Selasa, 08 Mei 2018

Petulangan Krucils di Daerah Pasar Baru


Apa sih enaknya tinggal di Jakarta? Enaknya tinggal di Jakarta adalah banyak bangunan-bangunan dan kawasan-kawasan bersejarah yang dapat dikunjungi. Nah, kali ini kami homeschooler yang ada di daerah Jakarta dan Bekasi berencana mengunjungi daerah Pasar Baru.
Kartu pos Jakarta dengan tempat-tempat yang iconic.
Sebagian kita pasti mengenal Pasar Baru dikenal sebagai tempat belanja. Namun pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Pasar Baru merupakan salah satu pusat administratif. Tidak heran di kawasan ini terdapat banyak gedung-gedung bersejarah. Salah satunya adalah Kantor Pos. Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk mengunjungi kantor pos, kantor filateli, bakmi Aboen Pasar Baru, dan menaiki Mpok Siti.

Tempat kunjungan pertama kami adalah Kantor Pos. Sebetulnya rencana untuk mengunjungi kantor pos sudah tercetus sejak lama. Awalnya dimulai dari kunjungan kami secara pribadi ke Kantor Pos bersama papa dan diakhiri dengan naik Mpok Siti. Tidak berapa lama kemudian, teman yang sudah pindah kota pun ternyata mengunjungi kantor pos. Maka komunitas kami pun berencana mengunjungi kantor pos tertua di Jakarta. Namun karena waktu yang susah, maka baru dieksekusi dikunjungan kami ini.
Prangko edisi Palang Merah Internasional.
Apa saja yang dikerjakan anak-anak di sana? Masih mirip seperti sebelumnya, anak-anak akan mengirim surat kepada keluarga atau teman-teman mereka. Surat yang sudah mereka buat di rumah, beserta menulis alamatnya, akan dibawa ke kantor pos. Sampai di kantor pos, mereka akan membeli prangko, menempelnya, dan memberikan sendiri surat mereka kepada petugas yang ada. 
Antri dulu ya :)
Karena waktu masih banyak, kami pun berpikir untuk membuat prangko dengan wajah sendiri alias prangko prisma. Walau beralamat yang sama dengan kantor Pos, ternyata gedungnya agak terpisah. Petugas yang ada menyarankan kami untuk menuju kantor filateli yang ada di sebelah Starbuck. Kami pun berjalan menuju Kantor Filateli Jakarta. Pas dengan tujuan kami berikutnya.

Mendengar kata filateli akan membuat kita berpikir bahwa ini adalah hobi mengoleksi prangko dan benda-benda pos lainnya dan orang yang melakukan ini disebut filatelis. Namun filateli sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philos yang berarti teman dan ateleia yang berarti bebas bea. Filateli dapat diartikan secara bebas sebagai membebaskan teman dari bea pos. Kok bisa? Tentu bisa. Saat kita mengirimkan surat, prangko yang ada cap di sampul surat merupakan bukti bahwa kita telah membayarkan biaya pengiriman surat.

Saat kami masuk ke Kantor Filateli Jakarta, kami sedikit bingung. Gedung ini terlihat sepi dan sedang dalam tahap renovasi. Pekerja di sana memberi tahu agar kami menuju lantai dua. Saat kami memasuki lantai dua ada beberapa orang yang sedang melakukan jual beli prangko-prangko lama. Kata prangko sendiri berasal dari kata franco. Kata franco ini diambil dari nama seorang Italia bernama Franceso de Tassis. Jika kita berpikir bahwa Franceso ini adalah orang yang membuat prangko, maka kita salah. Franceso merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan pengantaran melalui pos di Eropa pada tanggal 18 Januari 1505. Hanya saja saat itu yang biasa berkirim surat adalah golongan bangsawan.
Prangko jadul.
Kami menemui petugas yang ada dan menyampaikan bahwa kami akan membuat prangko prisma. Saya sebetulnya kurang berminat membuat prangko dengan muka sendiri lalu menggunakannya untuk mengirim surat. Tetapi karena teman-teman berkata untuk koleksi pribadi saja, boleh juga deh. Selesai berfoto, kami pun mengajak anak-anak untuk melihat koleksi prangko dan uang yang ada dibagian depan.
Si kecil yang beraksi :)
Keberadaan filateli di Indonesia ini memang sudah ada dari tahun 1922 dan sejak 29 Maret 2006, tanggal 29 Maret diperingati sebagai hari filateli. Setiap ada peristiwa penting, Kantor Pos Indonesia membuat prangko yang berhubungan dengan peristiwa tersebut. Dan terkadang ada tema-tema yang menarik dalam pembuatannya, seperti flora, fauna, tempat wisata Indonesia, sea games, pekan olahraga nasional, dan sebagainya. Prangko-prangko inilah yang biasanya dikumpulkan dan mempunyai nilai jual lumayan tinggi. Penjual-penjual yang ada di sini kebanyakan mengoleksi prangko-prangko dan sekarang menjual koleksi mereka tersebut dengan harga yang cukup baik.
Uang tempo dulu... Ada Rp 500,00 gambar orang utan.
Prangko Prisma isi 8
Setelah prangko prisma kami selesai, kami pun berjalan menuju Bakmi Aboen Pasar Baru. Sebetulnya di daerah Pasar Baru ini banyak bakmi-bakmi legendaris yang wajib dicoba. Karena jadwal yang padat, kami memilih bakmi Aboen. Cukup seru membawa anak-anak berjalan dari Kantor Filateli Jakarta menuju Bakmi Aboen Pasar Baru. Untuk mengajarkan mereka agar mematuhi peraturan, kami mengajak mereka untuk menyeberang melalui jembatan penyeberangan dan berjalan di trotoar. Memang lebih memutar, namun peraturan harus dipatuhi, bukan?
Semangat 45 walau matahari begitu terik.
Bagi anak-anak, ini adalah pertama kalinya mereka bermain ke Pasar Baru. Jadi mereka memang agak norak. Namanya juga pasar, pasti banyak mainan dan barang-barang lucu yang menarik perhatian mereka. Mereka bisa tiba-tiba berhenti dan memperhatikan mainan. Kendaraan yang masih dapat memasuki area perbelanjaan ini membuat kami sebentar-sebentar mengingatkan anak-anak agar tidak berjalan ke tengah jalan. Kalau kata kakak, sama seperti di Myeongdong, banyak mainan dan kendaraan bisa lewat di tengah jalan. Uhm.... Korea rasa Jakarta ya nak.
Sesaat sebelum jalanan ini dipenuhi orang dan kendaraan.
Toko ini masih ada loh....
Bakmie Aboen terletak di gang Kelinci. Ini pertama kalinya kami, selain mami D, makan ke sini. Lokasinya cukup mudah dikenali, yaitu berada di gang kecil disamping bakmi Gang Kelinci. Menu yang menjadi andalan di sini adalah mie jamur (halal dan non halal) dan bakso gorengnya. Dan karena yang dimakan adalah mie, maka acara makan ini menjadi lebih cepat. Untuk rasa, memang bakmi yang mendapatkan predikat bintang lima oleh Tirta Lie ini sangat enak.
Dunia anak, dunia bermain, termasuk saat menunggu makanan.
Bakso goreng.
Bakmi non halal
Selesai makan, kami pun berpindah menuju depan Istiqlal. Tujuan kami adalah mengajak anak-anak ini keliling kota naik bus tingkat. Berbeda dengan kunjungan kami sebelumnya, kali ini acara menunggu bus lumayan menyita waktu. Akhirnya Mpok Siti pun tiba dan anak-anak dengan semangat menuju ke atas. Rute yang kami ambil adalah Jakarta Modern. Kali ini banyak sekali anak-anak TK yang ikut naik. Dan karena banyaknya penumpang di dalam bus ini, ditambah matahari sedang terik, AC yang tidak dingin pun tidak berasa dan kami semua kepanasan. Memang lebih enak naik Mpok Siti di pagi hari, saat matahari belum panas sekali.
Tetap berpose walau kepanasan.
Cepat-cepat ke atas untuk duduk di depan.
Sepanjang perjalanan, anak-anak ini senang melihat pemandangan dari bus tingkat. Tetapi namanya juga anak-anak, begitu bus terkena macet, mereka sudah mulai gelisah. Untungnya macet ini tidak begitu lama. Akhirnya kami pun tiba kembali di Istiqlal dengan hasil dua anak sudah tertidur =))

Petualangan krucils hari ini pun berakhir. Selain menikmati kebersamaan yang ada, mereka pun secara tidak langsung belajar untuk beradaptasi dalam keadaan dan masyarakat yang ada. Mereka belajar untuk tidak mengeluh walaupun harus mengantri dan menunggu bus sambil panas-panasan. Mereka pun belajar mengenai tenggang rasa dalam keberagaman yang ada. Well, the world is our classroom, isn't it? :)

Sekilas Informasi 
Kantor Pos Pasar Baru
Alamat: Jl. Pos no.2. Pasar Baru, Jakarta Pusat 10110
Jam operasional: 08.00 - 16.00

Kantor Filateli Jakarta
Alamat: Jl. Pos no. 2, Pasar Baru, Jakarta Pusat 10110
Jam operasional: 08.00 - 16.00 (hari Minggu tutup)

Bakmi Aboen
Gang Kelinci, Pasar Baru (di belakang Bakmi Gang Kelinci)
Jam operasional: 07.00 - 19.00

2 komentar:

  1. Seru banget ngajak anak-anak ke kantor pos.. :) Aku dulu suka juga kirim postcard, sekarang udah jarang. Belum sempat jug mau bikin perangko Prisma itu.. :) Nice sharing mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak...
      Iya, sekarang jarang orang kirim postcard. Sudah beralih ke electronic mail. Tapi untuk anak-anak, ini jadi pengalaman yang menyenangkan :)

      Hapus