Selasa, 11 September 2018

Wisata Alkitab di Museum Alkitab



Masih dalam rangka aktivitas homeschool untuk mengisi liburan kemarin, kali ini kami para homeschooler Jakarta Bekasi mengikuti kegiatan Paket Wisata Alkitab di Museum Alkitab Salemba. Awalnya kami hanya berencana mengunjungi museum yang berlokasi di gedung Lembaga Alkitab Indonesia. Namun saat menghubungi ke sana, ternyata kalau jumlah peserta minimal 15 orang, dewasa dan anak-anak, kami dapat mengikuti Paket Wisata Alkitab atau PWA. Di PWA ini, kami akan didampingi oleh pihak museum dan mendapatkan penjelasan dari pihak museum saat berkeliling museum. Setelah menyocokkan tanggal dan waktu dengan pihak museum, maka akhirnya kami pun mengikuti PWA ini.

Kegiatan PWA dimulai sejak kami berkumpul di lobi gedung. Ibu Costa dan tim menyambut kami dan memberikan sedikit penjelasan mengenai  gedung yang terdiri dari sepuluh lantai ini. Setelah itu kami diajak untuk menuju ke lantai dua.
Penjelasan singkat mengenai gedung LAI
Alkitab besaaaar banget
Penghargaan MURI untuk Alkitab edisi study terbesar. 
Di lantai ini, kami diberikan sedikit penjelasan mengenai sejarah lembaga Alkitab. Diawali dengan kisah Mary Jones yang lahir tahun 1784 di desa Pennant Wales Inggris Raya. Pada masa itu, Alkitab merupakan barang langka dan mahal. Oleh sebab itu, tidak semua orang dapat memiliki Alkitab dan tidak semua tempat menjual Alkitab. Mary kecil, yang saat itu berusia 7 tahun, bertekad untuk mengumpulkan duit dengan cara mengumpulkan kayu bakar dan memintal benang. Hingga akhirnya saat ia berumur 16 tahun, tabungannya sudah dirasa cukup untuk membeli Alkitab.
Ruangan khusus untuk presentasi.
Mary pun berjalan kaki sejauh 41 KM untuk menjumpai Pendeta Thomas Charles. Sayangnya saat ia tiba, Alkitab yang tersedia hanya satu dan itupun sudah dipesan oleh orang lain. Mary begitu sedih. Namun karena Pendeta Thomas Charles melihat Mary yang begitu bersusah payah demi Alkitab, akhirnya Alkitab yang tinggal satu itu diberikan kepada Mary.

Berbekal pengalamannya, Mary Jones pun bertekad agar banyak orang dapat membaca Alkitab. Maka ia pun mendirikan Lembaga Alkitab pertama di Inggris pada tahun 1804. Di tahun 1814 didirikan Lembaga Alkitab di Belanda. Di tahun 1816 didirikan Lembaga Alkitab di Amerika Serikat. Dan akhirnya di Indonesia pun berdiri Lembaga Alkitab Indonesia pada tanggal 9 Februari 1954.

Kami cukup terkaget-kaget saat diberi tahu di Indonesia terdapat 742 bahasa daerah. Di Indonesia sendiri Alkitab sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa daerah agar memudahkan masyarakat setempat memahami Alkitab tersebut. Sedangkan proses penerjemahan Alkitab memakan waktu kurang lebih 10 hingga 15 tahun untuk Perjanjian Lama dan 5 hingga 10 tahun untuk Perjanjian Baru. Setelah itu dibutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan hingga 1 tahun untuk pra cetak. Dengan kata lain, dibutuhkan banyak tenaga, dana dan waktu agar Alkitab dapat sampai ke tangan kita.
Alkitab dengan berbagai bahasa
Setelah selesai presentasi mengenai Alkitab, kami diajak untuk berkeliling melihat-lihat sejarah perkembangan Alkitab, dari yang masih ditulis diatas kertas hingga sampai menjadi Alkitab yang kita lihat.
Suhu di dalam tempat Alkitab.
Alkitab kecil
Terpesona dengan replika bahtera Nuh.
Alkitab tulis tangan. Tebal sekali kan....
Keluar dari ruangan mengenai perkembangan Alkitab, kami diajak untuk melihat benda-benda yang ada di Alkitab. Ada beberapa macam baju yang dipakai pada masa Alkitab ditulis, alat-alat musik, loh batu, replika tabut perjanjian, kacang-kacangan, dan sebagainya.
12 batu yang melambangkan 12 suku.
Mahkota duri dan paku
Berbagai alat musik yang tertulis di Alkitab.
Buli-buli
Mata uang yang ada dalam Alkitab.
Dua loh batu dan replika tabut perjanjian.
Kaki dian dan slingshot yang dipakai Daud.
Kami juga diajak untuk mengunjungi perpustakaan yang ada di lantai 3. Perpustakaan ini berisi buku-buku literatur. Tetapi yang menarik adalah perpustakaan khusus anak-anak. Isinya pun menarik dan anak-anak bisa main membaca dengan nyaman di situ.
Perpustakaan anak, dijajah oleh kami :)
Pohon Ara yang ada di luar perpustakaan.
Pohon zaitun
Kami pun kembali ke lantai dua untuk mendengarkan sedikit presentasi tentang proses pembuatan Alkitab dan pengorbanan para misionaris untuk mengabarkan Injil. Hal ini menyadarkan anak-anak bahwa kalau kami masih dapat membaca Alkitab itu merupakan suatu anugerah, disaat banyak orang yang belum tentu dapat membaca Alkitab.
Biji sesawi 
Kacang-kacangan yang ada.
Setelah selesai presentasi, ada sedikit kuis yang diberikan oleh pihak LAI dan anak-anak yang berhasil menjawabnya mendapatkan hadiah. Di akhir PWA kami pun mengucapkan terima kasih kepada pihak LAI dan Museum Alkitab untuk waktu dan kesempatan bagi kami untuk melihat museum ini. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian persembahan kasih kepada pihak LAI dan doa oleh kami.
Anggur kana dan roti tidak beragi. 
Walaupun kegiatan sudah selesai, namun ada satu bagian yang dapat kami kunjungi, yaitu Book Store. Di sini dijual berbagai Alkitab dan buku-buku bacaan yang dapat dibeli. Untuk produk keluaran LAI yang kami beli, kami mendapatkan diskon 20% pada saat itu. Senang sekali bukan?
Disaat orang tua melihat buku, anak-anak pura-pura wefie dengan brosur yang ada=D
Kunjungan yang singkat ini membuka wawasan anak-anak mengenai sejarah mengenai Lembaga Alkitab dan proses pembuatan Alkitab yang ada. Banyak misionaris yang mengorbankan banyak hal dalam hal pekabaran Injil. Mereka pun menyadari perjuangan banyak orang agar Alkitab bisa sampai ke tangan mereka. Harapan kami adalah mereka semakin menghargai Alkitab cetak yang ada di tangan mereka.
"How beautiful are the feet of those who preach the gospel of peace, Who bring glad tidings of good things!" (Roman 10:14b)
Museum Alkitab
Alamat: Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta Pusat
No. Telepon: (021) 3142890
Jam Kunjungan: 08.00 – 16.00 (Senin – Jumat) dan 09.00 – 15.00 (Sabtu)
Harga Tiket Masuk: Rp 4.000,00 per orang


2 komentar:

  1. halo, terima kasih blog nya sangat membantu sekali

    perkenalkan saya Visitagas, saya sedang mengerjakan tugas akhir dengan tema Museum Alkitab. Apakah berkenan apabila saya wawancarai? teria kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senang sekali artikel ini dapat membantu. Silakan email saja untuk bahasan lebih lanjut.

      Hapus