Masih melanjutkan kurikulum CCC, setelah membahas tentang penggunaan CCC, bahasan selanjutnya adalah mengenai cara penggunaan Phonics CCC. Pertama kali saya mendengar phonics, saya bertanya-tanya apa sih phonics? Hasil dari bertanya pada wikipedia, Phonics (dibaca foniks, bukan finiks) didefinisikan
sebagai metode untuk mengajarkan membaca dan menulis bahasa Inggris dengan cara
mengenali bunyinya. Cara kerja metode phonics
adalah memecah kata-kata menjadi beberapa bagian kecil dan mengajarkan
anak-anak bunyi dari setiap huruf atau campuran huruf tersebut.
Phonic CCC |
Dalam bahasa sederhana yang biasa
saya gunakan saat ditanya orang, saya menjelaskan phonics itu adalah bunyi. Sama seperti kucing bunyinya meong,
anjing bunyinya guk-guk, dan sebagainya, huruf pun mempunyai bunyi. Tentunya
hal ini akan membingungkan saat diawal kita mengajar. Karena saat kita belajar
bahasa Indonesia saja kita belajar b-u bu d-i di, budi. Dan saat belajar bahasa
Inggris kita pastinya langsung belajar apel bahasa Inggrisnya adalah apple. Nah, saat kita mulai menggunakan kurikulum CCC, kita diminta mengenalkan
bahasa melalui bunyinya.
Apa keuntungannya mengajarkan bunyi si huruf pada anak-anak? Keuntungannya
adalah anak akan lebih cepat untuk merangkai huruf dan belajar membaca tanpa
disadari. Setelah mereka memahami suara dari setiap huruf, mereka akan dengan
cepat mengenali suara dari si huruf saat suata kata diucapkan. Dan efek timbal
baliknya, anak dapat menulis berdasarkan suara yang mereka dengar. Namun hal
ini akan lebih susah saat anak belajar vowel
digraph dan vowel diphtong.
Kata kunci untuk menggunakan Phonic CCC adalah ikutilah instruksi yang
diberikan. Kurikulum CCC cukup mempermudah proses pembelajaran dengan yang
namanya drilling. Asalkan kita
mengikuti setiap tahap yang diberikan, lama-lama anak-anak akan memahami dan
mengerti bunyi-bunyian ajaib tersebut.
Huruf dalam bahasa Inggris sama dengan huruf dalam bahasa Indonesia, yaitu
ada 26 huruf. Huruf konsonan dalam bahasa Inggris pun sama dengan dalam bahasa
Indonesia. Yang unik adalah huruf vokal. Vokal atau vowel masih sama, yaitu a, e,
i, o, dan u. Umumnya vokal
mempunyai 2 bunyi, yaitu short vowel
(yang sering digunakan seperti cat, hen,
pig, dog, dan duck) dan long vowel (yang bunyinya seperti nama
huruf itu sendiri). Sebelum mengajar, ada baiknya kita memahami bunyi-bunyi
yang ada ini.
Dalam CCC, pembelajaran phonics dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Phonics Lesson for Card 1 – 31: mengenal consonant, long vowel, dan short
vowel.
2. Phonics Lesson for Card 32 – 66: mengenal consonant digraph, consonant blend.
3. Phonics Lesson for Card 67 – 93: mengenal vowel digraph, vowel diphthong, dan modified vowel.
4. Phonics Lesson for Card 94 –
118: mengenal pengecualian-pengecualian dari ketentuan yang ada.
Pertanyaan yang sering diberikan
kepada saya adalah mengenai workbook
yang akan digunakan. Sama seperti artikel sebelumnya, berdasarkan chart yang diberikan, kita dapat
mempermudah penggunaannya.
Chart penggunaan CCC |
Penggunaan Phonics CCC dari umur 3 Tahun
Saat anak-anak berumur 3 tahun,
biasanya mereka hanya diajar untuk mengenal phonics
card dari A sampai Z. Mereka tahu short
vowel terlebih dahulu, baru mereka belajar long vowel dan konsonan.
Untuk memudahkan pembelajaran, biasanya saya menggunakan lagu yang diberikan.
Pembelajaran short vowel melalui lagu Noah's Ark. |
Selain mengenal vowel dan consonants, pada umur tiga ini anak-anak mulai diperkenalkan dengan
tracing huruf. Saran saya, saat anak
melakukan tracing, pastikan mereka mengikuti arahan yang benar. Hal ini dapat
mengurangi kesalahan saat mereka menulis huruf yang mirip seperti b dan d ataupun p dan q.
Penggunaan Phonics CCC dari umur 4 Tahun
Saat anak menginjak usia 4 tahun,
kita dapat menggunakan Phonics Lesson for
Card 1-31 bersamaan dengan workbook
A1. Idealnya materi ini akan selesai dalam waktu 6 bulan. Setelah itu dapat
dilanjutkan dengan Phonics Lesson for
Card 32 – 66 bersamaan dengan workbook
A2 selama 6 bulan. Bagaimana kalau belum selesai? Ya enaknya homeschool, kita
tinggal ulang sesuai kebutuhan dan kemampuan si anak, dengan catatan kita harus
konsisten.
Secara ringkas, berikut urutan
penggunaan buku dan workbook untuk
anak yang menggunakan Phonics CCC sejak umur 4 tahun:
- Phonics Lesson for Card 1 – 31 dengan workbook A1
- Phonics Lesson for Card 32 – 66 dengan workbook A2
- Phonics Lesson for Card 67 – 93 dengan workbook B3
- Phonics Lesson for Card 94 – 118 dengan workbook C3
Penggunaan Phonics CCC dari umur 5 Tahun
Jika si anak baru mulai
menggunakan CCC saat usianya lima
tahun, maka kita harus memulai dengan materi Phonics Lesson for Card 1 – 31. Hanya saja workbook yang digunakan adalah workbook
B1. Setelah anak menyelesaikan workbook
B1, pelajaran dapat dilanjutkan dengan Phonics
Lesson for Card 32 – 66 bersamaan dengan workbook B2. Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan Phonics Lesson for Card 67 – 93 dan workbook B3.
Secara ringkas, berikut urutan
penggunaan buku dan workbook untuk
anak yang menggunakan Phonics CCC sejak umur 5 tahun:
- Phonics Lesson for Card 1 – 31 dengan workbook B1
- Phonics Lesson for Card 32 – 66 dengan workbook B2
- Phonics Lesson for Card 67 – 93 dengan workbook B3
- Phonics Lesson for Card 94 – 118 dengan workbook C3
Penggunaan Phonics CCC dari umur 6 Tahun
Jika si anak mulai menggunakan Phonics CCC saat anak berusia enam tahun
dan belum mengetahui apapun tentang phonics, maka disarankan untuk mengajarkan
dari awal dan dari workbook B. Secara
singkat, perjalanan penggunaan Phonics CCC bagi anak yang memulai saat usia 6
tahun adalah seperti berikut:
- Phonics Lesson for Card 1 – 31 dengan workbook B1
- Phonics Lesson for Card 32 – 66 dengan workbook C1
- Phonics Lesson for Card 67 – 93 dengan workbook C2
- Phonics Lesson for Card 94 – 118 dengan workbook C3
Alphabetical Wall Card
Seperti yang pernah saya
ceritakan sebelumnya, alasan kami melakukan homeschool adalah agar anak-anak mempunyai dasar karakter dan kebenaran firman Tuhan sebelum mereka mendapatkan dasar pengetahuan. Salah satu yang
membuat saya jatuh cinta dengan kurikulum ini adalah Alphabetical Wall Card. Wall
card yang memperkenalkan huruf A hingga Z dengan menggunakan kata-kata yang
ada di Alkitab ini membantu anak untuk memahami bunyi dari si huruf dan juga
rima atau rhyme yang menjelaskan
kebenaran firman Tuhan. Saya menempelkan Alphabetical
Wall Card di dinding kamar anak-anak. Sehingga saat belajar pun anak-anak
dapat langsung melihat dan saat tidak belajar pun mereka dapat membaca tentang
tulisan-tulisan yang ada di atasnya.
Alphabetical wall card. |
Daily Drill
Dalam pembelajaran Phonics, CCC cukup memudahkan saya
sebagai pengajar awam dengan memberikan daily
drill. Namanya juga daily, jadi
saya mengulang setiap saat kami belajar Phonics.
Berhubung ini bukan bahasa ibu saya, otomatis saya tidak begitu hapal aturan
dari setiap phonics (bahkan yang
bahasa ibunya Inggris pun belum tentu hapal). Dengan menggunakan daily drill dan melakukan pengulangan
setiap harinya, harapannya adalah anak dapat memahami dan lama-lama mengingat
dengan sendirinya aturan-aturan yang ada dalam phonics.
Selain vowel drill, ada juga yang namanya sight word atau kata-kata yang tidak sesuai dengan aturan yang ada. Sight words akan lebih mudah diingat anak-anak karena biasanya sederhana.
Folder yang berisi vowel drill dan sight word. |
Rutin dalam Pembelajaran
Bagaimana dengan rutinnya? Biasanya saat belajar Phonics, saya memulai dengan renungan singkat tentang kata yang
melambangkan huruf tersebut dan rhyme
yang dapat mengingatkan anak akan bunyi huruf tersebut. Setelah selesai
renungan singkat, maka saya akan masuk ke bagian daily drill. Daily drill
idealnya tidak terlalu lama, maksimal 20 menit. Setelah itu masuk ke materi
sesuai dengan petunjuk yang ada di buku.
Salah satu card mengenai aw. |
Penggunaan 1 Paket Phonics CCC
Pertanyaan yang sering muncul
berikutnya adalah bagaimana jika saat membeli kurikulum CCC belinya sepaket (phonics lengkap dari A, B, dan C).
Seperti kami yang membeli lengkap, setelah anak-anak menyelesaikan workbook A1 dan A2, maka sayang rasanya
kalau buku-buku ini tidak dipakai (ogahrugi.com). Kami memberikan beberapa
latihan di buku B1 dan B2 yang tidak ada di workbook
A1 dan A2 (seperti tentang rhyming word).
Karena sifatnya pengayaan atau tambahan, otomatis pembahasan buku B1 dan B2
tidaklah berlangsung lama. Setelah selesai materi tambahan ini, kami langsung
masuk ke Phonics Lesson for Card 67 –
93 dengan workbook B3. Setelah workbook B3 selesai, kami memberikan
beberapa latihan di buku C1 dan C2 yang tidak ada di workbook sebelumnya. Setelah materi ini selesai, barulah kami masuk
ke Phonics Lesson for Card 94 – 118
dengan workbook C3. Nilai tambahnya adalah anak-anak seakan diingatkan
kembali dengan materi sebelumnya. Dan mamanya merasa bahagia karena tidak
sia-sia membeli sepaket (ups).
Workbook dan kunci jawabannya. |
Phonics Dril Reading
Buku lain yang biasanya juga ada saat membeli Phonics CCC adalah buku Phonics
Drill Reading. Sejujurnya saat kakak belajar phonics, saya sempat berpikir buku ini akan dibahas nanti saat umur
lima. Oleh sebab itu, penggunaan buku ini telat saat kakak belajar Phonics. Dan saat adik belajar pun,
penggunaan buku ini baru digunakan saat adik berusia hampir 6. Namun ternyata memang buku
ini dibuat secara khusus untuk anak yang memasuki usia SD. Tujuannya supaya
kita dapat mengukur seberapa mampu si anak membaca kata-kata dalam bahasa
Inggris. Dan bukan hanya itu, buku ini cukup membantu membetulkan pelafalan
anak-anak dan saya juga saat menyebutkan suatu kata dalam bahasa Inggris.
Kata-kata dengan short sound e. |
Kendala Saat Menggunakan
Phonics CCC
Banyak yang berpikir kendala terbesarnya adalah ketidakmampuan kita
berbahasa Inggris. Namun menurut saya ini bukan yang utama. Bagi saya yang
mungkin lebih jago bahasa Jawa daripada bahasa Inggris, walaupun bahasa Inggris
bukan bahasa ibu kita, namun saat kita ada kemauan untuk belajar, pastilah
bisa. Anggap saja belajar bersama dengan anak.
Menurut saya kendala paling besar adalah konsistensi kita sebagai
pengajar. Sebagai homeschooler, anak kita akan dilihat seluruh dunia
(lebay.com). Kalau mereka belum bisa baca, pasti akan ada kata-kata 'oh gak bisa baca...anak homeschool sih'. Kita pasti jadi kepengen mereka
cepat baca. Nah biasanya, hal ini membuat kita ingin yang instan dengan cara
mengajarkan membaca bahasa Indonesia.
Ini tidak salah, saya pun juga ingin anak
saya bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar dan menulis dengan baik. Dan
saya cinta sekali dengan bahasa Indonesia. Tetapi karena kurikulum yang kita ambil
adalah kurikulum bahasa Inggris, maka akan lebih baik kalau dia lancar dulu
dalam hal membaca dan menulis bahasa Inggris. Lain halnya jika kurikulum yang
diambil bukan kurikulum luar, maka pastilah saya akan menyarankan untuk
memfokuskan proses pembelajaran dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Anak-anak akan lebih cepat mempelajari bahasa Indonesia yang sederhana
(tidak termasuk imbuhan) dibanding bahasa Inggris karena satu huruf dalam
bahasa Inggris banyak bunyinya. Jadi saat sepertinya si anak lama menangkap,
kita sebagai pengajar haruslah konsisten dan pantang menyerah. Yang sering saya
lihat adalah seringkali orang tua ingin anaknya cepat bisa baca dan akhirnya
mengajarkan membaca dan menulis bahasa Indonesia dulu. Saat anaknya bisa
menulis dan membaca bahasa Indonesia, anaknya mulai ogah-ogahan belajar Bahasa
Inggris dan akhirnya proses pembelajaran Phonics menjadi kegiatan yang membuat
kita mau meledak.
Bagaimana dengan pengucapan kita yang lucu? Tidak apa-apa, selama kita
mendengarkan CD Phonics dengan baik, dan mencoba untuk membetulkan, lama-lama
pasti berkurang kok lucunya. Dan nanti anak-anak dapat membetulkan kalau kita salah kok :)
Satu hal yang menjadi pengingat saya saat mengajar Phonics kepada anak-anak
adalah setiap anak istimewa. Cara pembelajaran antara satu anak dengan yang
lain tentunya berbeda. Cara
penyerapan setiap anak pun berbeda. Pendekatan yang dipakai pun dapat
bermacam-macam. Dan mengutip
salah satu bagian yang ada di buku pelajaran mereka, pendidikan Kristen
seharusnya tidak mengabaikan setiap anak. Kita harus mencari cara untuk
mengembangkan pendidikan Kristen ke suatu titik dimana semua anak-anak Tuhan
dapat dituntun kepada kedewasaan Kristen di dalam lingkungan akademis yang
sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka, untuk mempersiapkan mereka menuju
tingkatan selanjutnya dalam memenuhi tujuan Tuhan dalam hidupnya.
Maaf kak, anakku 3th. Saya mau tanya untuk phonic sendiri apa aja yg perlu saya beli dari vca sbagai bahan, misal yg ada lagu noah arc dllnya juga. Email saya: Stef4ny.kim@gmail.com. mohon di jawab di email klo bisa. Terima kasih
BalasHapusHi, maaf baru sempat membalas. Lanjut di email ya mom :)
Hapus