Berbicara tentang pendidikan,
sebagian orang merasa bahwa urusan pendidikan adalah urusannya si Ibu. Ayah
merasa bahwa tanggung jawab ayah adalah bekerja untuk menyediakan setiap
kebutuhan di rumah. Tetapi apakah benar demikian?
Tentu saja tidak benar. Urusan pendidikan anak merupakan
tanggung jawab suami istri sebagai orang tua si anak. Ayah, sebagai kepala
keluarga dan imam dari keluarganya juga mempunyai tanggung jawab yang sama
dalam hal pendidikan.
Beberapa bulan yang lalu, komunitas yang kami ikuti mengambil topik Equiping the Fathers dalam parents meeting yang diadakan. Ada
beberapa hal yang kami dapatkan dan juga mengkonfirmasi apa yang ada dalam
pemikiran kami.
Yang pertama adalah tugas dan peran seorang laki-laki. Selama ini, kalau
mendengar tentang peran laki-laki, pastilah yang terbayang adalah sebagai
tulang punggung keluarga, yang menyediakan setiap hal yang diperlukan keluarga.
Namun bukan itu saja peran laki-laki. Seorang laki-laki berperan sebagai
partner dari istrinya dan sebagai ayah dari anak-anaknya.
Dengan mengetahui peran seorang laki-laki secara jelas, maka si ayah akan
lebih mudah untuk memimpin keluarga dan menjaga visi dari keluarga tersebut.
Secara garis besar, ada tiga visi yang harus ada. Visi tersebut diambil dari
Yesaya 58:12, yaitu membangun, meletakkan dasar untuk generasi selanjutnya, dan
memperbaiki serta membetulkan jalan. Dengan kata lain, peran ayah dalam
keluarga sangatlah penting. Termasuk dalam hal pendidikan, yang merupakan
tanggung jawab ayah juga.
Berhubung kami semua memilih homeschool atau pendidkan di rumah sebagai
pola pendidikan kami, maka topik pembahasan kami pun beralih mengenai homeschool atau home education. Salah satu senior yang anak-anaknya sudah kerja dan
menikah menekankan tentang homeschool yang sesungguhnya.
Home education berarti pendidikan berawal dari rumah
melalui orang tuanya,
bukan tenaga pengajar yang didatangkan ke rumah ataupun komunitas yang
ramai-ramai mengajar pelajaran secara bergantian. Dengan kata lain, rumah merupakan pusat
pembelajaran utama untuk anak-anak kita. Anak-anak kita merupakan tanggung
jawab kita, bukan tanggung jawab teman kita dan juga bukan tanggung jawab
komunitas kita. Komunitas
merupakan support system, untuk mendukung orang tua yang ada
melaksanakan panggilannya. Sedangkan kegiatan belajar mengajar dan penanaman
moral merupakan tugas dan tanggung jawab masing-masing orang tua.
Kami pun memiliki pandangan yang sama dengan senior kami. Pentingnya
kesepakatan antara suami dan istri ini akan sangat membantu dalam perjalanan
homeschool suatu keluarga. Ayah pun harus berkomitmen untuk:
1. menerima tanggung jawab untuk mendidik anak-anak kita dengan berkomitmen
melakukannya untuk Tuhan (Ef 6:4). Sebagai ayah kita diminta untuk mendidik
anak-anak kita di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Tuhanlah sebagai pusat dari
pendidikan kita.
2. berkomitmen untuk membuat rumah sebagai pusat pembelajaran utama bagi
anak-anak (Ulangan 6:7). Seperti yang diutarakan diatas, rumah merupakan pusat
pembelajaran dimana orang tuanya berperan penting dalam pendidikan
anak-anaknya.
3. berkomitmen untuk melaksanakan pendidikan yang dibangun diatas kebenaran
(Mat 7:24). Banyak orang memilih suatu pola pendidikan karena ambisi,
kepahitan, ataupun motif pribadi. Namun yang terbaik adalah memilih pola
pendidikan yang dibangun diatas kebenaran.
4. berkomitmen untuk melakukan segala hal dengan disertai rasa konten atau
cukup (1 Tim 6: 6 – 9). Hal ini membuat kita tidak iri dengan yang lain dan
merasa konten dengan segala berkat yang diberikan Tuhan pada kita.
Dalam perjalanannya, seringkali ayah merasa gagal dan terjatuh dalam
perangkap yang sama. Hal ini disebabkan karena membandingkan antara kita dengan
orang lain, yang akhirnya membawa kita ke dalam dosa. Oleh sebab itu, merasa
konten sangatlah perlu. Selain
itu karena kesibukan yang ada, membuat peran suami mulai hilang. Istri seakan
berjalan sendiri dalam menjalani setiap tahap karena ayah gagal untuk
mendampingi istri. Ataupun kalau ayah ada, ayah seakan invisible dan tak terlihat sehingga segala hal dikerjakan oleh
istri. Oleh karena itu, penting bagi suami istri mempunyai waktu berkualitas
untuk menjaga komitmen berdua.
Sikap ayah yang tidak mau belajar hal yang baru pun dapat menjadi perangkap
bagi ayah dalam menjalankan mandatnya. Ditambah lagi dengan ekspektasi yang
terlalu tinggi sehingga anak selalu dibandingkan dengan si ayah. Namun ada
baiknya si ayah mengingat bahwa sebelum kita mendidik anak-anak kita, kita
dahulu yang dididik dan dibentuk Tuhan. Dengan demikian, kerendahan hati pun
ada dalam ayah sehingga ayah dapat menjalankan setiap visi dan komitmen yang
ada.
Dari pertemuan ini, kami kembali diingatkan bahwa peran ayah sangatlah
penting dalam suatu keluarga. Dan dalam bahasan tentang homeschool, seperti
yang selalu kami utarakan saat orang bertanya tentang homeschool, homeschool is not for everyone. Homeschool
is calling. Tujuan utama kita melakukan homeschool ataupun
homeeducation adalah bukan untuk membuat anak memenuhi impian kita, tetapi
membuat mereka memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup mereka.
Anak-anak saya gak homescholling. Tetapi, urusan pola asuh termasuk pendidikan juga saya gak mau sendirian. Suami harus berperan. Kehadiran sosok ayah untuk anak terasa penting
BalasHapusSalam kenal.
HapusHomeschool adalah panggilan dan memang tidak semua orang harus memilih homeschool dalam proses edukasi anak-anaknya. Tetapi memang yang terpenting ayah terlibat dalam proses perkembangan dan pengasuhan anak. :)