Bulan Februari itu katanya bulan
cinta. Kenapa bulan cinta? Karena ada hari valentine aka hari kasih sayang.
Zaman saya masih lebih muda, sekarang juga masih muda, banyak yang menggunakan
moment valentine untuk ‘nembak’ cewek atau cowok yang dia suka.
|
Let all that you do be done in love
|
Bahkan di beberapa negara,
valentine menjadi moment ekstrim untuk seseorang melepas virginity, baik
perempuan maupun laki-laki. Padahal hari kasih sayang itu sendiri awalnya bukan
tentang pacar-pacaran ataupun hal yang berbau seks.
Atas dasar itulah, kami para
orang tua merasa terpanggil untuk mengingatkan anak-anak ini akan pentingnya
menjaga kekudusan. Maka di bulan Februari lalu, komunitas kami mengadakan acara
berjudul Cerita Cinta.
|
Rundown kami yang disusun para PIC yang kece badai
|
Acara kali ini dimulai dari
presentasi tarian berjudul I Am Who You Say I Am. Adik memilih lagu ini untuk menjadi presentasi karena lagu ini mengingatkan setiap
anak-anak bahwa mereka berharga di mata Tuhan. Kita yang harusnya terhilang menjadi berharga karena Tuhan mengasihi kita. Karena itu, kita harus ingat identitas kita di mata Tuhan. Dengan identitas itu, kita harus berani berdiri diatas kebenaran Tuhan. Apapun yang terjadi, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
|
Adik mengkoreo tarian dan si kecil ujug-ujug ikut menari =D
|
Selain presentasi tarian, ada
games-games yang membangun keakraban antara ayah dengan anak. Ada juga renungan
singkat yang dibawakan oleh Uncle EN dan Uncle YP. Renungan-renungan ini
bertujuan mengingatkan kami para orang tua dan juga anak-anak bahwa Tuhan punya
rencana yang indah dalam hidup mereka, dari sejak mereka di dalam kandungan.
Untuk rencana yang indah itu, sayang sekali jika harus dinodai dengan hal-hal
yang bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan, dalam hal ini masalah
kekudusan.
|
Games untuk father and daughter: mengepang rambut.
|
|
Papa menang... Akibat sering dikerjain adik untuk ikat dan kepang rambut adik.
|
|
Games untuk mom and son: memasang dasi dengan mata terikat.
|
Di akhir acara, kami berkumpul
per keluarga untuk mendoakan anak-anak kami masing-masing. Kami memperkatakan
berkat atas mereka dan berdoa agar mereka mengalami pengalaman pribadi dengan
Tuhan sehingga apapun yang terjadi, mereka tetap melakukan apa yang Tuhan
inginkan.
|
When parents pray for kids.
|
|
Pembacaan komitmen oleh kakak dan bestie-nya
|
Bagi kami pribadi, saat anak-anak
memasuki usia remaja, kami mempunyai family culture dimana si papa akan pergi berdua dengan si anak remaja ini. Ini adalah waktu papa kembali mengingatkan
mereka akan betapa berharganya mereka di mata kami dan terlebih lagi di mata
Tuhan. Kami menceritakan kisah kami, orang tua mereka.
|
Our family picture
|
Kisah yang kami ceritakan termasuk juga kisah kami saat remaja dan memutuskan untuk berani hidup kudus sampai Tuhan mempertemukan kami dengan pasangan hidup kami. Kisah yang sering mereka dengar, tetapi saat mereka beranjak remaja, dengan keadaan yang berbeda, itu akan menjadi suatu tonggak bagi mereka.
|
Papa dan anak remajanya
|
Usia remaja berarti
pintu mereka untuk mulai melihat hal-hal baru dalam hidup mereka. Banyak hal
yang dapat mereka lakukan untuk membangun diri daripada sekedar urusan pacaran. Penting bagi mereka
untuk menjaga kekudusan mereka sampai mereka dipertemukan dengan pasangan hidup
mereka nanti.
|
Papa dan anak pra-remajanya =D
|
Dengan adanya kegiatan bersama
komunitas, anak-anak ini juga tahu bahwa mereka tidak sendiri. Ada teman-teman
yang sevisi, senilai dengan mereka. Dunia boleh berkata itu kuno, tetapi selama mereka berani mengambil keputusan untuk memilih yang benar, dan ditambah adanya support system, selain keluarga, pasti akan lebih menguatkan mereka.
|
Para ayah yang berkomitmen untuk hadir bagi anak-anaknya
|
|
Para ibu yang berkomitmen untuk saling menopang
|
Biarlah cerita cinta kami
menginspirasi anak-anak kami untuk hidup kudus di hadapan Sang Penciptanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar