Jumat, 18 November 2016

Mengenalkan Tumbuhan pada Anak-Anak

Eksperimen dengan kacang merah. Lebih lama dibanding dengan kacang hijau.
Daunnya pun lebih kasar dibanding daun kacang hijau.
Dua bulan lalu, kakak baru saja membahas tentang tumbuh-tumbuhan. Apa saja sih yang dipelajari anak kelas satu SD mengenai tumbuh-tumbuhan? Namanya juga masih pengenalan, jadi pengenalannya pun sederhana stekali. Di materi pelajaran kakak, anak-anak belajar mengenai bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Sebetulnya hal ini sudah didapatkannya saat membaca 4000 words book, tetapi kali ini anak-anak melihat sendiri setiap bagian tumbuhan dengan cara yang sederhana.

Ada dua eksperimen yang kami lakukan. Yang pertama adalah eksperimen dengan kacang hijau dan yang kedua adalah eksperimen dengan seledri yang sudah hampir layu.

1. Kacang Hijau
Tujuan dari eksperimen ini adalah mengenalkan anak dengan bagian-bagian tumbuhan. Saya rasa waktu kita SD eksperimen ini sudah sering dilakukan, tetapi seingat saya, saya melakukan eksperimen ini saat saya kelas tiga atau empat.

Bahan-bahan yang diperlukan:
- Kacang hijau kering sebanyak 15 butir.
- Wadah transparan (saya menggunakan gelas air mineral) sebanyak 2
- Kapas secukupnya

Caranya adalah sebagai berikut.
- Rendam 15 butir kacang hijau kering tersebut semalaman.
- Keesokan harinya, letakkan kapas hingga menutupi alas gelas. Lakukan di kedua wadah.
- Isi wadah pertama dengan air hingga kapas terendam. Dan isi wadah yang kedua dengan sedikit air, yang penting kapas basah saja. Beri tanda ya supaya tidak tertukar.
- Tiriskan kacang hijau yang sudah direndam semalaman. Tanyakan kepada anak apakah ada perbedaan antara kacang hijau yang belum direndam dan yang sudah direndam.
- Letakkan 5 butir kacang hijau di setiap wadah. Tentunya masih sisa 5 kan? Nah, yang 5 ini saya letakkan di piring kecil yang tidak diberi apa-apa.
- Berilah air di wadah (yang satu asal basah dan yang satu sampai terendam) setiap hari.
- Lakukan pengamatan selama beberapa hari.

Kami mengamati selama beberapa hari dan anak-anak dengan semangat mengisi air di gelas tersebut, tentunya diiringi dengan kepanikan mamanya (adik mau mengisi air langsung dari keran). Yah, namanya juga proses. Apa saja yang terjadi?

Kacang hijau yang diletakkan di piring dalam hitungan 30 menit sudah menciut dan ukurannya menjadi sama dengan kacang hijau yang tidak direndam air. Sedangkan kacang hijau yang diletakkan di dalam wadah ukurannya tetap sama.
Atas: day 0, sebelah kiri adalah yang air sedikit dan sebelah kanan yang airnya banyak.
Bawah: day 1, sebelah kiri baru keluar sedikit, sebelah kanan sudah agak tinggi.
Kacang hijau yang diletakkan dalam wadah yang kapasnya terendam air lebih cepat bertumbuh dibanding kacang hijau yang diletakkan dalam wadah yang kapasnya hanya basah biasa saja.
Atas: day 2, yang diberi air sedikit baru mulai bertumbuh.
Bawah: day 3, yang diberi air lebih banyak tumbuh hampir 2 kali dari yang diberi air sedikit.
Pada hari keempat, kami memindahkan gelas-gelas ini ke tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Tujuannya untuk mengetahui apakah mereka akan bertumbuh sesuai arah yang seharusnya ataukah akan mencari sinar matahari. Dalam satu jam saja, arah tanaman yang awalnya ke kiri menjadi agak ke tengah. Tentu saja anak-anak norak dan mereka dengan cepat mengambil kesimpulan bahwa tanamannya mau Mr.Sun =))
Atas: day 4, tanaman sudah mulai tinggi.
Bawah kiri: day 5, saat tanaman diletakkan ke sisi yang tidak ada cahaya.
Bawah kanan: day 5, dalam 1 jam, arah tanaman menjadi lurus.
Atas: day 5, dalam 2 jam tanaman sudah ke arah kanan.
Bawah: day 6, tanaman sudah memanjang menuju cahaya matahari
Kami mencoba menyimpulkan eksperimen kami, dan saat mengamati hari demi hari, tiba-tiba saya mendapat pencerahan dari eksperimen ini. Kami mencoba membahasnya dengan bahasa yang mudah bagi anak-anak.
1. Untuk membuat tanaman ini bertumbuh, diperlukan 'makanan' yaitu air. Demikian juga saat kita ingin roh kita bertumbuh, diperlukan 'makanan rohani' yaitu firman Tuhan. Makanan ini akan membuat kita bertumbuh semakin baik.
2. Fungsi akar adalah untuk mencari 'makanan'. Saat kami melihat bagian bawahnya, akarnya panjang dan melingkar (karena wadahnya). Dan untuk mencabut tanaman ini tentu saja susah, karena akarnya begitu kuat. Saat kami mencoba mencabut, yang ada kapas yang basah tersebut ikut terangkat. Demikian juga kita, jika 'akar' kita begitu dalam, maka kita tidak akan mudah tercabut dari sumber makanan tersebut.
3. Fungsi batang adalah mengalirkan air menuju daun dan daun akan 'memasak' air tersebut.
4. Karena daun akan memasak makanan, sama seperti kita memasak makanan di kompor yang ada apinya (panas), maka daun butuh panas. Dari mana panas tersebut didapatkan? Dari cahaya matahari.
5. Karena daun membutuhkan cahaya matahari, maka saat diletakkan ke arah yang tidak ada cahaya matahari, daun akan bertumbuh menuju tempat yang ada cahaya matahari. Demikian juga kita, dimanapun kita berada, kita seharusnya bertumbuh menuju 'terang', bukan menuju kegelapan.

2. Eksperimen dengan seledri layu
Eksperimen selanjutnya yang kami lakukan adalah dengan seledri yang dibeli di pasar dalam keadaan layu. Kami akan mengamati apakah yang terjadi jika seledri layu ini diberi air.
Bahan-bahan yang diperlukan:
1. Seledri layu yang sudah dipotong bagian akarnya.
2. Wadah berisi air.

Untuk menambah keseruan, airnya kami beri pewarna makanan sedikit. Caranya hanyalah dengan meletakkan seledri layu tersebut ke dalam air. Dan dalam waktu sekitar 30 menit, seledri yang tadinya layu, warna hijaunya tidak segar menjadi tegak dan segar.
Kiri: Seledri yang layu. Kanan: seledri yang berdiri tegak dan daunnya segar.
Kesimpulan yang kami dapatkan adalah batang berfungsi mengalirkan makanan ke seluruh bagian tubuh. Saat bagian tubuh yang layu ini mendapatkan makanan, maka semuanya akan segar. Aplikasi rohani yang kami dapatkan adalah saat kita merasa layu, segeralah datang ke 'air yang hidup' maka kita akan disegarkan kembali.

Saya tidak menyangka kegiatan sederhana seperti ini malah memberkati kami yang dewasa. Kami dapat mengajarkan kepada anak-anak bagaimana aplikasi rohani yang dapat diterapkan oleh mereka. Walaupun mereka masih kecil, tetapi tidak ada yang percuma saat kebenaran tersebut dinyatakan. Tentunya namanya juga anak-anak, kadang ingat dan kadang lupa. Tetapi dengan melihat langsung percobaan ini, akan lebih mudah mengingatkan mereka.

Dan ternyata yang semangat saat kami melakukan eksperimen bukan hanya kami loh, tetapi oma dan opa. Oma sampai berkata kita tidak usah beli toge, buat sendiri saja =)) Sedangkan opa yang demen berkebun berkata tanam saja di luar, di sisi yang ada temboknya biar merambat. Alhasil kacang merahnya dipindahkan keluar dan ditanam di tanah =D

2 komentar:

  1. foto-fotonya bagus banget,
    belum pernah nyoba metode seperti ini.
    thank

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi.... Thank you sudah mampir dan memberikan komentar :)
      Silakan dicoba kalau begitu :)

      Hapus