Minggu, 03 Mei 2020

Cooking: Bolu Kukus Tanpa Soda


Seperti di artikel sebelumnya, saat segalanya harus dilakukan dari rumah, anak-anak tentunya membutuhkan aktivitas yang dapat dilakukan bersama dengan orang tua sebagai reward atau pengganti dari acara jalan-jalan. Hal ini bisa saja nonton bersama, piknik (pilih saja bagian rumah yang kosong), ataupun membuat kue bersama. Kali ini untuk ke sekian kalinya, kami membuat aktivitas membuat kue.

Kenapa membuat makanan? Karena setiap sore, semua orang mulai mencari cemilan sore. Apalagi kalau Duo Lynns habis les balet online. Mereka bawaannya ingin nyemil. Dari membuat roti tawar, martabak pandan, dan semua olahan pisang (roti pisang bolen, pancake pisang, pisang bakar, banana muffingluten free banana cake), hampir semuanya pisang karena si opa beli pisang banyak sekali, semua dilakoni. Dan akhirnya mereka pun mulai bosan dengan pisang =D

Saya pun berpikir buat apa ya yang gampang dan tidak pakai banyak telur. Tiba-tiba terbayang bolu kukus. Mama saya sangat jago membuat bolu kukus. Tetapi biasanya bolu kukus yang enak itu harus pakai soda atau Sprite. Tiba-tiba saya pun iseng mencari tahu bisa tidak ya jika tidak ada sprite. Dan dari hasil googling dan modifikasi, kami pun membuat bolu kukus tanpa menggunakan sprite. 

Bahan yang diperlukan:
- 2 buah telur
- 250 gram tepung
- 200 gram gula pasir
- 150 ml susu UHT putih
- 1 sendok teh pengemulsi (TBM atau SP). Jika tidak mau menggunakan pengemulsi, dapat diganti dengan 4 kuning telur.
- Pasta pandan atau pewarna makanan.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Masukkan semua bahan-bahan diatas ke dalam wadah.
2. Buatlah adonan dengan menggunakan mixer kecepatan rendah hingga semua bahan tercampur rata.
3. Naikkan kecepatan secara bertahap hingga kecepatan yang paling tinggi dan mix hingga kurang lebih 15 menit atau hingga adonan mengembang dan kental.
4. Pisahkan adonan menjadi beberapa bagian untuk diberi pewarna. Kami membagi menjadi 3 bagian, adonan utama, adonan dengan pewarna kuning, dan adonan dengan pasta pandan.
5. Sambil menunggu memasukkan adonan ke dalam cetakan, panaskan kukusan yang sudah diisi air hingga mendidih.
6. Siapkan cetakan bolu kukus, lalu lapisi dengan cup kertas yang ukurannya sama atau sesuai. Masukkan adonan dengan kombinasi warna yang diinginkan kedalam cup kertas tersebut. Usahakan isi adonan sejajar dengan cetakan agar hasilnya lebih mekar.
7. Jika air di dalam kukusan sudah mendidih, maka masukkan cetakan ke dalam kukusan yang sudah panas. Untuk hasil yang baik sih sebaiknya diberi jarak. Karena kami tidak ingin mengukus dua kali, jadi kami kurang memberi jarak.
8. Kukus kurang lebih 10 menit. Dan seperti saat membuat kue dengan cara mengukus lainnya, bungkus tutup kukusan dengan menggunakan kain. 
Penampakan sebelum dikukus. Hasil karya anak-anak.
Seperti beberapa aktivitas membuat makanan yang lain, anak-anak yang membuat sendiri bolu kukus ini. Saya hanya membantu saat mereka minta pertolongan dan juga mengawasi. Dan tentunya menahan diri untuk tidak berkomentar. Namanya juga memberi reward kepada mereka, tengah-tengah bisa ada adegan minum dulu, cerita dulu. Ya, dinikmati saja. Toh jadi juga kan makanannya.

Setelah bolu ini jadi, saya seakan diajak untuk flashback disaat saya masih kecil. Ingat kan, diawal artikel ini saya tulis bahwa mama saya sangat jago untuk membuat bolu kukus? Saat saya kecil, mama sempat mencoba berjualan ini itu untuk memenuhi kebutuhan kami. 

Mama saya memang tidak bakat jualan. Dia tipe orang yang generous, yang suka memberi orang lain. Jadi saat mama berjualan bolu kukus, seringkali bolu kukusnya diberikan kepada orang-orang daerah kampung depan yang tidak punya makanan. Ataupun ditipu oleh orang lain sehingga jualannya rugi. Tetapi kami bersyukur bahwa penyertaan Tuhan adalah ya dan amin. Saya bisa sekolah, makan, dan bertumbuh dengan baik sampai besar, bahkan bisa bekerja mandiri saat SMA.

Di masa pandemi ini, ada banyak orang yang jadi resah menghadapi keadaan yang tidak menentu. Masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ini membuat banyak orang yang dirumahkan, tidak ada pekerjaan, anak-anak yang bosan di rumah, anak-anak yang takut tidak dapat kemana-mana, dan tidak tahu harus berbuat apa. Ada 1001 macam ketakutan yang dapat muncul. Kami pun demikian. 

Tetapi saya seperti diingatkan bahwa Tuhan itu tetap sama: dulu, sekarang, dan sampai selamanya. Kalau zaman dulu Tuhan bisa buat mujizat, kalau zaman saya kecil saya bisa bertumbuh tanpa kekurangan apapun, maka saat ini pun Tuhan mampu dan sanggup menjaga kita semua. Jadi tidak usah kuatir dan takut karena Tuhan berdaulat atas apapun.

Hmmm, artikel ini tentang resep bolu kukus atau renungan singkat? Dua-duanya. Karena Tuhan dapat berbicara dengan cara apapun. Luar biasa, bukan? Hehehe...

Kembali ke bolu kukus yang sudah jadi, kami pun segera memakannya. Kakak dan adik makan dengan senang, sementara si bayi hanya melihat dulu sambil merenung kapan dia boleh makan bolu kukus ini. Oya, pesan kakak, bolu kukus ini paling enak dimakan saat masih hangat.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar