Sabtu, 09 Juni 2018

Security: My Worry Hat


Apakah ada dari mama-mama semua yang anaknya terkadang gloomy saat bangun tidur? Saya ada, yaitu adik. Kadang-kadang adik bangun dengan cranky dan ada aja yang dia rewelin. Entah ini karena sindrom anak kedua atau entah karena salah bantal, tetapi hal ini kadang membuat pagi hari kami jadi agak panas.

Kami merasa hal ini karena terlalu banyak hal yang dia kuatirkan. Maklum, sebagian orang (bukan orang tuanya) kadang suka membandingkan dia dengan kakaknya. Jadi ada banyak hal yang membuat dia merasa kuatir dan juga tidak secure. Dan pas di bulan April kemarin, kami membahas karakter security atau aman.

Security atau aman didefinisikan sebagai dengan membangun hidup dengan hal-hal yang tidak dapat dihancurkan atau direnggut. Maksudnya adalah jika kita membangun hidup kita dengan hal-hal yang tidak tergoyahkan, niscaya kita akan merasa aman. Hal-hal yang tidak tergoyahkan ini tentunya bukan bersumber pada hal-hal yang dapat habis atau benda yang terlihat di depan mata, tetapi bersumber pada sesuatu yang bersifat kekal. Saat kita tahu Tuhan yang berdaulat atas hidup kita, maka kita akan merasa aman di dalamNya.

Untuk menyampaikan hal ini kepada anak-anak, pastilah tidak semudah yang kita bayangkan. Akan ada rasa kuatir atau cemas yang akan muncul walaupun mereka sudah tahu Tuhan mengasihi mereka dan mereka aman di dalam lindunganNya. Hal ini wajar, karena bukan hanya anak-anak, tetapi kita sebagai orang dewasa sering merasa tidak aman, baik karena masa lalu kita, ketakutan-ketakutan kita, dan juga kekuatiran-kekuatiran kita. Bahkan segala hal itu akan muncul saat kita hendak tidur. Dan akibatnya bangun pagi pun dimulai dengan rewel.

Untuk membuat anak-anak melepaskan kekuatiran mereka, kami pun mengadakan aktivitas 'worry hat' setiap malam sebelum kami tidur. Worry hat merupakan kegiatan menggunakan topi sebelum tidur dengan tujuan agar anak melepaskan segala rasa kuatir mereka, dengan harapan saat mereka bangun, mereka bangun dengan tenang dan tidak cranky. Tentunya bukan topi ini yang melepaskan ketakutan mereka, tetapi kegiatan ini menjadi simbol mereka melepaskan kekuatiran mereka sebelum mereka tidur.

Jadi biasanya setelah kami melakukan saat teduh keluarga dan doa sebelum tidur, saya membuatkan topi dari kain. Kemudian topi ini diletakkan diatas kepala anak-anak. Lalu biasanya saya mengatakan 'letakkan semua hal yang membuat kalian kuatir, kalian takut ke topi ini.' Lalu saya menghitung sampai sepuluh, sesudah itu saya kebaskan topi dari kain tersebut sambil bernyanyi
'Tuhan angkat worry-ku (cranky-ku) dan buang ke laut, byur
Buang ke laut, byur
Buang ke laut'
Dan ajaibnya, aktivitas ini cukup berhasil membuat anak-anak, terutama adik, bangun dengan senyum. Ya setidaknya, cranky-nya diundur agak siangan. Bahkan saat dia mau memulai rewel di pagi hari, saat diingatkan bahwa semua kuatir kan dibuang ke laut, adik pun tidak jadi rewel.

Adik sempat bertanya jika worry dibuang ke laut, bagaimana Nanti kalau laut penuh dengan worry kita. Hmm... Kan lautan kasih Tuhan. Kasih Tuhan mengalahkan segala kekuatiran yang ada dan mengubahnya menjadi sukacita :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar