Selasa, 23 Agustus 2016

Resep Homemade Finger Paint

Finger painting by mom.

Anak-anak senang sekali namanya bermain dengan cat. Walau si kakak anaknya gelian dan bolak-balik mencuci tangan, mereka tetap bersemangat bermain dengan cat. Seringkali saat bermain dengan cat, mereka menuangkan apa yang ada di pikiran mereka. Dan biasanya imajinasi anak-anak itu sesuatu yang tidak pernah kita pikirkan. Hehehe.

Dalam rangka menyediakan bahan finger painting yang murah meriah dan aman untuk anak-anak, maka saya mencoba membuat sendiri cat untuk finger painting. Apalagi saat kakak bermain cat pertama kali, si adik usianya baru 1 tahun. Jadi, lagi umur-umurnya semua masuk mulut. Resep yang pertama kali saya coba adalah resep dengan tepung tapioka. Hasilnya sih ok, cuma terlalu seperti bubur jenang. Kakak tidak begitu suka karena terlalu lengket. 

Setelah itu saya mencoba membeli cat untuk finger painting. Ceritanya penasaran dengan tekstur cat untuk finger painting. Ternyata bahan untuk finger painting berbeda dengan bahan untuk cat air. Bahan untuk finger painting memang lebih kenyal, sehingga terkadang kalau digunakan berlebih, akan menggumpal. Dan hampir semua cat yang khusus untuk finger painting dirancanng non toxic, sehingga lumayan mahal. Anak-anak suka menggunakannya. 
Cat untuk finger painting yang kami beli pertama kali.
Berhubung catnya sudah makin menipis, maka saya mencoba mencari resep berikutnya. Saya menemukan versi yang menggunakan tepung maizena atau tepung jagung. Kakak lebih suka main dengan cat yang baru ini. Menurut dia tidak terlalu lengket. Dua resep yang saya coba tersebut harus dimasak, dan biasanya menggunakan gula supaya mengkilat hasilnya. Saya malas kalau menggunakan gula, takut mengundang semut. 


Dengan tepung tapioka, dimasak (tepung : air = 1 : 3)
- 1 cup tepung tapioka
- 3 cup air
- 1 sdm minyak sayur untuk membuat mengkilat.
- Pewarna makanan.

Langkah-langkah:
1. Campur tepung tapioka dan air dalam panci kecil, aduk hingga rata. Setelah itu masukkan minyak dan aduk.
2. Masak dengan api kecil, sambil aduk perlahan, hingga mengental.

3. Bagi adonan tadi ke dalam beberapa wadah, kemudian teteskan pewarna makanan yang diinginkan. Aduk sampai rata.
4. Tunggu hingga dingin dan setelah itu dapat digunakan.
Kiri: Bahan dengan tepung kanji. Kanan: dengan tepung maizena.

Dengan tepung maizena, dimasak (tepung : air = 1 : 4)
- 1/2 cup tepung maizena.
- 2 cup air

- 1/2 sdt garam.
- Pewarna makanan.


Langkah-langkah: 
1. Campur tepung maizena, garam dan air dalam panci kecil, aduk hingga rata. 
2. Masak dengan api kecil, sambil aduk perlahan, hingga mengental.
3. Bagi adonan tadi ke dalam beberapa wadah, kemudian teteskan pewarna makanan yang diinginkan. Aduk sampai rata.
4. Tunggu hingga dingin dan setelah itu dapat digunakan.
Dengan menggunakan tepung maizena.

Saya mencoba mencari resep yang tidak usah dimasak, biar tidak repot dan anak-anak bisa membuat sendiri. Akhirnya saya mencobanya juga, dan kali ini menggunakan tepung terigu. 

Dengan tepung terigu, tanpa dimasak (tepung : air = 1 : 1)
- 1 cup tepung terigu

- 1 cup air dingin (boleh matang jika si kecil masih hobi memasukkan apa-apa ke mulut)

- Pewarna makanan.

Langkah-langkah:
1. Campurkan bahan-bahan yang ada dan aduk hingga rata.
2. Bagi adonan yang sudah diaduk ke dalam beberapa wadah, kemudian teteskan pewarna makanan yang diinginkan. 
3. Cat siap digunakan.
Cat dengan tepung terigu, tanpa dimasak.
Apa sih perbedaan ketiganya? Dari kelengketan cat, yang dengan tepung kanji sangat lengket. Yang tidak begitu lengket yang dengan tepung terigu. Kakak paling suka cat yang dibuat dengan tepung terigu. 
Handprint dinosaurus dengan tepung terigu. Kakak membuat sendiri dengan imajinasinya,termasuk pohon dan rumput.
Atas: Setelah kering. Bawah: Sebelum kering.
Tetapi saat kering, yang dengan tepung terigu seperti ada bagian yang berbentuk butiran-butiran. Dan saat dikeringkan, kertas yang dipakai akan keriting. Dan untuk yang catnya tebal, catnya seakan bisa crack, bisa patah-patah hasilnya. Kalau yang dengan tepung jagung dan tepung tapioka hasilnya tidak akan seperti bisa crack dan tidak sekeriting yang pakai tepung terigu. (Sayangnya karya yang menggunakan tepung tapioka tidak dibawa saat kami pindah). Sehingga untuk hasil, kami lebih menyukai yang dengan tepung jagung.
Karya kakak: Ulat, kepiting, kupu-kupu, dinosaurus sedang makan, kupu-kupu, castle.
Ketiga bahan tersebut aman jika tertelan, makanya saya lebih tenang saat digunakan oleh anak-anak. Mana yang lebih oke? Tergantung selera masing-masing :) Selamat mencoba, ya moms.
Karya adik. Searah jarum jam: kepiting dua warna (beracun loh), ulat, kupu-kupu, castle, mainan tangan yang dimiliki dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar