Membatik merupakan salah satu kegiatan yang digemari anak-anak. Karena alasan inilah kami pun menjadwalkan kegiatan field trip ke Museum Tekstil. Selain anak-anak dapat membuat batik, mereka pun dapat mengenal berbagai batik yang ada di Indonesia.
Sekilas tentang Museum Tekstil, Museum Tekstil ini didirikan pada tahun 1976 oleh Gubernur Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin. Museum ini didirikan untuk menghormati ibu Tien Soeharto yang pada saat itu menjadi Ibu Negara. Bangunan dari museum yang diresmikan pada tanggal 28 Juni 1976 ini dibangun pada awal abad ke-19 oleh seorang berkebangsaan Perancis dan kemudian dijual kepada Abdul Aziz Al Mussazi Katiri Konsul Turki di Jakarta. Pada tahun 1942 bangunan ini dijual kepada Dr.Karel Christian Crucq dan pada awal tahun 1945 digunakan sebagai markas dari Perintis Front Pemuda dan Angkatan Pertahanan Sipil dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamasikan Indonesia.
Pada tahun 1947 bangunan yang berada dibawah kepemilikan Lie Sion Pin ini disewakan kepada Departemen Sosial dan digunakan sebagai lembaga bagi orang tua. Pada tahun 1962 bangunan ini diakuisisi oleh Departemen Sosial untuk digunakan sebagai kantor. Namun pada tahun 1966 bangunan ini menjadi asrama karyawan. Pada 25 Oktober 1975, secara resmi bangunan dan tanahnya diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta. Dan lahirlah Museum Tekstil pada tahun 1976.
Berdasarkan pengalaman kami saat berkunjung ke museum ini dahulu, kami memilih untuk membuat batik terlebih dahulu. Setelah janjian dengan pihak
museum untuk mengikuti kegiatan membatik, kami pun datang dan langsung menuju
pendopo batik. Dari pihak museum disarankan agar anak-anak ini mengikuti
workshop batik cap, karena anak-anak ini banyak yang masih kecil. Hal ini cukup
mengejutkan kami, karena saat Duo Lynns berkunjung ke museum tekstil tahun
lalu, anak-anak diizinkan untuk membuat batik tulis. Ternyata karena sering
terjadi kecelakaan saat membatik. Untungnya anak-anak tidak keberatan.
Bayi-bayi kicik yang juga ikutan datang ke Museum Tekstil. |
Sambil menunggu petugas menyiapkan
lilin, ibu yang mendampingi kami memperkenalkan berbagai macam alat-alat untuk
membatik. Anak-anak dengan semangat memperhatikan. Setelah siap, maka
anak-anakpun dipanggil bergantian untuk mengecap kain mereka.
Duduk manis untuk mendengarkan penjelasan dari petugas yang ada. |
3 dari 4 pola yang dapat dipilih. |
Lilin yang ada sedang dipanaskan supaya cair kembali. |
Alat cap dan alas yang sudah disiapkan. |
Setelah anak-anak selesai
membatik, petugas yang ada mengumpulkan kain-kain tersebut dan membawanya ke belakang. Mereka akan memberikan list di sekeliling kain dengan menggunakan parafin atau lilin yang sudah dicarikan. Setelah itu adalah proses pewarnaan. Kain dicelupkan ke air biasa terlebih dahulu untuk membuat kain basah, baru dicelupkan ke dalam pewarna. Proses ini dilakukan dua atau tiga kali agar warnanya menempel dengan sempurna. Setelah proses pewarnaan, kain yang sudah diberi warna direbus dengan tujuan untuk menghilangkan lilin yang menempel pada kain. Setelah itu baru dijemur. Bagian yang tadi diberi lilin menjadi bagian yang putih atau tidak terkena pewarna.
Maminya juga boleh buat batik tulis loh. |
Pose wajib di depan Pendopo Batik. |
Pose dulu di depan canting raksasa. |
Batik akulturasi kebudayaan Tiongkok dan India. |
Batik pagi sore. |
Anak-anak yang tidak mau ketinggalan memegang kapas. |
Daun jati. |
Tanaman kapas yang berbeda dengan kapuk. |
Kegiatan field trip kami di museum tekstil pun selesai sudah. Anak-anak
dengan bahagia membawa hasil karya mereka. Walau hanya mencap saja, tetapi
mereka cukup menikmati.
Museum Tekstil
Alamat: Jl. Aipda K.S. Tubun Raya no 2 - 4, Palmerah, Jakarta Barat.11420
Telepon: 021 - 5606613
Jam buka: 09.00 - 15.00 (Senin Tutup)
Harga tiket:
Dewasa: Rp 5.000,00
Mahasiswa: Rp 3.000,00
Pelajar: Rp 2.000,00
Wuaah..jadi pengen kesaanaa..
BalasHapusAyo.... Langsung saja mampir. Kalau perorangan bisa langsung datang dan membatik. :)
HapusMasuk list museum yg hrs dikunjungin 2019 :) terima kasih infonyaaa
BalasHapusHi, mbak. Terima kasih sudah mampir ke sini. Betul, museum ini termasuk harus museum yang harus dikunjungi. Apalagi kalau pas lagi ada pameran kain lainnya. :)
HapusWah seru lihat anak anak belajar membatik .Aku yang udah gede ini kepincut untuk membatik. Semoga ada kesempatan untuk datang kesana :)
BalasHapusIya mbak. Saya juga kepengen membatik di sana. Pasti ada kesempatan, mbak. When there is a will, there is a way.;)
Hapusaku pernah membatik di sini jg,kena lilin panas banget. huhuhu
BalasHapusWaduh, panas banget pastinya ya mbak. Biasanya mereka sedia salep, jadi walau kena lilin langsung dikasi salep.
Hapus