Minggu, 28 Maret 2021

Eksperimen: Rotary Boat Sederhana

Rotary Boat

Apa sih serunya kalau belajar Science alias IPA? Ya tentunya buat percobaan. Tapi...sejak adanya bayi kicik di rumah, acara main percobaan jadi berkurang jauh. Maklum, mamak repot dengan urusan rumah, bayi, dan menjadi sapi perah.

Bulan lalu, di komunitas kami sedang membahas topik robotik. Lalu setiap keluarga diminta untuk melakukan percobaan untuk membuat Rotary Boat. Mau tidak mau, mamak suhu turun gunung untuk membuat percobaan =D

Berdasarkan juknis yang diberikan Auntie PIC, kami membutuhkan bahan-bahan berikut:

- 2 Gabus berukuran 10 x 20 cm (tebal min 1.5cm)

- 5 batang stik es krim

- 1 buah karet gelang

- Glue gun

- Lem Fox

- Double tape

- Cutter

Sayangnya setelah berkeliling ke mall terdekat, kami tidak mendapatkan gabus. Akhirnya kami pun berpikir, tentunya gabus ini dapat diganti dengan sesuatu yang mempunyai massa jenis lebih rendah dari air sehingga dapat mengapung. Untungnya para Auntie PIC pun mengizinkan untuk berkreasi sesuai dengan kondisi masing-masing.

Kami pun memodifikasi Rotary Boat tersebut dengan bahan-bahan yang ada di berikut:

- 1 buah Botol yang ditutup

- 2 sumpit

- 5 buah karet gelang

- 1 sendok obat dua sisi

Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut.

1. Kedua sumpit diletakkan di sisi kanan dan kiri botol, kemudian diikat dengan karet. Agar lebih kuat, bisa menggunakan 4 karet: 2 di bagian atas dan 2 di bagian bawah.

2. Kaitkan 1 karet lagi di bagian bawah dan letakkan sendok diantara karet ini.

3. Letakkan botol ini di atas air. Lalu putar-putar sendok diantara karet, kemudian lepaskan. 

Rotary boat sederhana kami

Apa yang terjadi? Botol akan bergerak seiring sendok yang berputar. Bergerak kemana? Tergantung arah putaran sendok. Jika sendok diputar ke depan, maka botol akan bergerak ke belakang. Jika sendok diputar ke belakang, maka sendok akan berputar ke depan.

Apa saja sih yang kami pelajari? Yang pertama, tentang konsep mengapung. Setiap benda yang mempunyai massa jenis lebih ringan dari air akan mengapung di atas permukaan air.

Yang kedua, perpindahan dari energi potensial menjadi energi kinetik. Energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam benda yang tidak bergerak. Energi kinetik adalah energi yang terdapat pada benda yang bergerak. Saat botol tidak bergerak, botol itu menyimpan energi potensial. Tetapi saat botol itu bergerak, energi potensial berubah menjadi energi kinetik.

Yang ketiga, kami belajar hukum aksi reaksi. Setiap tindakan akan mempunyai reaksi. Aksi dari memutar sendok ke belakang akan menghasilkan reaksi botol yang bergerak ke depan. Sedangkan aksi dari memutar sendok ke depan akan menghasilkan reaksi botol yang bergerak ke belakang.

Percobaan sederhana ini cukup seru. Walau bentuk kapal kami tidak agak kurang keren, tetapi anak-anak senang memainkannya. Percobaan kami nampaknya harus diakhiri karena si bayi sibuk mau memegang botol yang ada =D

Beberapa rotary boat yang dibuat teman-teman

 

Kamis, 25 Maret 2021

Monthly Meeting: Wise Waste Kids

3R

Bercocok tanam merupakan salah satu kegiatan yang sering dilihat anak-anak di rumah. Eits, jangan salah sangka dulu. Bukan mamanya yang senang bercocok tanam, melainkan si opa. Dari mulai bercocok tanam biasa, buat kompos, pakai kulit telur, (hoax atau bukan hoax), semua dicoba opa. Maklum, pandemic, jadi gak ada kerjaan.

Awal tahun ini, kami bersama-sama dengan komunitas kami membahas mengenai cara bijak mengelola sampah. Sampah adalah sisa dari suatu produk yang tidak digunakan kembali. Sampah ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan dapat terurai. Contohnya adalah sampah bekas makanan, sayur dan buah-buahan yang busuk, daun, dan sejenisnya. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit dan bahkan tidak dapat diuraikan kembali. Contohnya adalah plastik, kaleng bekas, batu batre bekas, dan sejenisnya.

Sampah organik. Sumber foto: kedungpoh

Nah, sampah yang ada tentunya berdampak bagi bumi kita ini. Ada 3R yang dapat kita lakukan untuk membuat bumi ini tidak ‘keberatan’ dengan sampah kita. 3R ini bukan tentang ukuran foto ya. 3R itu adalah Reduce, Reuse, dan Recycle.

Reduce berarti mengurangi sampah dengan cara memaksimalkan penggunaan barang. Misalkan saat belanja, kita membawa kantong sendiri. Dengan demikian kantong yang kita bawa bisa digunakan kembali untuk pembelanjaan berikutnya.

Reuse berarti memanfaatkan barang bekas yang ada untuk digunakan kembali. Misalkan kotak susu yang dipotong dan dijadikan pot. Bisa juga kaleng yang digunakan sebagai tempat pensil.

Kamera, Salah satu hasil reuse yang dibuat anak-anak.

Recycle berarti mendaur ulang sampah yang ada. Daur ulang ini membutuhkan teknologi yang cukup tinggi. Tapi daur ulang dapat dilakukan juga dengan mengubah sampah-sampah anorganik ini menjadi kerajinan tangan, seperti yang ada di Bank Sampah.

Tidak menyangka kan ini dari kertas

Dari penjelasan-penjelasan para Auntie PIC bulan Januari, anak-anak diingatkan untuk menjadi bijak, seperti tema karakter bulan Januari. Anak-anak diingatkan untuk bijak dalam menggunakan barang, bijak dalam membeli barang. Mereka juga diingatkan untuk bijak dalam mengelola sampah yang ada.

5 Jenis sampah. Sumber foto: kadin lingkungan hidup

bersambung ke Menanam Benih


Eksperimen Science: Menanam Kacang Merah

Di akhir pertemuan monthly meeting kemarin, anak-anak diberi project untuk menanam benih. Anak-anak menyiapkan benih kacang merah untuk ditanam. Saat anak-anak masih kecil, kami memang pernah menanam dengan media kapas. Maklum, mamanya tidak suka main dengan tanah. Kali ini kami diminta untuk menanam dengan media tanah. 

Kami diminta menyiapkan:

- tanah

- pot atau wadah untuk menanam sebanyak 2 buah

- plastik

- benih untuk ditanam (kami menggunakan kacang merah)

Berhubung kami memang suka memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar kami, maka kami memilih menggunakan kotak susu UHT sebagai pot kami. Opa pun menyuruh kami membolongi bagian bawahnya.

Bahan-bahan yang akan kami gunakan

Ada dua wadah yang disiapkan. Wadah pertama diisi dengan tanah dan benih kacang. Wadah yang kedua diisi dengan tanah yang bercampur dengan sampah plastik dan benih kacang. Sampah plastik ini diletakkan di antara tanah juga. Setelah itu anak-anak diminta untuk mengamati kedua wadah tersebut. 

Day 0
Day 1

Apa hasil dari pengamatan anak-anak? Ternyata menanam di tanah tidak secepat saat kami menanam dengan media kapas. Kalau kata opa sih tanahnya terlalu padat. Maklum, anak-anak niat pakai banget untuk mengisi tanahnya.

Day 3
Day 7

Benih yang ditanam di tanah yang tidak ada sampahnya lebih cepat bertumbuh dibanding yang ditanam di tanah yang ada sampah plastiknya. Kami menghubungkan percobaan ini dengan kondisi hati kami. 

Tanah melambangkan hati kami. Jika hati kita masih menyimpan ‘sampah’, maka tindakan kita pun tidak akan bisa maksimal. Kalau istilah kami: ’nothing good comes from bitterness’. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga hati kami, karena dari hati itulah terpancar kehidupan.

Jumat, 05 Maret 2021

Our First Online Family Conference

Abide in Me

Sudah hampir setahun covid melanda Indonesia. Bahkan jika kita melihat secara keseluruhan, covid ini sudah berlangsung lebih dari setahun. Kelembaman virus ini untuk meninggalkan muka bumi membuat banyak rencana yang berubah. Termasuk Family Conference 2020.

Biasanya di bulan November, komunitas ATII SEA (South East Asia) berkumpul di Malaka untuk mengikuti Family Conference. Namun karena covid masih enggan pergi, maka kumpul di Malaka pun tidak mungkin terealisasikan. Family Conference yang biasa diadakan di sana pun diselenggarakan secara online.

Online Family Conference kali ini bertema Abide in Me. Ya, ditengah situasi yang tidak menentu, urusan anak-anak dan homeschool yang juga menyita waktu kita, seringkali kita sibuk dengan hal yang lain. Tetapi tema Abide in Me ini mengingatkan kami bahwa apapun yang terjadi, jika kami tinggal di dalamNya, maka Ia yang memegang kendali dalam hidup kami dan keluarga kami.

Karena online, tentu saja banyak terjadi perubahan-perubahan. FC yang biasanya diadakan 3 hari (4 hari untuk keluarga yang baru pertama kali mengikuti) dipersingkat menjadi 2 hari, yaitu Jumat malam dan Sabtu pagi hingga siang. Kalau anak-anak bilangnya sih jadi 1 hari kalau dipadatkan. Karena waktu yang singkat tersebut, maka jika biasanya di Malaka ada sesi dimana kami melihat video bersama-sama, kali ini urusan menonton video diserahkan kepada masing-masing keluarga.

Saat kami melakukan zoom bersama, kami bersama-sama mendengarkan sharing yang dibagikan oleh tiga pembicara. Ketiga pembicara tersebut adalah Thomas Teh dari Singapore, Tim Levendusky dari USA, dan Elcid Basri dari Indonesia. Ketiga narasumber membawakan topik-topik yang saling berkesinambungan dan sungguh memberkati kami.

Dimulai dari pentingnya untuk kita berdiam di dalamNya
Lalu dilanjutkan dengan bagaimana menjaga diri kita untuk tetap berdiam di dalamNya
Diakhiri dengan sesi mengenai Abiding-in-Christ Parenting

Bagaimana dengan kegiatan anak-anak? Yang biasanya anak-anak bisa ada kegiatan outdoor, kali ini semuanya indoor. Yang biasanya anak-anak melakukan kegiatan terpisah, orang tua conference dan anak-anak dengan kegiatan mereka, kali ini semua kegiatan dilakukan bersama-sama dalam keluarga. Tentu saja ada sesi khusus untuk anak-anak. Jadi saat sesi khusus ini, ayah dan anak laki-laki akan mengikuti Alert dan ibu serta anak perempuan mengikuti Renew.

Gratefulness helps love grow
Gratefulness Jar

Saat mengikuti Renew, anak-anak dipimpin oleh salah satu keluarga dari Australia. Setelah membahas suatu topik dalam kelompok besar, mereka pun dibagi menjadi beberapa kelompok. Walau secara online, Duo Lynns sungguh semangat mengikutinya. 

Duo Lynns dengan aktivitasnya
Lagu yang menjadi favorit kami

Walau semua berjalan dengan baik, namun tetap ada yang kurang bagi kami. Bagaimanapun juga, kami merindukan suasana Family Conference yang seperti sebelumnya. Harapan kami Family Conference 2021 dapat dilaksanakan di Malaka lagi.