Tanggal 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini, karena R.A. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Saya ingat waktu kecil, setiap hari Kartini saya diwajibkan memakai pakaian adat. Dan...karena kakak yang diatas saya laki-laki, maka saya selalu memakai baju adat dia yang berarti baju pria. Sementara teman-teman saya didandani biar ayu, saya sih malah dibuat ganteng dengan kumis (apalagi rambut saya cepak waktu TK). Saat SMP memakai baju adat rasanya males banget, kudu make up dan sewa. Jadi saya selalu mengakali supaya tidak usah disanggul dan didandani. Saat SMA saya ditunjuk untuk mewakili sekolah ke pemda. Saya dan teman saya didaulat untuk menggunakan baju adat Minahasa. Pertama kalinya saya disanggul dan dimake up saat memakai baju adat. Perasaannya ribet juga ya.
Nah, sekarang karena anak-anak homeschool otomatis mereka tidak akan merasakan pengalaman saya menggunakan bermacam-macam baju adat, dikerjain pakai baju adat. Tapi dalam hati kecil mau juga sih melihat anak-anak ini menggunakan baju adat tapi tidak usah didandani, pasti lucu. Akhirnya komunitas homeschool kami mengadakan acara Kartini Day, dimana anak-anak menggunakan pakaian adat dan sedikit mempresentasikan daerah yang mereka wakili.
Maka berburulah mama-mama homeschool mencari tempat penyewaan baju adat. Tentunya seru juga. Terbayang kerepotan mama-mama yang anaknya sekolah dan setiap tahun harus cari baju adat, baju negara, dan baju lainnya. Belum lagi biaya sewa dan make up. Akhirnya saya menyewa lewat teman yang bekerja dipenyewaan kostum. Didapatkanlah baju adat Jawa Tengah yang manis dan mudah untuk dipakai.
Selesai urusan baju, kami mencoba mencari hal-hal yang berhubungan dengan Jawa Tengah. Karena kesibukan yang ada, sehari sebelum homeschool meeting, kami baru mencari gambar-gambarnya. Si papa yang bertugas mencari gambar-gambar tersebut dan Duo Lynns yang menempel. Apa saja yang kami dapatkan mengenai Jawa Tengah?
Yang pertama adalah baju adatnya. Baju adatnya adalah kebaya. Kebaya berasal dari bahasa arab abaya yang berarti pakaian, namun terkadang disebut mbayak atau kabyak orang Jawa. Awalnya kebaya hanya digunakan oleh keluarga kerajaan Jawa. Tetapi lama kelamaan menjadi lebih merakyat dan dipakai oleh banyak orang. Dan terkenallah istilah kebaya peranakan atau kebaya encim yang modelnya sederhana tetapi menarik. Biasanya saat menggunakan kebaya, bagian bawah dari kebaya adalah batik.
Hal kedua yang kami dapatkan adalah batik. Batik berasal dari dua bahasa Jawa amba yang berarti tulisan dan titik yang berarti titik (simbol, tanda titik). Sehingga batik dapat dikatakan menulis titik-titik pada selembar kain. Yang memang jaman dulu kan buat batik pake canting, pelan-pelan. Kalau sekarang batik sudah menggunakan cetakan. Batik sudah ada dari jaman kerajaan Majapahit, sehingga motif pada batik tidak lepas dari akulturasi budaya Hindu dan Budha.
Kalau masih awam seperti saya, pasti tidak dapat membedakan batik-batik yang ada. Setiap daerah di Jawa Tengah mempunyai ciri khas batik yang berbeda-beda. Seperti batik Solo yang awalnya hanya untuk kaum priyayi, dan sekarang terkenal dengan batik mangkunegaran, dengan motif seperti buketan pakis, parang sonder, seruni, dan lain-lain. Kemudian batik Pekalongan yang batiknya lebih banyak pengaruh India, Belanda, dan Cina. Batik Tegal pun sering digunakan untuk membuat tutup altar atau meja sembahyangan dengan dominasi motif yang menggambarkan simbol-simbol budaya Cina seperti naga murka, delapan dewa, burung hong atau burung phoenix. Batik Lasem didominasi oleh warna merah terang, sebagai perpaduan antara pengaruh Cina, seperti burung Phoenix, kupu-kupu, dan burung merak gaya Mataram. Batik dari Demak didominasi dengan warna cokelat mirip sogan dan warna indigo yang kuat dan putih krem. Sedangkan batik dari Kudus mempunyai wana latar batik yang lebih kekuning-kuningan. Secara keseluruhan memang batik banyak mendapatkan pengaruh Cina karena pada awalnya pembuat batik terkenal adalah keturunan yang mencintai Indonesia. Semakin saya menggali informasi, semakin saya terkagum-kagum dengan motif-motif batik yang ada di Indonesia. Tidak heran negara tetangga mau mengakuinya sebagai milik negara mereka.
Batik Solo, yang kiri adalah motif kerajaan, yang kanan adalah mangkunegaran. Sumber: nlyliyani.wordpress.com, smp-prosit.com |
Atas: Batik Tegal, Tengah: Batik Pekalongan, Bawah: Batik Lasem |
Atas: Batik Demak, Bawah: Batik Kudus. Sumber: jejakbatik.blogspot.com, fitinline.com |
Hal berikut yang kami dapatkan adalah alat musik Jawa yaitu gamelan. Gamelan, berasal dari kata gamel yang artinya pukul, merupakan alat musik yang terbuat dari bahan logam kuningan dan dimainkan dengan cara dipukul. Gamelan berasal dari pulau Jawa dan Bali. Di Jawa Barat gamelan disebut degung, sementara di Bali disebut gamelan Bali. Satu perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slentem, bonang, gender, dan kendang. dan beberapa instrumen lainnya. Berbicara gamelan tidak terlepas dari kebudayaan Hindu-Budha.
Musik Gamelan pun merupakan gabungan pengaruh seni
luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik
dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari
daerah Timur Tengah, bahkan gaya militer Eropa yang kita dengar pada musik
tradisional Jawa dan Bali sekarang ini. Untuk daerah Sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta
umumnya gamelan terdiri dari 2 pangkon (jenis) yakni Slendro dan Pelog yang
mempunyai titi nada yang berbeda. Slendro pada dasarnya adalah nada mendekati
minor (seperti pentatonis). Sedangkan Pelog menghasilkan nada yang cenderung mendekati nada diatonis.
Gamelan Jawa, sumber: indonesiakaya.com |
Gamelan dan bagian-bagiannya. Sumber yudhipri.wordpress.com |
Pas hari H, lucu rasanya melihat anak-anak berpakaian adat. Saat tiba waktunya presentasi, kakak dan adik maju bersama. Setelah mengucapkan salam sugeng siang, Gusti Yesus juru wilujeng, mereka menyanyikan lagu Gusti Yesus apik dengan gayanya (adik ngotot mau nari balet pake kebaya). Setelah itu, papa maju dan menjelaskan hasil yang kami dapatkan. Sedangkan Duo Lynns menjadi asistennya. Setelah itu dilanjutkan dengan mewarnai dan orang tuanya bercakap-cakap.
Papa menjelaskan dengan Duo Lynns sebagai asistennya |
Kalau ada yang tanya ke saya, apakah tahun depan mau pakai baju adat lagi? Rasanya cukup tahun ini. Nanti saja kalau sudah lebih besar. Tetapi memelajari kebudayaan Indonesia tetap harus, tanpa menunggu hari Kartini. Mengapa? Karena kami mengasihi Indonesia :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar