarna. Kami memutuskan untuk road trip. Pertama kalinya kami road trip, dan jauhnya luar biasa. Estimasi sampai di hotel tempat FC sore pun berubah jadi jam 10 malam (padahal makan selalu di mobil, tidak berhenti di resto atau tempat makan). Namun itu tidak menyurutkan semangat kami. 

Kiriman pizza di malam hari

FC kali ini bertema Continue in My Word. Dari tema besar ini di break down menjadi empat sub tema yang dibahas selama dua hari. Jika FC biasanya akan ada sesi menonton video secara bersama, kali ini tidak ada acara menonton video conference. Semua topik dibawakan oleh para senior di ATI Indonesia. Diskusi yang dilakukan pun jauh lebih menarik, karena dilakukan dari kita, oleh kita, dan untuk kita.

Our small group discussion
Pembahasan diskusi yang dilakukan secara berkeliling...Jadi gak ngantuk
Ladies Night

Bagaimana dengan anak-anak? Selama dua hari mereka juga membahas tema yang sama dengan yang dibahas oleh para orang tua. Tentunya pembahasan dilakukan dengan cara yang lebih dapat dimengerti oleh anak-anak. Ada dalam bentuk diskusi, pembahasan Alkitab, games, dan juga kebersamaan. Kakak-kakak yang sudah besar memimpin adik-adik dalam kelompok-kelompok. 

Memulai hari dengan membahas firman Tuhan
Tidak lupa olahraga juga (bagian kesukaan my active daughter)

Dan juga ada game yang seru

Karena diadakan di Bali, di tengah-tengah acara juga ada acara ke pantai bersama-sama. Di sore hari bermain bersama di pantai. Indahnya Bali adalah pantai-pantainya bukan? Apalagi menyaksikan sunset bersama-sama dengan semua.

Bersama-sama melihat matahari terbenam di Canggu.

Di hari ketiga, setelah makan pagi, kegiatan kami semua adalah presentasi dari setiap keluarga yang hadir. Setiap keluarga diminta untuk melakukan presentasi tentang apa yang akan kami mulai lakukan, apa yang tidak akan kami lakukan. 

Persiapan anak-anak sebelum presentasi hari ini.
Kakak diminta mengutarakan apa yang ia dapat selama 2 hari.  

Karena anak-anak yang usianya bervariasi, kami tidak mungkin melakukan diskusi panjang di malam kedua. Apalagi si kecil sudah tidak mungkin melakukan diskusi. Dan tercetuslah acara menari bersama dari lagu Jana. Lagu tersebut mewakili hal-hal yang ingin kami presentasikan.

Presentasi kami melalui lagu dari Jana: Wanna Do Right and Make a Difference

Sebagai homeschooler, ada dua hal yang harus diingat. Yang pertama, kami mendidik anak kami sendiri, bukan menyepi di dalam gua dan menjauhi peradaban. Oleh sebab itu, kami tidaklah dapat berjalan sendiri. Itulah sebabnya kami memerlukan yang namanya komunitas. Di dalam komunitas ini kami menjadi support system

ATI Indonesia

Yang kedua, sama seperti handphone yang perlu di-charged agar dapat menyala kembali, kamipun perlu untuk di-recharged. Family Conference menjadi salah satu wadah untuk me-recharged kami kembali dalam menjalani panggilan kami. Di sini juga anak-anak kembali belajar banyak hal sehingga mereka dapat bertumbuh sesuai dengan rencanaNya.  


Acara kebersamaan yang lain, yaitu makan-makan 

Can’t wait for the next Family Conference =)

Selasa, 08 November 2022

Lulus!!!!

Setelah si kakak mengikuti ujian penyetaraan di bulan Mei kemarin, tentunya banyak yang bertanya bagaimana kelanjutannya? Deg-degan kah? Atau biasa saja? 

Sejujurnya si kakak deg-degan takut tidak lulus. Sedangkan mamanya yakin pasti lulus, cuma paling nilainya yang tidak jelas akan berapa. Tetapi bagi homeschooler, nilai itu kan nomor sekian (selama bukan dibawah banget. Hehehe).

Di tengah menunggu hasil, anak-anak diminta untuk mengirim foto yang akan digunakan di ijazah Paket A. Adapun ketentuannya adalah foto dengan menggunakan kemeja putih dan berlatar belakang merah dengan kode 8B0000. Selain itu rambut harus ditata rapi dan telinga harus terlihat. 

Warna merahnya seperti ini ya

PR pun dimulai. Sejak pandemic, memang baju anak-anak hanya itu-itu saja. Dan semakin susah mencari baju karena tinggi badan kakak yang mulai nanggung. Tetapi sekali lagi, bersyukur karena hanya untuk foto, kakak bisa pakai baju papa. PR foto pun selesai sebelum tenggat waktu yang diharuskan.

Dan rasa deg-degan ini makin berasa oleh si kakak karena sepupunya yang juga mengikuti UPK tahun di awal Mei kemarin sudah menerima hasil test di awal Juni. Jadi rasa deg-degan ini sekarang bukan karena hasil, tetapi karena kami belum ada info kapan menerima hasilnya. Tak berapa lama kemudian. Diinfokan bahwa info kelulusan akan dikirim pada tanggal 15 Juni.

Di hari h, kakak sudah sibuk bertanya apakah sudah ada atau tidak. Ya tentu saja belum ada. Siapa yang rajin kirim email jam 6 pagi. Dan sekitar jam 11 kami mendapatkan hasilnya. Sesuai perkiraan mamanya, kakak lulus. Seperti pemberitahuan lulus atau tidak lulus di sekolah, mereka hanya mendapatkan surat keterangan lulus saja, bukan ijazah.  

Surat keterangan lulus

Lalu apa Langkah selanjutnya setelah mendapatkan keterangan lulus? Sama seperti saat kita masih SD, pasti ada cap tiga jari. Maka penantian kami berikutnya adalah menantikan kapan kami mendapat giliran untuk cap tiga jari. Untungnya saat kami road trip untuk Family Conference, kami mendapatkan info bahwa si kakak sudah bisa mengambil ijazah.

Saat mengambil ijazah, dan juga cap tiga jari, pastinya tidak dapat diwakilkan. So pasti dong, kan jarinya harus jari yang lulus. Maka kami pun menjadwalkan untuk mampir ke Salatiga dalam perjalanan pulang kami dari road trip.

Perjalanan menuju Piwulang Becik tidaklah begitu susah. Anak-anak pun bersemangat, karena mereka membayangkan akan bertemu kakak-kakak yang selama ini membantu mereka dalam Student Club. Dan seperti bayangan kami, lingkungan di sekitar PBx asri dan segar.  

Jadi mengingatkan masa-masa mama KKN di Gunung Kidul

Bagi kami sebagai homeschooler, legalitas itu penting. Kami tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan kita. Ada yang dengan yakin berpikir anaknya akan kuliah di luar negeri, tetapi akhirnya kuliah di dalam negeri. Ada yang dengan yakin anaknya tidak usah kuliah di luar negeri, tiba-tiba karena satu dan lain hal, anaknya kuliah di luar. Dengan adanya ijazah, setidaknya saat anak akan kuliah di dalam atau di luar, mereka dapat dengan mudah melanjutkan kuliah. 

Saat menunggu, si kakak diminta bermain keyboard

Selesai juga urusan kejar paket A. Dua tahun lagi baru berurusan dengan kejar paket A lagi dan tiga tahun lagi berurusan dengan kejar paket B. Mamak narik napas dulu deh.

Part of PBx