Berbicara tentang homeschool atau homelearning, tentunya tidak jauh-jauh dari orang tua. Mengapa? Lah wong namanya saja sekolah di rumah, berarti pengajar utamanya adalah orang tua. Dengan kata lain, ayah dan ibu berperan penting dalam pendidikan anak, bukan tetangga ataupun teman (kan gak mungkin tetangga yang berperan penting di dalam rumah kita).
Masalahnya, sering kali saat sudah terjun, para ibu merasa sendirian dalam
mengarungi lautan pembelajaran yang lama-lama membuat para ibu merasa hanyut
dan hampir tenggelam (beuh, bahasanya berat euy). Nah, supaya tidak jadi
betul-betul tenggelam, mau tidak mau, kedua orang tua harus sama-sama berperan
dalam dalam home learning. Kan
namanya juga homeschool, ayah sebagai kepsek dan ibu sebagai guru.
Dan yang namanya orang tua, pasti tidak lepas dari yang namanya parenting skill. Parenting skill ini yang membantu orang tua menghadapi tingkah anak
yang terkadang membuat kita mengelus dada. Apalagi yang namanya homeschool,
orangtua, khususnya ibu, bertemu 24/7 dengan anak-anak.
Untuk itu, kami mengambil topik Parenting
untuk pertemuan Parents Meeting kami
di tahun ini. Topik parenting yang
paling ditunggu-tunggu adalah tentang disiplin dan menghadapi tingkah si anak. Tetapiiiii....untuk
sampai ke situ ada banyak tahap, dan tahap pertama adalah memulai awal yang
benar, yaitu melihat peran kedua orang tua, Ayah dan Ibu, dalam homelearning.
Berhubung covid, maka Parents Meeting
kali ini dilakukan secara online, melalui ZOOM dengan mentor kami, keluarga
Badudu. Ada 5 hal yang dibagikan oleh beliau untuk para ayah dan para ibu.
PERAN AYAH
Suatu negara lemah jika negara tersebut terdiri
dari keluarga-keluarga yang lemah. Suatu keluarga lemah jika keluarga tersebut
mempunyai ayah yang lemah. Seorang ayah dikatakan lemah jika dia gagal untuk
memahami dan memenuhi tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepadanya. Dengan
kata lain, ayah sangat penting untuk masa depan suatu bangsa.
Oleh sebab itu, peran ayah bukanlah sekedar
mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan keluarga. Tetapi lebih dari itu. Ayah mempunyai peran penting dalam
menentukan objektif dalam suatu keluarga. Pak Rizal pun membagikan lima peran ayah dalam
keluarga.
1. To build perspective of eternity
Semua hal yang ada di dunia ini
hanyalah sementara saja. tidak ada yang kekal di dunia ini. Karena itu, semua
yang kita lakukan harus mengarah kepada kekekalan. Sebagai seorang imam,
penting bagi seorang ayah untuk membimbing anak-anak dan menjelaskan kepada
anak-anak apakah tujuan mereka ada di dunia itu. Selain itu penting bagi anak
untuk mempunyai pola pandang yang Alkitabiah.
Berbicara tentang kekekalan, maka
tidak akan lepas dari waktu. Ada
tiga macam term yang sering digunakan untuk menjelaskan waktu, yaitu kronos,
kairos, dan aion. Kronos berarti siklus waktu yang biasa, yang biasanya
dinyatakan dalam jam. Kairos adalah waktu yang tidak dapat diulang. Sedangkan
kata aion dipakai untuk menunjukkan tentang waktu yang lama sekali atau tidak
ada batasnya atau kekekalan.
2. To grow in faith and in the power of prayer
Karena semua hal tidak ada yang
kekal, maka setelah ayah membangun perspektif mengenai kekekalan, peran penting
ayah yang berikutnya adalah membawa anggota keluarganya untuk bertumbuh dalam
iman dan kuasa doa. Hal ini tidak lepas dengan kerohanian si ayah. Ayah
haruslah setia dalam pembacaan dan penggalian Alkitab secara pribadi. Jika si
ayah sudah terbangun kerohaniannya, maka ayah dapat dengan dominan memimpin
pembacaan Alkitab dan doa bersama keluarga.
Jika ayah sudah konsisten dalam
memimpin pembacaan Alkitab dan doa bersama keluarga, maka ayah akan lebih mudah
untuk memengaruhi anak dengan terus mengalami kuasa doa dalam kehidupan. Contoh
yang mudah adalah dengan melakukan doa bersama keluarga, pembacaan Alkitab
sebelum tidur saat anak-anak masih kecil, story
telling mengenai tokoh-tokoh yang dapat dijadikan panutan, dan sebagainya.
3. To seek wisdom and act with genuine love
Selain membawa anak untuk
bertumbuh dalam imannya, ayah juga berperan untuk membawa anak-anak mencari
hikmat dan bertindak dalam ketulusan. Tidak mudah memang, karena kita tidak
mungkin mengawasi semua keputusan yang diambil oleh anak. Namun kita dapat
memperlengkapi mereka dengan kemampuan untuk memilih dan memutuskan dengan
baik. Untuk mencapai ini, ayahlah yang harus dibentuk terlebih dahulu. Ayah harus
bijaksana dalam mengambil banyak keputusan dan pilihan.
Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengajarkan karakter-karakter yang dapat membangun anak-anak.
Dan lebih dari sekedar mengajar,
ayah harus menjadi teladan dalam menunjukkan karakter-karakter tersebut.
4. To find a life calling and fulfill it
Walaupun kita harus melihat kepada kekekalan, tetapi pasti ada alasan
mengapa kita ada di dunia ini. Adalah tugas ayah untuk mengajarkan anak-anak
untuk menemukan panggilan hidupnya dan memenuhi panggilan tersebut. Ayah harus
mengajarkan bahwa profesi dan pekerjaan bukanlah tujuan utama dalam kehidupan
yang akan menentukan kepuasan, identitas diri, dan pengakuan.
Ayah harus menekankan kepada anak bahwa tujuan kita adalah untuk memuliakan
Tuhan dan melakukan Amanat Agung melalui apapun yang mereka pilih untuk
lakukan.Mereka memuliakan Tuhan dengan melakukan apa yang Tuhan berikan dalam
hidup mereka.
5. To develop skills and the character that supports
Tugas ayah yang kelima adalah
untuk mengembangkan keterampilan dan karakter yang mendukung keterampilan
tersebut. Anak-anak muda perlu dilatih dalam berbagai keterampilan. Dan tidak
berhenti di situ. Saat keterampilan tidak didukung dengan karakter, maka akan
timbul yang namanya kesombongan. Oleh sebab itu, selain mengembangkan
keterampilan, maka ayah harus mendorong anak untuk mengembangkan
karakter-karakter yang mendukungnya hal-hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar