Pembuatan kue ini awalnya karena
terjadi kesalahan stock tepung beras di rumah. Waktu itu, setiap bulan puasa
saya membuat bubur sumsum dan biji salak untuk dibawa saat acara buka puasa
bersama dengan keluarga saya (Ya, keluarga kami cukup dapat mewakili prinsip
bhineka tunggal ika di Indonesia ).
Tiba-tiba opa semangat membeli tepung beras sebanyak 2kg. Jreng-jreng. . . .
Mau diapakan ya? Si papa tidak pernah membuat kue dari tepung beras. Akhirnya
saya googling, mencari kue yang dapat dibuat dengan tepung beras.
Tidak banyak orang yang tahu kalau tepung beras merupakan
salah satu pengganti tepung terigu bagi orang-orang yang alergi gluten. Saya
pun mencoba membuat kue ini dan ternyata disukai anak-anak dan oma opa. Walau kami tidak ada yang alergi gluten, namun tidak ada salahnya membuat kue yang sehat ini. Selain gluten free, kue ini tidak menggunakan ragi, atau pengembang lainnya.
Kue ini sering sekali kami buat karena termasuk kesukaan anak-anak. Minggu lalu, adik bilang mau buat banana Cake lagi. Pas kebetulan ada pisang ambon yang sudah sangat matang. Kami pun membuat kembali.
Kue ini sering sekali kami buat karena termasuk kesukaan anak-anak. Minggu lalu, adik bilang mau buat banana Cake lagi. Pas kebetulan ada pisang ambon yang sudah sangat matang. Kami pun membuat kembali.
Bahan:
150 gr tepung beras, ayak
terlebih dahulu
100 gr gula jawa
20 gr gula pasir
75 ml minyak goreng
3 butir telur ayam
2 buah (200 gr) pisang matang, haluskan dengan blender (kalau malas, pake
alat penghalus kentang)
1/4 sdt vanili bubuk
sedikit garam
Cara Membuat
1. Panaskan dandang terlebih dahulu dengan
tutup dibungkus pake kain serbet.
2. Kocok telur, gula, garam dan vanili hingga
lembut dan mengembang.
3. Masukkan tepung beras sedikit demi sedikit
bergantian dengan minyak goreng dan pisang. Aduk rata dengan spatula.
4. Lakukan sampai semua habis dan tercampur
rata.
5. Tuang ke dalam cetakan yang sudah dioles
margarin.(bisa juga dengan menggunakan kertas minyak untuk melapisi)
6. Kukus sampai matang.
Kali ini kakak yang memegang mixer, sementara saya mengawasi dia. Lumayan
lama juga kakak memegang mixer tersebut, latihan supaya terbiasa. Biasanya saya mengukus sekitar 30 menit dan setelah itu mencoba
menusuk kue tersebut dengan tusuk gigi. Jika tidak ada yang menempel pada tusuk
gigi, berarti matang.
Tips membuat kue ini adalah carilah pisang yang sudah matang sekali
sehingga wangi pisang lebih keluar. Yang kami suka adalah rasa gula jawa yang
bercampur dengan pisang, hmmm. . . .enak sekali loh. Kalau punya loyang persegi
sebetulnya lebih bagus lagi penampilannya. Sayangnya loyang persegi saya tidak
muat ke dalam kukusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar