Jumat, 10 Januari 2020

New Year, New Season, and New Family Member...


Happy New Year everyone...
Setelah absen lama tidak menulis, akhirnya di awal tahun ini ada juga artikel yang bisa dipublikasikan. Padahal ada buanyak cerita yang ingin didokumentasikan di blog ini. Tapi apa daya si mama tak ada waktu menulis. 

Kenapa bisa begitu? Karena di akhir Oktober kemarin keluarga kami kedatangan tamu kecil yang menambah keceriaan keluarga kami. Ya, ada Baby Lynns yang membuat keluarga kami semakin ramai. 

Banyak yang tidak menyangka kami akan mempunyai bayi lagi karena perbedaan usia dengan si kakak lebih dari enam tahun. Hampir semua bertanya kepada kami memang kebobolan atau direncanakan? Namanya juga KB alias Keluarga Berencana. Jadi ya tentu saja direncanakan. Bahkan banyak yang bertanya kapan hamilnya kok tahu-tahu sudah lahir (padahal perut saya pun membesar bapak ibu). Ya hamilnya 40 minggu sebelumnya =D

Bagaimana dengan kegiatan homeschool kami? Kan kehadiran bayi menambah kesibukan. Betul, dengan adanya bayi, otomatis rutin yang sudah ada sedikit berubah. Kami pun berpikir asal sudah diatur, pasti bisa jalan. 

Sejak hamil, kami menyiasati dengan mengejar materi-materi pelajaran supaya saat lahiran, anak-anak bisa mengerjakan latihan soal dari workbook yang dibeli di BBW. Sementara saya pastinya fokus dengan bayi dan manajemen asi (karena saya selalu over supply). Setiap hal sudah direncanakan dan didoakan tentunya. 

Namun saat Baby Lynns sudah lahir, banyak hal yang diluar prediksi kami. Kedua kakak sangat senang dengan kehadiran adik baru. Karena over excited, mereka sampai lupa semua hal. Mereka ingin main, dan saat si bayi tidur, adik mulai merajuk mau ini mau itu sehingga mama pun mulai sakit kepala. 
Akibat over excited sampai ketiduran saat di rumkit. 
Ditambah lagi masalah manajemen asi. Ternyata mengurus rumah, anak-anak dan urusan kerjaan membuat mamanya lelah. Karena kelelahan dan si bayi sudah sleep through the night alias tidak minta susu tengah malam, saya sering ketiduran sehingga jam memerah asi pun mundur. Akibatnya sempat meriang gembira karena over laktasi. 

Semua hal yang campur aduk ini membuat saya pun mudah emosi. Saya pun sadar tidak baik begini terus. Lalu bagaimana cara menyiasatinya? Setelah berdiskusi dengan papa sebagai kepala sekolah, kami pun mengambil keputusan yang cukup mencengangkan banyak orang, yaitu kelas kembali dimulai =D

Kelas dimulai dengan sedikit modifikasi. Saat si bayi tidak tidur, kedua kakak boleh menjadi asisten mama untuk membantu ini itu (yang terkadang membuat jadi lebih repot). Tetapi saat si bayi tidur, mereka harus kembali berkutat dengan worksheet dan bacaan mereka. Walaupun kelas berjalan dengan pelan, saya pun mencuri waktu mengajar setelah urusan rumah dan bayi, tetapi titik terang mulai terlihat. Karena ada kerjaan, kakak dan adik ada kesibukan lain selain main dengan si bayi. Dan saya pun harus belajar untuk lebih fleksibel dengan setiap jadwal pelajaran yang saya buat. 
The real Baby Alive =D
Kami pun berusaha melibatkan mereka agar mereka tidak merasa diabaikan setelah si bayi lahir. Terkadang mereka pergi bertiga dengan papa untuk Dad n Daughters Day. Bersyukurnya saya karena papa pun selalu dengan senang hati membantu urusan rumah dan mengurus si bayi. 
Papa, juru kamera kesayangan Duo Lynns
Oya, ada satu cerita unik tentang kehadiran bayi ini. Saat di perut, si bayi ini suka akrobat, berputar sana dan berputar sini. Bahkan di minggu ke-34 pun dia masih sungsang walaupun mamanya sudah melakukan knee chest alias bersujud dr sejak 6 bulan. Puji Tuhan di minggu ke-36 posisi sudah sempurna sehingga memungkinkan untuk lahir secara spontan (walaupun harus dengan induksi yang buanyak). 

Setiap hari si bayi kami bacakan Alkitab. Mendekati kelahiran, kami infokan bahwa posisinya harus menghadap ke belakang (anterior), jangan main dengan tali pusat (karena sudah kelilit tali pusat di badan dan di leher berkali-kali). Tapi karena saya takut tali pusatnya keluar duluan yang dapat mengakibatkan bayi tidak ada oksigen saat lahir, saya pun berpesan tali pusatnya boleh dipegang tapi jangan terlalu kencang.

Saat lahir, Baby Lynns keluar dengan menghadap ke belakang dan tanpa lilitan tali pusat di leher. Dan di tangan kanannya dia memegang tali pusat. Dokter yang membantu persalinan pun sampai berkata bahwa baru pertama kali ada bayi yang saat lahir berputarnya cepat sekali dan sambil memegang tali pusat. Seperti sang juara yang mengangkat piala namun ini tali pusat. Dengan kata lain, Baby Lynns mendengar perkataan kami saat ia masih di dalam kandungan. Jadi para orang tua dan calon orang tua, bayi pun mendengar sejak dari kandungan. Perkatakanlah hal yang baik bagi si bayi karena mereka dapat mendengarkan perkataan kita. 

Kami percaya setiap anak adalah masterpiece-nya Tuhan. Dan suatu kehormatan jika kita dipercaya untuk menghadirkan masterpiece itu ke dunia. Oleh sebab itu adalah tanggung jawab kita untuk memuridkan mereka. Bagi kami, salah satunya lewat homeschool ini (walau kadang kami sering konslet juga). 

Perjalanan homeschool kami akan semakin seru dengan hadirnya si kecil. Namun kami yakin semua akan berjalan baik. Bukan karena kami orang tua yang hebat, tetapi karena Tuhan yang memanggil kami, maka Ia yang akan memampukan kami. Jadi untuk para orang tua yang sedang bergumul dengan bayi dan rutin homeschool, jangan takut. Selalu ada kasih karunia tersendiri untuk kita. 

Kalau ditanya berarti setelah ini bakal ada bayi lagi, kan belum ada anak laki-laki, jawaban kami tiga anak sudah cukup. Kami tidak mengejar anak laki-laki. Kan nanti dapat anak laki-laki saat mantu =D

Our new family picture.
And yes, our daughters are so precious.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar