Rabu, 11 Oktober 2017

Papercraft di Galeri Indonesia Kaya

Tidak banyak yang tahu bahwa di Grand Indonesia ada suatu ruangan yang disebut Galeri Indonesia Kaya (GIK). Selama ini kami hanya mengetahui alun-alun Indonesia, tempat menjual pernak-pernik kerajinan anak bangsa. Salah satu teman sempat menghubungi pihak GIK dan pihak GIK mengatakan jika yang berkunjung minimal 15 anak, maka mereka akan mengadakan workshop bagi anak-anak. Dengan semangat kami pun mengumpulkan keluarga-keluarga homeschool yang berminat untuk mengikuti kegiatan ini. Singkat kata, acara pengumpulan pun berhasil. Kali ini bersama dengan teman-teman homeschool lainnya, dari berbagai pelosok di Jakarta, kami beramai-rama mengunjungi GIK. 

Galeri Indonesia Kaya berada di West Mall lantai 8, satu lantai dengan CGV. GIK merupakan ruang edutainment budaya persembahan Bakti Budaya Djarum Foundation. Saat datang, kami mengira akan melihat banyak benda-benda yang menunjukkan budaya Indonesia. Namun ternyata sebagian besar display, seperti alat musik tradisional, mainan tradisional, baju adat, dan semua informasi lainnya, dikemas secara digital dan interaktif.

Kami disambut oleh putra-putri Indonesia dalam pakaian daerah dari tiap-tiap daerah, namun secara digital. Kakak sibuk mencari yang mana Jawa Tengah. Sedangkan adik, karena sempat manortor di pentas baletnya, sibuk menunggu sampai Ucok dan Butet muncul di layar. Setelah itu kami melangkah menuju area video mapping. Area ini berisi bentuk wayang kulit dengan tokoh-tokoh dalam Mahabarata, baik Pandawa maupun Kurawa. Siapa yang seru kali ini? Bukan anaknya, tetapi mamanya (mamanya penggemar cerita Mahabarata).
Putra-putri Indonesia dengan baju adat daerah yang menyambut kami
Video Mapping mengenai Pandawa dan Kurawa
Masuk lebih dalam lagi, kami dihadapkan dengan banyaknya monitor touch screen. Yang pertama adalah Melodi Alunan Daerah. Monitor ini menampilkan gambar alat musik tradisional Indonesia. Anak-anak pun seru dengan acara menyentuh, membuat aransemen sendiri dan mendengarkan bunyinya. Di sebelah Melodi Alunan Daerah, terdapat monitor touch screen yang berjudul Kaca Pintar Indonesia. Di sini terdapat kumpulan objek budaya di seluruh nusantara, mulai dari pariwisata, kuliner, kesenian, dan tradisi. Saat disentuh, muncullah papeda, makanan khas orang Maluku yang terbuat dari sagu. Di sebelah Kaca Pintar Indonesia terdapat Jelajah Indonesia. Jika tadi kita mengenal Indonesia dari segi budaya, maka monitor yang satu ini membahas seluk beluk budaya Indonesia dari banyak sisi, seperti dari sisi geografis, kebiasaan, dan asal usul. 
Searah jarum jam dari kiri atas: Pakaian adat interaktif, Jelajah Indonesia,
Melodi Alunan Daerah dan Kaca Pintar Indonesia.
Setelah puas melihat segala hal yang berhubungan dengan kekayaan Indonesia melalui monitor, anak-anak diperkenalkan dengan tokoh-tokoh perwayangan. Cara memperkenalkannya pun cukup menarik, melalui media interaktif mengenai pakaian yang dipakai mereka. Anak-anak bergerak maju dan mundur untuk menyesuaikan kostum dengan badan mereka. Agak susah memang karena badan mereka kecil, namun mereka tetap berusaha agar pas di badan mereka. 

Sementara sebagian anak mengantri, sebagian anak lagi menikmati virtual reality di Selasar Santai. Di sini terdapat beberapa tablet yang bebas dipakai, dan juga sofa, lumayan mama-mamanya dapat mengamati anak-anak sambil duduk manis. Beberapa anak-anak yang sudah besar mencoba permainan interaktif di Jelajah Indonesia. 

Akhirnya kegiatan yang dinanti anak-anak tiba juga. Kami diajak memasuki auditorium untuk memulai acara papercraft. Auditorium ini memang tidak begitu luas, tapi dapat menampung 150 orang. Auditorium ini sering digunakan untuk tontonan budaya, mulai dari senin panggung, musik, pemutaran film, diskusi budaya, seminar dan workshop. Itu semuanya gratis. Kali ini pihak GIK memberikan workshop tentang pembuatan ondel-ondel dari kertas.
Papercraft Ondel-Ondel Betawi
Ondel-ondel merupakan boneka besar yang tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah +80 cm. Boneka ini biasanya dibuat dari anyaman bambu yang ditutupi baju yang besar. Biasanya ondel-ondel laki-laki mempunyai muka berwarna merah sedangkan ondel-ondel perempuan mukanya warna putih. Ondel-ondel merupakan ciri khas Jakarta, yang biasanya ada pada peresmian-peresmian. Kendati demikian, kita dapat menjumpai ondel-ondel di pinggir jalan, yang sedang ngamen.
Kakak dan adik dengan ondel-ondel perempuan 
Acara workshop ini dipimpin oleh tim dari paper-replika.com. Tim dari paper replika menjelaskan sedikit bahwa kali ini anak-anak akan diajak membuat replika dari kertas. Kalau biasanya anak-anak mengenal origami, yaitu seni melipat kertas, kali ini anak-anak akan diajak melakukan kirigami. Kirigami (kiru artinya memotong, gami artinya kertas) merupakan kegiatan menggunting dan membuat benda, baik 2D maupun 3D. Apa manfaat membuat kirigami? Membuat kirigami dapat melatih motorik anak dan juga kesabaran anak. Kesabaran orang tua juga dilatih loh. Orang tua dilatih untuk sabar menunggu si anak menyelesaikan pekerjaannya dan tidak menyelesaikan pekerjaan anaknya =D.
Sebagian anak-anak yang mau difoto =D
Setelah selesai workshop, anak-anak mendapatkan goodie bag dari pihak GIK. Anak-anak keluar dari auditorium dengan wajah bahagia karena dapat tentengan. Di bagian akhir di GIK terapat kerajinan-kerajinan yang dapat dibeli. Tetapi yang menarik perhatian kami adalah buku besar dengan tulisan honocoroko dan artinya dalam bahasa Jawa. Tulisannya adalah seperti ini.
ngelmu iku kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangekese durangkara. 
Ini merupakan bahasa Jawa yang halus. Saya bertanya ke teman-teman yang lumayan jago bahasa Jawa. Ada dua arti yang dapat menggambarkan kalimat diatas. Jika diterjemahkan, artinya kurang lebih seperti ini: "Ilmu itu hanya dapat dicapai dengan laku, dimulai dengan niat yang teguh, arti kas menjadikan sentosa. Iman yang teguh untuk dapat mengatasi segala godaan rintangan kejahatan". Terjemahan berikutnya yang saya dapatkan adalah: "Untuk dapat memahami ilmu harus dengan cara, cara penyampaiannya dengan cara yang khas, artinya khas berusaha keras memperkokoh karakter, kokohnya budi (karakter) akan menjauhkan diri dari watak angkara".
Buku besar dengan tulisan Jawa
Bagi kami, kalimat yang penuh dengan hikmat tersebut berarti tanpa adanya iman dan karakter, maka ilmu yang didapat bisa disalahgunakan. Itulah sebabnya iman dan karakter harus mendahului pengetahuan bukan?
Kerajinan-kerajinan yang dapat dibeli 
Kami pun berpisah dengan setiap homeschooler lainnya. Apa saja yang kami dapat? Selain workshop, kami mendapatkan pengalaman berkumpul dengan para homeschooler lainnya.
Isi goodie bag yang didapatkan anak-anak.
Galeri Indonesia Kaya
http://www.indonesiakaya.com
Grand Indonesia, West Mall lantai 8
Telepon: 021-23580701
Jam buka: 10.00 - 22.00

Ondel-Ondel yang kami buat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar