Bulan lalu kami membahas karakter
gentleness atau lemah lembut. Banyak
orang berpikir bahwa lemah lembut berarti berbicara dengan pelan, bergerak
dengan halus, dan sejenisnya. Namun gentleness
bukan hanya tentang berbicara pelan dan terkesan lemah lembut.
Berdasarkan definisi yang kami
pelajari, gentleness atau lemah
lembut adalah menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada orang lain dengan
sikap santun. Jadi lebih dari sekedar berkata dan bertindak halus, lemah lembut
lebih mengarah kepada kepedulian kepada orang lain, bukan hanya basa-basi.
Lemah lembut berarti tindakan kita pun harus santun.
Untuk membuat karakter ini mudah dimengerti, saat monthly meeting, kami pun bersama-sama membuat aktivitas mengenai gentleness. Aktivitas ini bernama soft or rough heart.
Bahan-bahan yang diperlukan:
- bola kapas, kurang lebih 7 – 10.
- kertas amplas.
- pita atau benang wool.
- lem.
Langkah-langkah pembuatan:
1. Bentuklah hati dengan
menggunakan kertas amplas yang ada.
2. Di bagian atas, dengan
menggunakan pembolong kertas, lubangi kertas tersebut.
3. Masukkan pita atau benang wool
ke dalam lubang tersebut. Hasilnya
akan seperti gantungan.
4. Tempelkan bola-bola kapas yang ada pada sisi yang tidak kasar.
rough heart |
Hasil yang didapatkan adalah gantungan berbentuk hati dengan dua sisi,
yaitu sisi yang kasar dan halus. Selanjutnya anak diminta untuk meraba dan
berpikir bagian manakah yang lebih enak dipegang. Tentunya anak-anak akan
memilih yang ada kapasnya. Demikian juga dengan perkataan dan tindakan kita.
Jika tindakan dan perkataan kita kasar, orang yang mendapatkan perlakuan kita
yang kasar tersebut pasti tidak enak.
Nah, seringkali orang mengelompokkan kata menjadi kata yang lembut dan kata
yang kasar. Namun menurut kami, kata itu netral. Kenetralan tersebut akan berubah
menjadi kasar atau lembut saat ada intonasi. Misalkan kata tolong. Saat kita mengutarakan
dengan santun, maka arti dan rasa yang didapatkan saat kata tolong diucapkan
menjadi enak didengar. Namun jika kita mengucapkan dengan kasar, walaupun
menggunakan kata tolong, artinya akan terdengar seperti keangkuhan dan kasar.
Begitu juga dengan kata tidak. Banyak orang tua berat mengatakan tidak,
karena menganggap kata tidak akan membuat anak merasa diperlakukan kasar. Namun
kami tidak sependapat dengan pemikiran tersebut. Kata tidak yang diucapkan
dengan tepat akan membantu anak memahami hal-hal yang bersifat mutlak untuk tidak
dilakukan. Di Alkitab pun juga seperti itu, bukan?
Bagaimana dengan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari? Tentu lebih seru, karena kelemahlembutan bukan hanya penggunaan kata dan intonasi yang halus tetapi lebih berdasar kepada perhatian dan kepedulian terhadap orang lain. Dan saat kami hampir lupa, kami akan saling mengingatkan: Be gentle, everyone ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar