Meekness Pineapple |
Selalu ada karakter yang menarik yang kami pelajari setiap bulannya. Bukan hanya anak-anak yang diingatkan, tetapi juga kami sebagai orang tua diingatkan dan dibentuk lebih dulu dari mereka. Bulan yang lalu kami membahas meekness. Meekness diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi
kelemahlembutan. Kelemahlembutan adalah menyerahkan hak-hak pribadi dan
ekspektasi saya kepada Tuhan. Bukan hal yang mudah karena pada dasarnya kita pasti ingin memertahankan hak-hak kita. Namun ada saatnya kita harus menyerahkan hak-hak kita dan membiarkan Tuhan mengambil alih dan menunjukkan kedaulatanNya.
Salah satu cara kami untuk lebih
memaknai karakter ini adalah dengan memelajari salah satu tokoh yaitu Otto
Koning. Beliau seorang dokter yang
mengabdikan hidupnya di Papua
New Guinea . Beliau menyerahkan semua hak-hak
yang harusnya didapatkan. Mr. Koning melihat bahwa saat beliau menyerahkan
hak-hak dan harapannya, Tuhan yang menolong beliau. Salah satunya melalui
tanaman-tanaman nanas yang ditanam di tempatnya.
Mr. Koning mempekerjakan penduduk
setempat untuk menanam 100 pohon nanas di kebun miliknya. Setelah tiga tahun
menunggu pohon-pohon ini berbuah, dan akhirnya tiba waktunya berbuah, penduduk
setempat mengambil semuanya termasuk yang belum matang benar. Mr. Koning sangat
marah. Segala cara sudah diupayakan oleh Mr. Koning agar penduduk setempat
tidak mengambil nanas ini. Namun itu semua tidak membuahkan hasil. Penduduk
setempat tetap mengambil nanas-nanas itu.
Mr. Koning kecewa karena beliau
selalu menolong penduduk-penduduk tersebut tetapi yang terjadi adalah air susu
dibalas dengan air tuba. Di tengah kekecewaan tersebut, Tuhan mengingatkan Mr.
Koning untuk menyerahkan semua haknya akan nanas-nanas tersebut. Akhirnya saat
penduduk setempat mencuri kembali nanas-nanasnya, Mr. Koning tidak marah. Hal
ini membuat bingung penduduk setempat, dan beliau pun berkata nanas-nanas itu
bukan miliknya tetapi milik Tuhan karena beliau memberikan kebun nanas tersebut
kepada Tuhan. Jadi jika penduduk
setempat mencuri nanas-nanas tersebut, mereka bukan mencuri miliknya, tetapi
milik Tuhan.
Saat penduduk setempat mendengar kata-kata tersebut, mereka jadi terdiam
dan mulai berpikir. Mereka tahu bahwa Tuhan dalam melihat dalam kegelapan, dan
mereka pun berhenti mencuri. Sejak saat itu penduduk setempat mulai melihat perubahan
sikap dari Mr. Koning dan mereka pun berubah karena melihat teladan dari
kehidupan Mr. Koning.
Untuk membuat anak mengerti dengan cara yang sederhana ini, maka kami
membuat aktivitas yang berhubungan dengan nanas. Bahan-bahan yang diperlukan:
1. Kertas berwarna orange atau kuning sebanyak 2 lembar.
2. Kertas putih dengan template buah nanas.
3. Gunting.
4. Lem.
5. Cat warna.
6. Spidol.
Kertas dan cat. |
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Warnailah gambar buah nanas
tersebut dengan cat air. Biarkan
hingga benar-benar kering.
2. Guntinglah gambar nanas tersebut.
Gambar nanas yang sudah dicat dan digunting. |
3. Dengan menggunakan gambar nanas tadi, cetaklah gambar nanas pada 2
kertas berwarna orange dengan menggunakan pensil. Pada salah satu gambar,
berilah lebihan kertas di kiri dan kanan untuk menempelkan kertas tersebut ke
bagian kertas yang satunya.
4. Guntinglah gambar tersebut.
5. Tempelkan nanas tersebut ke kertas yang ada lebihan.
6. Lipat gambar nanas yang sudah ditempel tersebut menjadi dua bagian dan
gunting gambar nanas tersebut menjadi dua bagian.
Nanas yang dibagi menjadi dua bagian. |
7. Sedangkan untuk kertas satunya, isilah kertas tersebut dengan tulisan
yang ingin kita tulis. Bisa dengan hak-hak yang ingin kita serahkan atau dengan
ayat yang dapat mengingatkan kita.
8. Tempelkan kedua bagian tersebut.
Buku nanas kakak. |
Kami memilih untuk mengisi nanas tersebut dengan ayat yang diambil dari
Mazmur 62:5. Ayat ini mengingatkan kami untuk dapat menenangkan jiwa kami saat
kami menyerahkan setiap hak kami karena pengharapan kami berasal dari Tuhan.
Sedangkan adik, yang tidak ingin nanasnya digunting menjadi dua, menuliskan God’s Pineapple diatas nanas yang sudah
dia cat. Maksudnya adalah ia menyerahkan haknya kepada Tuhan.
Nanas adik. |
Saat kita mengizinkan Tuhan untuk membangun kelemahlembutan dalam hidup
kita dan menyerahkannya kepada Tuhan, Tuhan akan menggantikan kekesalan kita dengan
sukacita dan damai sejahtera. Pertanyaannya, apakah kita siap menyerahkan ’nanas-nanas’
kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar