Selasa, 25 September 2018

Phonics CCC 101: Cara Menggunakan Phonics CCC

Masih melanjutkan kurikulum CCC, setelah membahas tentang penggunaan CCC, bahasan selanjutnya adalah mengenai cara penggunaan Phonics CCC. Pertama kali saya mendengar phonics, saya bertanya-tanya apa sih phonics? Hasil dari bertanya pada wikipedia, Phonics (dibaca foniks, bukan finiks) didefinisikan sebagai metode untuk mengajarkan membaca dan menulis bahasa Inggris dengan cara mengenali bunyinya. Cara kerja metode phonics adalah memecah kata-kata menjadi beberapa bagian kecil dan mengajarkan anak-anak bunyi dari setiap huruf atau campuran huruf tersebut.
Phonic CCC 
Dalam bahasa sederhana yang biasa saya gunakan saat ditanya orang, saya menjelaskan phonics itu adalah bunyi. Sama seperti kucing bunyinya meong, anjing bunyinya guk-guk, dan sebagainya, huruf pun mempunyai bunyi. Tentunya hal ini akan membingungkan saat diawal kita mengajar. Karena saat kita belajar bahasa Indonesia saja kita belajar b-u bu d-i di, budi. Dan saat belajar bahasa Inggris kita pastinya langsung belajar apel bahasa Inggrisnya adalah apple. Nah, saat kita mulai menggunakan kurikulum CCC, kita diminta mengenalkan bahasa melalui bunyinya.

Apa keuntungannya mengajarkan bunyi si huruf pada anak-anak? Keuntungannya adalah anak akan lebih cepat untuk merangkai huruf dan belajar membaca tanpa disadari. Setelah mereka memahami suara dari setiap huruf, mereka akan dengan cepat mengenali suara dari si huruf saat suata kata diucapkan. Dan efek timbal baliknya, anak dapat menulis berdasarkan suara yang mereka dengar. Namun hal ini akan lebih susah saat anak belajar vowel digraph dan vowel diphtong.

Kata kunci untuk menggunakan Phonic CCC adalah ikutilah instruksi yang diberikan. Kurikulum CCC cukup mempermudah proses pembelajaran dengan yang namanya drilling. Asalkan kita mengikuti setiap tahap yang diberikan, lama-lama anak-anak akan memahami dan mengerti bunyi-bunyian ajaib tersebut.

Huruf dalam bahasa Inggris sama dengan huruf dalam bahasa Indonesia, yaitu ada 26 huruf. Huruf konsonan dalam bahasa Inggris pun sama dengan dalam bahasa Indonesia. Yang unik adalah huruf vokal. Vokal atau vowel masih sama, yaitu a, e, i, o, dan u. Umumnya vokal mempunyai 2 bunyi, yaitu short vowel (yang sering digunakan seperti cat, hen, pig, dog, dan duck) dan long vowel (yang bunyinya seperti nama huruf itu sendiri). Sebelum mengajar, ada baiknya kita memahami bunyi-bunyi yang ada ini.

Dalam CCC, pembelajaran phonics dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Phonics Lesson for Card 1 – 31: mengenal consonant, long vowel, dan short vowel.
2. Phonics Lesson for Card 32 – 66: mengenal consonant digraph, consonant blend.
3. Phonics Lesson for Card 67 – 93: mengenal vowel digraph, vowel diphthong, dan modified vowel.
4. Phonics Lesson for Card 94 – 118: mengenal pengecualian-pengecualian dari ketentuan yang ada.

Pertanyaan yang sering diberikan kepada saya adalah mengenai workbook yang akan digunakan. Sama seperti artikel sebelumnya, berdasarkan chart yang diberikan, kita dapat mempermudah penggunaannya.
Chart penggunaan CCC 
Penggunaan Phonics CCC dari umur 3 Tahun
Saat anak-anak berumur 3 tahun, biasanya mereka hanya diajar untuk mengenal phonics card dari A sampai Z. Mereka tahu short vowel terlebih dahulu, baru mereka belajar long vowel dan konsonan. Untuk memudahkan pembelajaran, biasanya saya menggunakan lagu yang diberikan.
Pembelajaran short vowel melalui lagu Noah's Ark. 
Selain mengenal vowel dan consonants, pada umur tiga ini anak-anak mulai diperkenalkan dengan tracing huruf. Saran saya, saat anak melakukan tracing, pastikan mereka mengikuti arahan yang benar. Hal ini dapat mengurangi kesalahan saat mereka menulis huruf yang mirip seperti b dan d ataupun p dan q.

Penggunaan Phonics CCC dari umur 4 Tahun
Saat anak menginjak usia 4 tahun, kita dapat menggunakan Phonics Lesson for Card 1-31 bersamaan dengan workbook A1. Idealnya materi ini akan selesai dalam waktu 6 bulan. Setelah itu dapat dilanjutkan dengan Phonics Lesson for Card 32 – 66 bersamaan dengan workbook A2 selama 6 bulan. Bagaimana kalau belum selesai? Ya enaknya homeschool, kita tinggal ulang sesuai kebutuhan dan kemampuan si anak, dengan catatan kita harus konsisten.

Secara ringkas, berikut urutan penggunaan buku dan workbook untuk anak yang menggunakan Phonics CCC sejak umur 4 tahun:
- Phonics Lesson for Card 1 – 31 dengan workbook A1
- Phonics Lesson for Card 32 – 66 dengan workbook A2
- Phonics Lesson for Card 67 – 93 dengan workbook B3
- Phonics Lesson for Card 94 – 118 dengan workbook C3

Penggunaan Phonics CCC dari umur 5 Tahun
Jika si anak baru mulai menggunakan CCC saat usianya lima tahun, maka kita harus memulai dengan materi Phonics Lesson for Card 1 – 31. Hanya saja workbook yang digunakan adalah workbook B1. Setelah anak menyelesaikan workbook B1, pelajaran dapat dilanjutkan dengan Phonics Lesson for Card 32 – 66 bersamaan dengan workbook B2. Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan Phonics Lesson for Card 67 – 93 dan workbook B3.

Secara ringkas, berikut urutan penggunaan buku dan workbook untuk anak yang menggunakan Phonics CCC sejak umur 5 tahun:
- Phonics Lesson for Card 1 – 31 dengan workbook B1
- Phonics Lesson for Card 32 – 66 dengan workbook B2
- Phonics Lesson for Card 67 – 93 dengan workbook B3
- Phonics Lesson for Card 94 – 118 dengan workbook C3

Penggunaan Phonics CCC dari umur 6 Tahun
Jika si anak mulai menggunakan Phonics CCC saat anak berusia enam tahun dan belum mengetahui apapun tentang phonics, maka disarankan untuk mengajarkan dari awal dan dari workbook B. Secara singkat, perjalanan penggunaan Phonics CCC bagi anak yang memulai saat usia 6 tahun adalah seperti berikut:
- Phonics Lesson for Card 1 – 31 dengan workbook B1
- Phonics Lesson for Card 32 – 66 dengan workbook C1
- Phonics Lesson for Card 67 – 93 dengan workbook C2
- Phonics Lesson for Card 94 – 118 dengan workbook C3

Alphabetical Wall Card
Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya, alasan kami melakukan homeschool adalah agar anak-anak mempunyai dasar karakter dan kebenaran firman Tuhan sebelum mereka mendapatkan dasar pengetahuan. Salah satu yang membuat saya jatuh cinta dengan kurikulum ini adalah Alphabetical Wall Card. Wall card yang memperkenalkan huruf A hingga Z dengan menggunakan kata-kata yang ada di Alkitab ini membantu anak untuk memahami bunyi dari si huruf dan juga rima atau rhyme yang menjelaskan kebenaran firman Tuhan. Saya menempelkan Alphabetical Wall Card di dinding kamar anak-anak. Sehingga saat belajar pun anak-anak dapat langsung melihat dan saat tidak belajar pun mereka dapat membaca tentang tulisan-tulisan yang ada di atasnya.
Alphabetical wall card.

Daily Drill
Dalam pembelajaran Phonics, CCC cukup memudahkan saya sebagai pengajar awam dengan memberikan daily drill. Namanya juga daily, jadi saya mengulang setiap saat kami belajar Phonics. Berhubung ini bukan bahasa ibu saya, otomatis saya tidak begitu hapal aturan dari setiap phonics (bahkan yang bahasa ibunya Inggris pun belum tentu hapal). Dengan menggunakan daily drill dan melakukan pengulangan setiap harinya, harapannya adalah anak dapat memahami dan lama-lama mengingat dengan sendirinya aturan-aturan yang ada dalam phonics.

Selain vowel drill, ada juga yang namanya sight word atau kata-kata yang tidak sesuai dengan aturan yang ada. Sight words akan lebih mudah diingat anak-anak karena biasanya sederhana. 
Folder yang berisi vowel drill dan sight word. 
Rutin dalam Pembelajaran
Bagaimana dengan rutinnya? Biasanya saat belajar Phonics, saya memulai dengan renungan singkat tentang kata yang melambangkan huruf tersebut dan rhyme yang dapat mengingatkan anak akan bunyi huruf tersebut. Setelah selesai renungan singkat, maka saya akan masuk ke bagian daily drill. Daily drill idealnya tidak terlalu lama, maksimal 20 menit. Setelah itu masuk ke materi sesuai dengan petunjuk yang ada di buku.
Salah satu card mengenai aw
Penggunaan 1 Paket Phonics CCC
Pertanyaan yang sering muncul berikutnya adalah bagaimana jika saat membeli kurikulum CCC belinya sepaket (phonics lengkap dari A, B, dan C). Seperti kami yang membeli lengkap, setelah anak-anak menyelesaikan workbook A1 dan A2, maka sayang rasanya kalau buku-buku ini tidak dipakai (ogahrugi.com). Kami memberikan beberapa latihan di buku B1 dan B2 yang tidak ada di workbook A1 dan A2 (seperti tentang rhyming word). Karena sifatnya pengayaan atau tambahan, otomatis pembahasan buku B1 dan B2 tidaklah berlangsung lama. Setelah selesai materi tambahan ini, kami langsung masuk ke Phonics Lesson for Card 67 – 93 dengan workbook B3. Setelah workbook B3 selesai, kami memberikan beberapa latihan di buku C1 dan C2 yang tidak ada di workbook sebelumnya. Setelah materi ini selesai, barulah kami masuk ke Phonics Lesson for Card 94 – 118 dengan workbook C3. Nilai tambahnya adalah anak-anak seakan diingatkan kembali dengan materi sebelumnya. Dan mamanya merasa bahagia karena tidak sia-sia membeli sepaket (ups).
Workbook dan kunci jawabannya. 
Phonics Dril Reading
Buku lain yang biasanya juga ada saat membeli Phonics CCC adalah buku Phonics Drill Reading. Sejujurnya saat kakak belajar phonics, saya sempat berpikir buku ini akan dibahas nanti saat umur lima. Oleh sebab itu, penggunaan buku ini telat saat kakak belajar Phonics. Dan saat adik belajar pun, penggunaan buku ini baru digunakan saat adik berusia hampir 6. Namun ternyata memang buku ini dibuat secara khusus untuk anak yang memasuki usia SD. Tujuannya supaya kita dapat mengukur seberapa mampu si anak membaca kata-kata dalam bahasa Inggris. Dan bukan hanya itu, buku ini cukup membantu membetulkan pelafalan anak-anak dan saya juga saat menyebutkan suatu kata dalam bahasa Inggris.
Kata-kata dengan short sound e.
Kendala Saat Menggunakan Phonics CCC
Banyak yang berpikir kendala terbesarnya adalah ketidakmampuan kita berbahasa Inggris. Namun menurut saya ini bukan yang utama. Bagi saya yang mungkin lebih jago bahasa Jawa daripada bahasa Inggris, walaupun bahasa Inggris bukan bahasa ibu kita, namun saat kita ada kemauan untuk belajar, pastilah bisa. Anggap saja belajar bersama dengan anak.

Menurut saya kendala paling besar adalah konsistensi kita sebagai pengajar. Sebagai homeschooler, anak kita akan dilihat seluruh dunia (lebay.com). Kalau mereka belum bisa baca, pasti akan ada kata-kata 'oh gak bisa baca...anak homeschool sih'. Kita pasti jadi kepengen mereka cepat baca. Nah biasanya, hal ini membuat kita ingin yang instan dengan cara mengajarkan membaca bahasa Indonesia. 

Ini tidak salah, saya pun juga ingin anak saya bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar dan menulis dengan baik. Dan saya cinta sekali dengan bahasa Indonesia. Tetapi karena kurikulum yang kita ambil adalah kurikulum bahasa Inggris, maka akan lebih baik kalau dia lancar dulu dalam hal membaca dan menulis bahasa Inggris. Lain halnya jika kurikulum yang diambil bukan kurikulum luar, maka pastilah saya akan menyarankan untuk memfokuskan proses pembelajaran dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Anak-anak akan lebih cepat mempelajari bahasa Indonesia yang sederhana (tidak termasuk imbuhan) dibanding bahasa Inggris karena satu huruf dalam bahasa Inggris banyak bunyinya. Jadi saat sepertinya si anak lama menangkap, kita sebagai pengajar haruslah konsisten dan pantang menyerah. Yang sering saya lihat adalah seringkali orang tua ingin anaknya cepat bisa baca dan akhirnya mengajarkan membaca dan menulis bahasa Indonesia dulu. Saat anaknya bisa menulis dan membaca bahasa Indonesia, anaknya mulai ogah-ogahan belajar Bahasa Inggris dan akhirnya proses pembelajaran Phonics menjadi kegiatan yang membuat kita mau meledak.

Bagaimana dengan pengucapan kita yang lucu? Tidak apa-apa, selama kita mendengarkan CD Phonics dengan baik, dan mencoba untuk membetulkan, lama-lama pasti berkurang kok lucunya. Dan nanti anak-anak dapat membetulkan kalau kita salah kok :)

Satu hal yang menjadi pengingat saya saat mengajar Phonics kepada anak-anak adalah setiap anak istimewa. Cara pembelajaran antara satu anak dengan yang lain tentunya berbeda. Cara penyerapan setiap anak pun berbeda. Pendekatan yang dipakai pun dapat bermacam-macam. Dan mengutip salah satu bagian yang ada di buku pelajaran mereka, pendidikan Kristen seharusnya tidak mengabaikan setiap anak. Kita harus mencari cara untuk mengembangkan pendidikan Kristen ke suatu titik dimana semua anak-anak Tuhan dapat dituntun kepada kedewasaan Kristen di dalam lingkungan akademis yang sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka, untuk mempersiapkan mereka menuju tingkatan selanjutnya dalam memenuhi tujuan Tuhan dalam hidupnya.

2 komentar:

  1. Maaf kak, anakku 3th. Saya mau tanya untuk phonic sendiri apa aja yg perlu saya beli dari vca sbagai bahan, misal yg ada lagu noah arc dllnya juga. Email saya: Stef4ny.kim@gmail.com. mohon di jawab di email klo bisa. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi, maaf baru sempat membalas. Lanjut di email ya mom :)

      Hapus