Selasa, 18 Desember 2018

Penyuluhan Tanggap Bencana


Sebagai homeschooler, ada banyak kegiatan yang tidak mungkin dilakukan sendiri. Salah satunya kegiatan penyuluhan tentang tanggap bencana. Bulan Oktober kemarin kami bersama-sama homeschooler lain mengikuti penyuluhan tanggap bencana. Penyuluhan yang bekerjasama dengan dinas pemadam kebakaran dan BPBD DKI ini meliputi kegiatan dengan pemadam kebakaran, perlindungan saat gempa dan bantuan dasar kehidupan. Penyuluhan ini dilakukan di RPTRA Gading Nias IX.
RPTRA ini lengkap dengna playground juga. 
Diawali dengan tim dari dinas pemadam kebakaran, kegiatan dengan dinas pemadam kebakaran merupakan kegiatan yang paling menyenangkan untuk anak-anak. Salah satu petugas dari dinas pemadam mengajak anak-anak untuk melihat apa saja yang digunakan oleh pemadam kebakaran dan apa saja yang dilakukan oleh pemadam kebakaran. Setelah itu mereka pun diajak untuk melakukan simulasi penyalaan air dan pemadaman api. 
Anak-anak mengikuti penyuluhan yang ada.
Memperkenalkan perlengkapan petugas pemadam kebakaran.
Tabung oksigen yang dapat bertahan kurang lebih 45 menit. 
Buka dan tutup air.
Mereka juga diajak untuk menaiki mobil pemadam kebakaran. Tentu saja ini bagian yang paling mereka sukai. Kapan lagi bisa naik diatas mobil pemadam kebakaran (yang asli pula). 
Bergantian menggunakan seragam pemadam kebakaran. 
Bergantian untuk naik mobil pemadam kebakaran.
Bukan hanya anak-anak saja yang mendapatkan penyuluhan tetapi kami sebagai orang tua juga mendapatkan penyuluhan. Terutama tentang tabung gas dan kebakaran di dapur. Seringkali mama-mama panik saat dari tabung gas keluar api. Ternyata tidak usah panik. Kita hanya perlu memastikan bahwa ruangan tersebut punya ventilasi yang cukup sehingga udara dapat bertukar. Lalu untuk menghentikan api dari yang keluar dari ujung tabung gas, langsung saja ditutup dengan cara menelusuri ujung tabung gas hingga ke tutupnya. Api yang ada akan padam dan kita tidak terbakar sedikitpun. 
Bapak-bapak dari dinas Pemadam Kebakaran sedang memberikan penyuluhan.
Latihan menutup peralatan masak yang terbakar.
Cara mematikan api dari tabung gas.
Penyuluhan selanjutnya adalah tentang gempa bumi. Beberapa bulan terakhir bangsa kita diguncang dengan gempa yang cukup besar. Dimulai dari gempa di Lombok dan lanjut ke gempa Palu. Yang menyedihkan adalah banyaknya korban jiwa dari bencana tersebut. 

Nah apakah yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi kepanikan saat gempa? Sebelum gempa terjadi, ada baiknya kita menyiapkan tas emergency. Isi tas emergency ini adalah baju (dari dalam sampai luar), senter, batere, makanan ringan, dan uang tunai. Tas ini juga diletakkan di tempat yang mudah dicapai. Selain itu, saat menyusun barang-barang di rumah, biasakan untuk tidak meletakkan barang-barang yang berat di bagian atas lemari. Ini bertujuan untuk meminimalisir efek barang jatuh jika terjadi gempa.

Anak-anak juga diingatkan bahwa setiap saat kita masuk ke dalam suatu gedung, ada baiknya kita tahu dimana jalur evakuasi dan dimana meeting point atau titik kumpul. Jadi jika terjadi gempa, kita tidak akan panik dan dapat berjalan menuju jalur evakuasi. Meeting point biasanya berada di luar gedung.

Bagaimana saat terjadi gempa? Yang utama adalah melindungi diri sendiri dengan cara melindungi kepala dan tengkuk atau leher. Kita harus berlindung di bawah kursi atau meja. Kak Oya, perwakilan dari BPBD, mengajarkan anak-anak lagu yang memudahkan mereka untuk mengingat apa yang harus mereka lakukan saat terjadi gempa. Liriknya pun sederhana dan menggunakan nada lagu dua mata saya.

Bila ada gempa lindungi kepala
Bila ada gempa hindari kaca-kaca
Bila ada gempa lari masuk kolong meja
Bila ada gempa keluar ke tempat terbuka

Sesudah gempa usai, maka disarankan agar kita segera mengambil tas dan keluar dari ruangan. Segeralah keluar ruangan menuju meeting point. Saat keluar, hindari turun dengan menggunakan lift. Oleh sebab itu, jalur evakuasi harus diketahui. Setelah sampai di meeting point, periksalah apakah ada luka pada badan.
Cara berlindung yang tepat, sambil memegang kaki kursi atau kaki meja.
Latihan berlindung di bawah bangku.
Lindungi kepala dan tengkuk saat terjadi gempa.
Setelah selesai penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan saat gempa, tim BPBD melanjutkan dengan penyuluhan bantuan hidup dasar. Bantuan hidup dasar bisa dikatakan seperti pertolongan pertama pada kecelakaan, namun lebih kepada melindungi si korban di menit-menit pertama. Saat seseorang tidak sadarkan diri karena kecelakaan, sebetulnya ada yang namanya golden time yang dapat menyelamatkan si korban. Golden time ini merupakan 6 hingga 8 menit pertama.

Seperti saat melakukan resusitasi atau CPR (cardiopulmonary resuscitation). Tujuan utama adalah membuat korban sadar dengan cara membuka kembali jalan napas yang tertutup atau menyempit. Biasanya CPR ini dilakukan pada orang yang tenggelam, terkena serangan jantung, dan sesak nafas akibat shock karena kecelakaan. Anak-anak diajak untuk melakukan praktek cara melakukan CPR. Patokannya adalah 3 kali melakukan kompresi dan 1 kali melakukan napas buatan. Untuk orang dewasa kita harus menggunakan 1 tangan. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak, 2 jari saja cukup.
Latihan CPR.
Jika korban telah sadar, maka kita hanya perlu memiringkan korban ke kiri. Jangan mencoba untuk mengangkat karena dapat menyebabkan cidera yang lebih parah. Dampingi korban sampai tenaga medis tiba.

Selain menolong orang yang tidak sadar, bantuan dasar hidup yang diajarkan berikutnya adalah menolong orang yang tersedak. Caranya adalah dengan memukul bagian belakang orang yang tersedak sebanyak 5 kali dan setelah menekan ulu hati mereka ke atas agar makanan yang membuat mereka tersedak segera keluar.
Peragaan saat menolong orang yang tersedak.
Di akhir penyuluhan, kami diajak untuk melakukan simulasi dari apa yang sudah kami pelajari, yaitu evakuasi keluar ruangan. Acara penyuluhan kali ini sungguh bermanfaat bukan hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi kami para orang tua. Kami pun tahu cara untuk memadamkan api tanpa membahayakan diri kami. Selain itu, kami pun tahu bahwa jika ada keadaan darurat, kami dapat menghubungi 112 tanpa dipungut biaya sedikit pun.  
Foto bersama dengan dinas damkar dan BPBD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar