Jumat, 26 Agustus 2022

Culture Day: Mengenal Mexico (Part 2)

Masih lanjutan dari cerita sebelumnya, bagaimana dengan tradisi mereka? Mexico memang mempunyai banyak tradisi yang menarik. Yang sering digunakan di Indonesia adalah piñatas. Piñata adalah kertas terstruktur berwarna cerah yang dibuat untuk menahan permen, cemilan kecil-kecil dan barang lain di dalamnya. Nah, kertas yang terstruktur ini aslinya berbentuk bintang, tetapi bisa juga berbentuk hewan. Piñata biasanya ada saat ulang tahun atau perayaan. Piñata akan digantung dan anak yang berulang tahun akan ditutup matanya dan memegang tongkat. Tongkat ini akan diayunkan ke piñata sampai piñata ini pecah di salah satu bagian, dan isi dari piñata ini jatuh ke lantai.

Pinata untuk ulang tahun

Yang menarik dari piñata, ternyata tradisi ini tidak lepas dari perayaan Los Posadas. Los Posadas biasanya diadakan di Desember dan bertujuan untuk memperingati perjalanan Maria dan Yusuf menuju Betlehem. Pada tahun 1586 para biarawan Augustinian di Acolman menerima otorisasi dari Paus Sixtus V untuk mengadakan apa yang disebut "misas de aguinaldo"  (misa khusus yang diadakan sebelum Natal) yang sekarang dikenal Los Posadas. Pada misa-misa yang diadakan pada hari-hari menjelang Natal inilah para biarawan memperkenalkan piñata. Mereka menggunakan piñata untuk membantu mereka memperkenalkan prinsip-prinsip Kekristenan.

Piñata asli berbentuk seperti bintang dengan tujuh titik. Titik-titik ini mewakili tujuh dosa mematikan (nafsu, kerakusan, keserakahan, kemalasan, murka, iri hati dan kesombongan) dan warna-warna cerah dari piñata melambangkan godaan untuk jatuh ke dalam dosa-dosa ini. Penutup mata melambangkan iman dan tongkat adalah virtue atau keinginan untuk mengalahkan dosa. Permen dan barang-barang lainnya di dalam piñata adalah kekayaan surga, yang akan diterima setiap orang yang mampu mengatasi dosa. Seluruh latihan dimaksudkan untuk mengajarkan bahwa dengan iman dan virtue (kebajikan) seseorang dapat mengatasi dosa. Dan saat itu semua selesai, ada reward yang menanti. Dalam juga ya artinya. 

Pinata dalam Los Posadas. Sumber foto: Tripsavy

Tradisi ketiga yang banyak diketahui orang adalah Charreria. Charreria merupakan olahraga berkuda di Mexico yang mirip seperti rodeo di Amerika. Jadi bukan sekedar menaiki kuda, si peserta harus menunjukkan kemampuan mereka menggiring kuda-kuda dan bahkan di tahap lebih lanjut berurusan dengan banteng juga. Sejak tahun 1933, Charreria ini menjadi salah satu olahraga nasional di Mexico. Beberapa kompetisi terunik ini diadakan di Plaza Mexico, yang berkapasitas 48,000 orang. 

Charreria

Saat anak-anak mencari semua info-info diatas, mama bertugas menyiapkan bahan-bahan makanan. Berbicara tentang makanan Mexico, tidaklah lepas dari rempah-rempah dan juga cabe-cabe yang terkenal seperti cabe habaneiro, jalapeno, dan cabe-cabe lainnya. Hal ini wajar karena Mexico juga negara tropis. Dan olahan makanan mereka, kebanyakan merupakan olahan dari jagung. Salah dua yang kami akan buat adalah taco dan nachos.

Berbicara tentang dua makanan ini, pasti yang terbayang adalah Taco Bell. Salah satu fastfood di Amerika yang sekarang ada di Indonesia (dan jadi makanan wah di sini) memang sudah kembali buka. Taco merupakan makanan khas Mexico berupa kulit tortilla yang berisi sayuran, daging, dan saus khas Mexico. Tortilla sendiri adalah roti bundar (torta) pipih tanpa ragi yang terbuat dari jagung giling atau gandum. Saat kami membuat, kami membeli hard shell taco yang berbentuk U.  

Sedangkan nachos sendiri adalah keripik tortilla yang disiram dengan saos keju. Akan lebih enak jika diberi taburan sesuai selera. Katanya sih enak jika diberi taburan jalapeno. Tapi karena itu pedas, maka kami memberikan taburan tomat potong.Untuk cara membuatnya, silakan klik link berikut ya

disfrute de su comida yang artinya selamat makan

Anak-anak tentunya sangat menikmati acara membuat makanan ini bersama-sama. Tentunya saat makannya jauh lebih nikmat lagi, karena sambil mendengarkan lagu Dance of the Cucumber oleh Veggietales, yang sedang pakai sombrero hat

Bob and Larry in Dance of the Cucumber

Bagi kami yang memang semua serba buat sendiri, antara irit atau pedit, kegiatan-kegiatan seperti ini sangat kami sukai. Yang biasanya kami membuat Japanese Day, Korean Day, atau Italian Day, kami mencoba sesuatu yang berbeda dengan Mexican Day.Dan yang lebih serunya, kedekatan antara anggota keluarga, baik lewat omelan ataupun gurauan, lebih terasa. Nantikan Culture Day kami berikutnya ya :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar