Sabtu, 28 Maret 2020

Character: Cautiousness Snake n Ladder


Bulan Maret ini Indonesia dikejutkan dengan berita adanya beberapa orang yang terkena virus corona. Dampak dari virus ini, pemerintah pun meminta kita untuk melakukan social distancing, yang artinya sebisa mungkin kita tetap berada di rumah tanpa harus keluar-keluar. Akibat dari kebijakan ini, maka monthly meeting yang harusnya diadakan di bulan ini diundur.

Walaupun demikian, setiap keluarga yang ada di komunitas kami diharapkan tetap melakukan pembahasan mengenai karakter bulan ini. Bulan ini kami membahas cautiousness. Cautiousness atau berhati-hati adalah mengetahui seberapa pentingnya waktu yang tepat dalam mencapai tindakan yang tepat. Atau dalam bahasa sederhananya adalah memberikan waktu untuk berpikir agar setiap keputusan atau setiap tindakan yang diambil adalah tepat. Lawan kata cautiousness adalah rashness. Rashness atau terburu-buru didefinisikan sebagai melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa dan kurang pertimbangan.

Karakter ini sangat penting, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk kita orang dewasa. Seringkali kita melihat orang melakukan sesuatu dengan tidak tepat, lalu orang lain akan berkata “kan maksud dan niatnya baik”. Memang segala sesuatu yang niatnya baik itu baik, namun jika dilakukan pada waktu yang tepat, maka hasilnya juga akan lebih baik.

Sebagai contoh, misalkan kakak kita sedang bermain  bola, lalu tiba-tiba bola tersebut jatuh. Membantu kakak mengambil bola merupakan tindakan yang baik, bukan? Namun jika kita mengambil bola tersebut tanpa melihat kiri kanan dan kita lari menabrak anak kecil, apakah itu baik? Oleh sebab itu, sebelum mengambil bola, kita harus melihat ke kiri dan ke kanan agar tidak membahayakan orang lain dan juga kita.

Saat membahas cautiousness, kami memperkecil pembahasan kepada lima hal yang dapat dilakukan anak-anak sebagai langkah nyata saat membahas cautiousness. Lima hal tersebut adalah:
1. Saya akan berpikir sebelum saya bertindak
2. Saya akan mempertimbangkan kata-kata saya sebelum saya berkata-kata.
3. Saya akan mengikuti peraturan yang ada (safety rules).
4. Saya akan meminta izin terlebih dahulu.
5. Saya akan waspada terhadap bahaya.

Agar kelima hal ini lebih mudah dipahami oleh anak-anak, maka kami pun menggunakan permainan Cautiousness Snake and Ladder. Tujuan dari permainan ini adalah membuat anak-anak menyadari keuntungan dari bersikap hati-hati dan konsekuensi dari bersikap terburu-buru. Sama seperti bermain ular tangga, jika bertemu tangga maka naik dan jika bertemu ular maka turun, maka saat anak-anak mendarat di tindakan yang menunjukkan sikap kehati-hatian, maka mereka akan naik tangga. Namun jika mereka mendarat di tindakan yang diambil dengan terburu-buru, maka mereka akan turun.

Dalam pembuatannya, kami menyediakan lima ’kasus’ yang berhati-hati dan lima ’kasus’ yang menunjukkan tindakan rashness atau terburu-buru. Kasus-kasus tersebut dapat dibuat sendiri, berdasarkan keadaan yang kita ingin anak-anak berhati-hati. Kami membuatnya sebagai berikut.

5 keadaan berhati-hati:
- A stranger offered to give you some food, you quickly went away. 
- You asked permission before you played with your friends. 
- You obeyed your parents to stay at home
- You used seatbelt when you were in the car. 
- You washed your hand before and after eating. 

5 keadaan tidak berhati-hati:
- You ran down the hallway with a sharp pencil. 
- You didn't asked permission from your parents before you went to your neighbors.
- You ran across the road without looking both ways. 
- You didn't wash your hands after going outside the house. 
- You didn't clean the floor after you spilled the water. 
                                                
Walaupun permainan ular tangga ini sepertinya jadul, ternyata bagi anak-anak akan lebih menarik. Apalagi dimainkan bersama-sama. Lumayan, menambah permainan yang dapat dimainkan selama harus di rumah saja.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar