Rabu, 30 Mei 2018

Percobaan Keberanian: Menghancurkan Ketakutan


Karakter boldness menjadi bahasan kami di bulan Maret kemarin. Namun aktivitas mengenai karakter ini baru sempat dituangkan dalam tulisan. Boldness atau keberanian didefinisikan sebagai suatu keyakinan bahwa apapun yang saya katakan atau lakukan itu benar, tepat, dan adil di mata Tuhan. Kita berani karena kita tahu apa yang kita lakukan memang benar. Jadi boldness bukan hanya berani saja, tetapi berani yang berdasarkan pada kebenaranNya.

Saat memelajari karakter ini, kami pun membahas juga lawan dari berani, yaitu takut. Dalam hidup ini banyak hal yang terkadang membuat kita takut. Kali ini, aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan bagaimana membuang rasa takut. Percobaan kali ini harus didampingi orang dewasa karena menggunakan larutan aseton.

Bahan-bahan yang diperlukan:
1. Styrofoam 
2. Spidol
3. Wadah keramik atau kaca (jangan menggunakan wadah plastik, kertas, ataupun wadah styrofoam).
4. Aseton (dapat menggunakan penghilang kutex).
Perlengkapan yang diperlukan
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 
1. Gunting styrofoam tersebut menjadi beberapa bagian.
2. Diatas styrofoam yang sudah digunting tadi, tulislah hal-hal yang menjadi ketakutan kita. Bisa saja takut kalau gelap, atau takut kalau sendirian, atau ketakutan apapun. Styrofoam ini melambangkan setiap hal yang menjadi ketakutan kita.
Ketakutan anak-anak.
3. Isilah wadah dengan sedikit cairan aseton. Aseton ini melambangkan Firman Tuhan yang diisi ke dalam hati kita. 
4. Larutkan Styrofoam yang sudah ditulis tadi. Styrofoam tersebut akan langsung larut ke dalam aseton tersebut.
Aseton melarutkan styrofoam.
Secara science, styrofoam mengandung banyak molekul kecil yang disebut monostyrene yang bergabung menjadi satu. Sedangkan aseton mengandung unsur yang dapat mematahkan ikatan di dalam styrofoam. Tidak heran saat styrofoam dimasukkan ke dalam larutan aseton, styrofoam tersebut langsung larut.

Refleksi dari eksperimen kali ini adalah jika hati kita diisi firman Tuhan, maka saat ketakutan itu datang, kebenaran firman Tuhan yang mematahkan rasa takut tersebut. Nah permasalahannya, bagaimana kita dapat mematahkan rasa takut jika hati kita tidak diisi firman Tuhan? Itulah sebabnya penting sekali sejak dini untuk mengisi anak-anak ini dengan kebenaran firman Tuhan, karena kebenaranNya tidak akan membawa orang dalam kehancuran. Dan itu tentu saja membutuhkan peran orang tua.

Aktivitas ini pun mengingatkan saya untuk tidak memegang rasa takut. Namanya orang tua, banyak hal yang menjadi ketakutan. Dari urusan rumah, pekerjaan, pelajaran anak, masa depan anak, dan sebagainya. Apalagi melihat hal-hal yang belakangan terjadi. Kita hanya perlu tenang dan tahu ada Tuhan yang memegang kendali atas hidup kita.
Be still and know that I am God (Psalm 46 : 10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar