Jumat, 21 September 2018

Indonesia Berkarya di Festival Habibie 2018


Akhirnya datang juga….
Setelah merasakan keseruan di Habibie Festival 2016 dan Habibie Festival 2017, tahun ini pun kami menantikan info kapan akan diadakan festival teknologi ini lagi. Bahkan dari awal Agustus kemarin, kakak sibuk bertanya mengenai acara ini. Saya pun sering memantau instagram Habibie Festival dan rasanya mereka sedang seru mengadakan di kota-kota lainnya. Mungkin tahun ini memang tidak ada Habibie Festival di Jakarta. Namun di awal minggu ini, saya melihat postingan mengenai Habibie Festival.

Habibie Festival kali ini mengambil tema “Lihat, Sentuh, dan Rasakan Teknologi dan Inovasi Terbaru” yang bertujuan agar festival ini dapat mempererat hubungan teknologi dan inovasi dengan manusia. Memang perkembangan teknologi sangatlah cepat dan daripada menganggap teknologi sebagai bahaya, lebih baik teknologi digunakan sebaik mungkin, bukan.

Saat kami datang, antrian yang luar biasa panjangnya membuat kami berpikir pasti di dalam bakal ramai sekali. Namun puji Tuhan kami dapat masuk juga ke dalam. Di dalam hall D ini terbagi beberapa zona, diantaranya Bazaar Inovasi, Makerland, Fin Tech 2.0, A to B the Future of Transportation, Sport Land, Infusion dan Fund Fest. Hampir sebagian pameran, seperti kapal perang, senjata, sritex, flight simulator, VR dan AR terlihat sama seperti tahun sebelumnya. Tujuan kami adalah mengunjungi tempat-tempat yang tahun lalu belum ada dan lebih children friendly, berhubung di rombongan banyak anak kecil.
Antrian untuk masuk yang luar biasa banyaknya.
Alat pemadam api medium, hanya menggunakan tenaga yang dikeluarkan dari motor yang digas.
Bagian pertama yang menarik perhatian anak-anak adalah Sport Land. Mungkin karena euphoria Asian Games masih terasa, maka Sport Land dipenuhi oleh anak-anak yang sibuk mau main basket. Di Sport Land ini juga ada lapangan bulutangkis. Dan tentunya jika berbicara tentang bulutangkis, pastilah terbayang sosok Alan Budikusuma dan Susi Susanti dengan produk mereka Astec.
Kesukaan mama, Susi Susanti 
Alan Budikusuma
Lapangan basket yang ramai dengan anak-anak sekolah.
Di samping tempat tersebut terdapat booth fitscan. Di sini kita dapat mencoba untuk menganalisa bentuk dan tumpuan kaki kita dan sol apa yang dapat digunakan untuk membuat kaki kita lebih nyaman. Pada umumnya, tumpuan orang adalah tumit kaki. Namun banyak yang menjadikan bagian depan menjadi tumpuan. Akibatnya kakinya akan sering sakit. Penggunaan sol yang tepat akan dapat membantu orang yang tumpuan kakinya tidak tepat merasa nyaman.
Hasil scan kaki adik, tidak ada warna merah.
Tidak perlu sol tambahan dan tidak ada beban hidup sepertinya =D
Mencoba main olahraga bangsawan Inggris, cricket.
Zona berikutnya yang menarik perhatian anak-anak adalah zona Maker Land. Di zona ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan anak-anak. Salah satunya adalah memilin tali. Jangan dikira memilin tali dengan tangan loh. Acara memilin tali ini dilakukan dengan cepat dan memanfaatkan teknologi yang ada. Dengan drill dan kaitan, proses memilin tali pun jadi cepat.
Laba-laba untuk main perang bintang dengan tembakan laser di zona Maker Land.
Memilin tali dengan alat.
Tali yang dipilin anak-anak. Mbaknya sampai minta mereka untuk difoto dulu.
Print 3D dari hasil USG 3D bayi dalam kandungan. Hasil karya wong Suroboyo loh....
From coffe waste to coffee self care.
Sabun dari ampas kopi.
Salah satu booth yang ramai dikunjungi adalah booth Society Women of Engineering. SWE merupakan lembaga nonprofit yang beranggotakan wanita-wanita lulusan teknik dan penggemar teknik. SWE bekerja sama dengan rumah main STREAM untuk mengadakan aktivitas science untuk anak-anak. Di booth ini anak-anak diajak bermain dengan science secara menarik. Dari mengamati perputaran kertas saat dijatuhkan, membuat roket, dan juga mainan lainnya dari bahan yang sederhana.
Mainan di SWE.
Roket karya adik.
Ini semua menggunakan tenaga surya loh.
Sepeda dengan kerangka kayu.
Di ujung deretan booth ini, terdapat booth Da Vinci Kids. Booth ini selalu menjadi favorit anak-anak. Sayang sekali kali ini Cool Science tidak ikut dalam festival. Namun anak-anak masih semangat untuk membuat aktivitas bersama dengan Da Vinci. Mereka membuat hewan dengan modeling clay dan meletakkan hewan tersebut di latar yang disediakan. Dengan teknik sederhana, mereka diajak membuat story telling dan clay animation.
Kura-kura buatan kakak masuk TV
Di sini juga disediakan ruang untuk kuis. Awalnya staf Da Vinci dari Singapore mengira kakak tidak dapat berbahasa Indonesia, namun begitu dibilang kakak bisa, mereka memberi izin. Kakak pun mengikuti kuis dan menjawab beberapa pertanyaan yang ada. Saat ditanya tentang kesukaan Da Vinci, kakak dengan yakin menjawab penerbangan. Saya pribadi tidak tahu, tetapi kakak bilang ada cerita ini di buku yang dia baca. Dan memang jawabannya benar. Kakak mendapatkan hadiah yang boleh dibagi ke semua orang yang ada di komunitas kami kemarin. Moral story-nya adalah jangan meremehkan ingatan anak-anak. =D
Kuiz di Da Vinci Kids
Di zona bazaar banyak sekali produk yang ditawarkan untuk dijual. Dari mulai teh hijau fermentasi, aroma terapi, batik, kertas, dan sebagainya.
Fermentasi teh hijau.
Di saat anak-anak sibuk melihat aroma terapi dan bilang baunya kayak pepsodent (alias mint)
Ikan kecil kaya kalsium.
Tas imut dengan icon kota Jakarta.
Acara kami di sini diakhiri dengan naik ke pesawat yang tiap tahun dinaiki oleh mereka. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang lebih ke robotic, virtual reality dan augmented reality, Habibie Festival kali ini lebih children friendly dengan memadukan teknologi dan aplikasi yang nyata. Dan sebagai anak bangsa, saya bangga dengan kreasi bangsa Indonesia. Seperti produk Berkarya! Akademi yang diluncurkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), mari kita berkarya untuk bangsa ini :)
Pilot-pilot cantik ini siap untuk terbang :)
Sekilas Informasi
Habibie Festival 2018
Jiexpo Kemayoran hall D
Tanggal 20 - 23 September 2018
Pukul 10.00 - 18.00
Photo booth di Habibie Festival.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar