Kamis, 07 April 2016

Homeschooling untuk Anak 3 tahun

Banyak yang bertanya kepada saya apa sih yang dapat dilakukan saat memulai homeschooling untuk anak yang berumur 3 tahun. Bahkan ada beberapa orang tua yang mengajarkan anaknya membaca pada umur tersebut. Lalu, sebaiknya apa sih yang dilakukan untuk anak umur 3 tahun?

Menurut saya, masa-masa balita adalah masa anak-anak ini menikmati waktu untuk bermain. Lalu apa hanya bermain saja? Tentu tidak. Pasti ada banyak yang dapat diajarkan saat anak berumur 3 tahun. Tetapi proses pengajaran seperti apakah yang sesuai?
Saat si kakak berumur 3 tahun, saya mulai memperkenalkan materi tentang karakter. Mengapa? Bagi saya dan suami, sedini mungkin anak dikenalkan nilai-nilai yang harus dimiliki, bahkan sebelum 3 tahun pun sudah diperkenalkan. Bagi kami, urutan yang harus dimiliki adalah iman, kebajikan, dan pengetahuan. Dengan kata  lain, pengenalan akan Tuhan adalah yang utama. Setelah itu karakter mengikuti. Baru setelahnya pengetahuan. Tidak ada gunanya jika seorang anak berpengetahuan atau berkemampuan, tetapi tidak mempunyai dasar iman dan tidak mempunyai karakter dan manner yang baik. Logikanya, jika seseorang berkarakter yang baik, maka ia akan mempunyai manner yang baik. (Ada amin saudara-saudara?)

1. Character story
Berdasarkan prinsip diatas, saya mengenalkan character story dari Christ Centered Curriculum. Ada 10 cerita karakter yang disampaikan di sini, tetapi selama 4 bulan saya hanya menceritakan 4 cerita karakter yaitu generosity (murah hati), flexibility (fleksibel), loyalty (loyalitas), dan orderliness (teratur). Satu cerita diceritakan selama satu minggu full (toh anaknya gak bosan).
Setelah itu saya mix dengan cerita karakter lainnya. Salah satu sumbernya adalah buku 12 sikap dasar batita. Buku ini bilingual, sehingga bisa digunakan untuk si anak nantinya belajar membaca bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 

Character Story CCC

12 Sikap Baik Batita

2. Bahasa
Berbeda dengan bahasa Indonesia, saat belajar bahasa Inggris, pembelajaran dimulai dari yang namanya phonics. Kalau hewan kan punya suara masing, seperti anjing suaranya guk guk, kucing meong, dan sebagainya. Nah, setiap huruf juga punya suara masing-masing dan huruf-huruf tertentu mempunyai lebih dari satu suara. Awalnya bingung juga, wong dulu pas belajar bahasa Inggris di sekolah langsung belajar baca one two three. Sekarang belajar suaranya dulu. Mungkin ada yang berpikir kok gaya-gayaan pakai kurikulum bule. Sejujurnya kalau ada kurikulum di Indonesia yang bisa memfasilitasi homeschooling sih kami mau, tetapi setelah melihat sana sini, kurikulum yang sesuai dengan maunya kami, kurikulum berbasis agama, maka kami memilih bahan ini. Jadinya bukan cuma anak yang belajar, tetapi mamanya juga belajar. Tetapi tetap anak-anak akan belajar bahasa Indonesia (maunya mamanya juga belajar bahasa Jawa), karena kami cinta bahasa Indonesia. Untuk permulaan memang belajar bahasa Inggris dulu, dengan pertimbangan aturan dalam belajar bahasa Inggris lebih banyak. Asal anak-anak mengerti yang Inggris, maka pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih cepat (wong bahasa ibunya bahasa Indonesia). Dan memang terbukti, saat si kakak lancar membaca bahasa Inggris, tanpa diajari pun bisa membaca bahasa Indonesia (walau ada beberapa yang harus dibetulkan dan logatnya rada bule). Oya, pembelajaran phonics ini dilakukan dalam bentuk lagu, anaknya happy mamanya juga happy.

3. Math
Untuk angka, si kakak diminta untuk bernyanyi dari nol sampai seratus. Ini juga dilakukan dengan lagu, dan yang menciptakan lagu tersebut adalah si kakak sendiri. Saya membuat flash card angka 1- 20, tulisan angka tersebut, dan dot. Tugas si kakak adalah mencocokan antara ketiganya. Lalu si kakak belajar pola/pattern (dari pola 2, pola 3, dan pola 4) dan perbandingan (besar kecil). Semuanya dilakukan dengan bermain dan aktivitas menempel. Setelah si kakak menguasai materi ini, barulah masuk ke tracing angka 0 sampai 100 dan menulis angka tersebut sendiri.

4. Pengetahuan dasar
Dibanding memaksa anak untuk membaca diusia 3 tahun, saya lebih senang untuk membacakan cerita atau memperkenalkan berbagai hal pada anak-anak. Apalagi saat mulai belajar, si adik baru 15 bulan. Dan karena saya tidak mau memberikan gadget untuk membuat si adik diam saat kakak belajar, maka saya sebisa mungkin membuat aktivitas atau pembelajaran yang bisa diikuti oleh adik. Saya menggunakan Times Giant Books of 4000 words untuk pengenalan akan banyak hal. Dan bersyukurnya, teman saya, yang sudah seperti kakak saya dan juga homeschooler, tanpa angin tanpa hujan (apalagi geledek) meminjamkan satu set buku cerita Poldy yang dapat digunakan untuk bahan pembelajaran pre-school. Efek dari sering dibacakan cerita ataupun membuka buku bergambar adalah si kakak bisa membaca tanpa harus diajar. Dia jadi penasaran untuk membaca dan mengingat kata dalam bahasa Inggris. Selain itu membuka wawasan si anak.
Times giants book of 4000 words
Poldy set
 5. Motorik 
Motorik terbagi dua, yaitu kasar dan halus. Untuk melatih motorik kasar, seminggu sekali kami melakukan permainan yang bersifat fisik. Sekaligus olahraga gitu loh. Anak-anak akan berjalan di alur yang sudah disediakan, berjalan zig zag, berjalan melompati beberapa kotak, berjalan dengan satu kaki, meloncat, melompat, balancing, jalan jongkok, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk bahasan motorik halus dan cara menstimulasinya akan dijelaskan secara terpisah.  

6. Tema bulanan
Saya senang membuat tema tiap bulan, sebagai selingan yang menarik untuk anak. Temanya pun sangat sederhana, dan dicari yang tidak menyusahkan mamanya, seperti keluarga, kehidupan bawah laut, panca indera, in the jungle, music instruments, dan lain-lain. Dengan adanya tema bulanan ini, saya pun lebih mudah mencari aktivitas yang sesuai.

7. Seni dan permainan
Ada dua hari yang kami khususkan untuk berkenalan dengan seni dan berhubungan dengan komputer. Saat hari seni, anak-anak belajar mengenal ketukan, bergerak mengikuti lagu, dan sebagainya. Sebetulnya ini adalah kegiatan yang setiap saat mereka lakukan (dari bayi, mereka terbiasa dengan musik dan langsung kayak cacing kena garam bergerak mengikuti irama. Tetapi saya sengaja memasukkan ke dalam bagian pelajaran, supaya lebih fun dan membuat mamanya bernapas di tengah rutinitas rumah dan homeschool. 
Hari permainan dengan komputer, tepatnya laptop, biasanya hari Sabtu. Saya akan membuka situs edukasi tertentu, yang free tentunya. Waktunya juga tidak lama, maksimal 1 jam (kalau kelamaan kuota internet bisa habis :-D) 

Lalu banyak yang bertanya, sekali belajar itu berapa lama? Saat anak-anak berusia 3 tahun, mereka hanya belajar sekitar 10 sampai 30 menit. Kan kerjaannya cuma cerita, nyanyi dan bermain tok. Plus satu hari cuma pengetahuan dasar dan satu materi pilihan. Misal Senin itu hari untuk prakarya, Selasa hari untuk bermain dengan matematika sederhana,  Rabu hari untuk Olahraga, Kamis hari untuk  prakarya, Jumat hari untuk seni dan bermain, Sabtu hari untuk komputer. Sebentar kan? Jadi siapa bilang homeschooling buat sakit kepala :-D

Kesimpulannya, goal saya untuk anak 3 tahun adalah membuat anak tersebut mempunyai dasar iman, karakter, manner, pengetahuan dasar (huruf, angka, posisi, pola, perbandingan, dan sebagainya) dan melatih motorik anak, baik kasar maupun halus. Anak tidak diajarkan membaca terlebih dahulu, tetapi anak belajar mengenal pola kata secara otodidak. Hal ini mengembangkan rasa keingintahuan dan mengembangkan pola pikir si anak. Dan tentunya setiap anak tidaklah sama. Kita sebagai orang tuanya tentu lebih tahu apa yang sesuai dengan anak kita. Seperti si kakak yang lebih menikmati melatih motorik halus dan si adik yang lebih cepat dalam hal yang berhubungan dengan motorik kasar. Bukan berarti yang satu kurang dari yang lain, tetapi masing-masing ada kelebihannya masing-masing. 




See also:

5 komentar:

  1. Karena banyak yang bertanya secara pribadi darimana mendapatkan buku-buku tersebut,maka saya akan mencoba menjawab di sini. Buku-buku karakter bisa didapatkan di toko buku seperti Imanuel, BPK Gunung Mulia. Sedang buku 4000 kata saya dapatkan saat saya sedang berjalan-jalan ke Singapore (dengan tiket murah lagi tentunya, karena belum musim liburan). HTH

    BalasHapus
  2. Halo kak, saya mau tanya untuk penggunaan buku Times giants book of 4000 words kan isinya menggunakan bahasa inggris, nah ketika kita membaca atau menjelaskan kepada anak apakah tetap menggunakan bahasa inggris atau bahasa indonesia atau keduanya? Anak saya baru berusia 3 th. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi...salam kenal ya:)
      Kami menggunakan bahasa Inggris saat membaca kata-kata yang ada di buku yang berbahasa Inggris. Alasannya sih sederhana, karena anak merekam apa yang dia lihat. Jadi kalau tulisannya bahasa Inggris lalu kita membacakan setelah diterjemahkan, maka konteksnya tidak nyambung. Tetapi jika kami menjelaskannya, tanpa membaca, terkadang kami menjelaskan dalam bahasa Indonesia.
      Semoga membantu. Salam untuk si kecil ya :)

      Hapus
  3. Hallo mbak makasih sharing nya . Bermanfaaat sekali hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi,salam kenal.
      Senang sekali kalau artikel ini bermanfaat :)

      Hapus