Rabu, 16 Oktober 2019

Berkenalan dengan Bank Sampah



Sampah merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Dari setiap kegiatan sederhana pun pasti akan muncul sampah. Tidak heran TPS pun bisa menjadi gunung sampah. Di negara-negara maju, hampir setiap sampah dipisah dan sebagian dapat didaur ulang. Bagaimana dengan negara kita?

Untuk mengetahui tentang sampah, di bulan Juni kemarin, kami bersama komunitas ATII mengunjungi RKBN Pulo Kambing. RKBN (Rumah Kreatif Bersatu Nusantara) Pulo Kambing merupakan salah satu tempat bank sampah di daerah Pulo Kambing. Walaupun demikian, kegiatan yang dapat dilakukan di sini bukan hanya tentang sampah saja, tetapi banyak hal lain, seperti koperasi simpan pinjam, daur ulang dari sampah menjadi karya yang cantik, sampai kepada tanaman hidroponik dan jamur.

Di hari yang sudah ditentukan, kami disambut oleh Ibu Dian dan tim. Setelah berkenalan dan melakukan pemanasan, Ibu Dian dan tim memperkenalkan kegiatan yang ada di RKBN Pulo Kambing. Berhubung jumlah peserta yang banyak, maka kami pun dibagi menjadi dua kelompok.
Perkenalan oleh Ibu Dian dan tim. 
Yang pertama, anak-anak mendapatkan penjelasan tentang koperasi. Sejak 8 Januari 2014, di RKBN Pulo Kambing terdapat koperasi syariah yang awalnya untuk masyarakat sekitar. Namun tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat lainnya. Salah satu program yang ditawarkan adalah NyiMas atau nyimpan emas.
Penjelasan mengenai koperasi.
NyiMas adalah program pembelian emas batangan dengan sistem cicilan disertai fasilitas titipan dengan harga terjangkau. Cicilan emas ini dapat dibayarkan dengan uang fisik atau dengan sampah tertentu yang dikonversikan ke dalam rupiah. Manfaatnya tentu menarik. Selain rumah bersih dari sampah, nasabah dapat memiliki emas.

Setelah melihat penjelasan tentang NyiMas, dan melihat bentuk emasnya, maka kami pun berpindah tempat ke bagian Karya Kreasi. Karya Kreasi merupakan salah satu unit usaha di RKBN yang berfokus untuk mengelola dan mengubah sampah kering menjadi lebih bermanfaat. Sampah kering ini ada bermacam-macam, dari kertas koran, bungkus kopi, bungkus minuman, slopan bekas minuman gelas, plastik kresek, serbuk kayu bekas, dan lain-lain. Hasilnya cukup membuat kami terkejut.
Keranjang dari kertas basah.
Rumah-rumahan dari koran.
Monas dari kardus.
Tas dari bungkus kopi.
Tempat gelas dari slopan.
Piring dari slopan.
Tas dari slopan.
Tas dari kresek.
Setelah puas melihat benda-benda hasil kreasi dari sampah kering, kedua kelompok yang ada dipertemukan kembali di halaman depan. Kali ini anak-anak diajak untuk berlomba dalam memilah-milah sampah. Kali ini yang akan dipilah adalah sampah botol dan gelas bekas. Kenapa harus dipilah? Karena dengan memilah, maka setiap bagian dari botol menjadi bernilai tinggi. Kami pun baru tahu bahwa tutup botol dan badan botol mempunyai harga yang berbeda per kilogramnya.
Penjelasan untuk anak-anak kecil tentang memilah sampah.
Memilah sampah dimulai.
Tampang-tampang kepanasan tetapi senang karena berhasil memilah sampah. 
Ternyata kegiatan memilah sampah membuat kami semua kepanasan dan berkeringat. Maklum, cuaca di luar sangat panas. Kami pun kembali masuk ke ruang tengah untuk beristirahat sebentar. Kegiatan selanjutnya adalah menanam hidroponik. Apakah perbedaan tanaman hidroponik dengan organik? Tanaman organik masih menggunakan tanah sebagai media penanaman. Sedangkan tanaman hidroponik menggunakan air sebagai media penanaman. Untuk orang-orang yang tidak suka tangannya kotor kena tangan, maka hidroponik menjadi pilihan yang menarik.
Rak untuk sistem hidroponik.
Apa saja yang dapat ditanam dengan hidroponik? Kebanyakan adalah sayuran yang dapat dikonsumsi secara pribadi. Apa saja yang dibutuhkan? Ada rockwool, nutrisi atau vitamin, benih, dan sistem hidroponik. Rockwool digunakan sebagai pengganti tanah. Air yang sudah diberi nutrisi nantinya dapat disemprotkan ke rockwool ini. Untuk percobaan, anak-anak diajak untuk menanam sawi dan juga kangkung yang nantinya dapat dibawa pulang oleh mereka.
Rockwool yang sudah diberi benih.
Pelarutan nutrisi.
Hasil percobaan mereka, untuk dibawa pulang.
Kegiatan terakhir kami adalah membuat hiasan dari bubur kertas. Kegiatan ini cukup menantang bagi kakak yang tidak suka tangannya kotor. Kami pun orang tua membantu anak-anak membuat hiasan dengan cetakan yang ada. Ternyata tidak semudah yang kami bayangkan. Dibutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Pembuatan gantungan kunci dari bubur kertas.
Gantungan kunci yang sudah jadi.
Kegiatan kami di RKBN pun berakhir. Namun banyak hal yang dapat kami pelajari di sini. Kami semua diingatkan bahwa sampah pun berharga jika dapat diolah dengan tepat. Jika sampah saja dapat menjadi berharga jika dibentuk oleh orang yang tepat, apalagi kita di tangan Tuhan. Kita akan menjadi bejana yang indah jika kita rela dibentuk olehNya.
Biji sawi yang kecil tetapi sawinya besar, seperti perumpamaan.
Budidaya jamur.
RKBN Pulo Kambing
Jl. Swadaya PLN No.1 Jatinegaram Cakung, Jakarta
Jam operasional: 08.00 – 17.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar