Siapa yang tidak suka telur? Hampir semua orang menyukai telur. Umumnya, telur dibuat menjadi telur dadar, telur mata sapi, telur balado, dan sebagainya. Kali ini, karena masih belum bisa kumpul-kumpul, kami diberikan project untuk membuat video tentang berkreasi dengan telur.
Dan seperti biasa, kalau ada project video, anak-anak semangat mau buat ini
itu, sementara orang tuanya pusing. Hehehe. Mereka mulai mendata apa saja yang
biasa kami buat dengan telur. Mulai dari fluffy
pancake, cawan mushi, telur gulung, tim telur, omelet, eggnest, egg and cheese
sandwich, dan sebagainya. Supaya mamanya gak pusing, akhirnya mereka
memilih eggnest, makanan yang sering
mereka buat untuk sarapan.
Memang kalau sarapan, anak-anak terbiasa menyiapkan sendiri. Awalnya saat
kakak masih berumur 3 tahun, kami mencoba mengajari mereka mengisi roti sendiri
dan memotongnya dengan pisau plastik. Lama kelamaan, mereka jadi terbiasa
membuat sarapan sendiri. Dari yang tidak memerlukan kompor seperti cereal, peanut butter and jam sandwich (PB & J Sandwich), hingga makan yang harus dibuat di
atas kompor, seperti nasi telur, mie (sekarang mereka boleh sarapan mie instan
seminggu sekali tanpa menggunakan bumbunya), eggnest dan roti panggang.
Ini tentunya sangat membantu, apalagi sejak si bayi ini masuk masa mpasi.
Bahkan tidak jarang mereka membuatkan sarapan untuk mamanya. Jadi pilihan
membuat eggnest menjadi project mereka merupakan pilihan
yang baik, karena mereka dapat membuat tanpa harus didampingi. Yah, walaupun tidak wah untuk dibuat video, tapi setidaknya tidak membuat kami repot.
Untuk membuat eggnest, hanya
diperlukan satu lembar roti (yang agak tebal lebih baik) dan telur. Bagaimana
cara pembuatannya?
1. Lubangi roti di bagian tengah. Lubang ini dapat dibuat dengan cookies cutter yang bentuknya lucu-lucu
ataupun dengan sesuatu yang bulat.
2. Pecahkan telur dan tuang ke dalam sebuah mangkok. Idealnya sih telurnya
tidak diacak, supaya bentuknya cantik. Tetapi kalau suka telur dadar, boleh dikocok.
2. Di atas penggorengan teflon, beri sedikit mentega dan tunggu hingga cair
(tentunya kompornya dinyalakan ya teman-teman).
3. setelah mentega lumer, letakkan roti di atas penggorengan tersebut.
4. Tuang telur ke dalam lubang yang ada. Tunggu sampai bagian bawah sudah
nge-set, setelah itu balikkan
rotinya.
5. Tunggu sampai telur matang dan angkat.
Pertemuan online hari itu dimulai dengan bermain tebak-tebakan untuk
anak-anak umur 12 tahun ke bawah. Setelah puas bermain tebak-tebakan, Uncle T
mulai menceritakan ilustrasi dengan menggunakan telur. Uncle T mengeluarkan
telur dan spidol berwarna hitam. Anak-anak diminta untuk menyebutkan
tindakan-tindakan yang tidak baik yang dapat dilakukan oleh semua orang.
Anak-anak pun dengan semangat menyebutkan, seperti tidak taat, marah, bohong,
menyontek, berantem sama saudara, dan sebagainya. Uncle T menuliskan semuanya
itu di atas telur tersebut.
Uncle T menjelaskan kenapa kegiatan hari ini bertema telur. Telur biasanya
menetas menjadi ayam, bebek, ataupun burung, sesuai dengan jenis telurnya.
Telur ini melambangkan suatu kehidupan. Namun terkadang tindakan-tindakan kita
membuat kita menjadi keras. Dan satu-satunya cara adalah dengan merelakan diri
kita diubah. Dengan membuang semua sikap kita yang tidak baik, kita menjadi
dilembutkan kembali, sama seperti telur rebus yang telah dikupas kulitnya.
Setelah Uncle T selesai, anak-anak diajak untuk melihat kreasi salah satu teen di komunitas ini, yang dulunya peserta Master Chef Junior, yatiu Curt. Curt mengajarkan anak-anak untuk membuat Japanese Souffle Pancake. Duo Lynns langsung heboh karena papa pernah mengajak mereka untuk membuat ini, bahkan menjadi kue ulang tahun adik.
Pertemuan online untuk anak-anak berakhir dengan doa bersama dan setelah
itu para remaja melanjutkan pertemuan online dengan membahas financial planning.
Note: berhubung eggnest tidak sempat difoto, maka jika ingin melihat videonya, bisa dibuka di link berikut ini
Foto dulu sebelum selesai. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar