Sampai bulan ini, pandemi
nampaknya masih enggan pergi dari dunia ini. Malah di beberapa negara terjadi
lonjakan kasus. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena banyak hal yang
jadi tidak dapat dilakukan.
Hal ini pun berimbas bagi
keluarga kami. Kami tidak bisa
kemana-mana karena ada bayi, anak-anak, dan lansia. Bahkan sudah setengah tahun
kami tidak dapat bertemu oma. Sedih deh rasanya.
Namun dibalik segala yang tidak baik, pandemi ini membawa ’berkat’
tersendiri. Salah satunya adalah dapat mengikuti konferensi online Strong
in the Lord Conference. Konferensi ini diadakan oleh Bright (Being Radiant in Godliness, Holiness, and Testimony) Lights
Ministry. Konferensi yang ditujukan untuk anak-anak perempuan yang berusia
8 – 14 tahun ini biasanya diadakan di Amerika. Namun karena covid, maka tahun ini konferensi diadakan secara online.
Dan karena online, maka kami pun dapat mengikutinya (dengan diskon pula karena salah satu senior kami menghubungi ke pihak Bright Lights dan mereka memberikan diskon bagi para peserta dari Indonesia). Sungguh kami bersyukur untuk insiatif dari senior kami. Kami pun bersyukur dengan komunitas yang ada dan menopang satu dengan yang lainnya.
Dan karena online, maka kami pun dapat mengikutinya (dengan diskon pula karena salah satu senior kami menghubungi ke pihak Bright Lights dan mereka memberikan diskon bagi para peserta dari Indonesia). Sungguh kami bersyukur untuk insiatif dari senior kami. Kami pun bersyukur dengan komunitas yang ada dan menopang satu dengan yang lainnya.
Konferensi ini dibawakan dalam bentuk video. Jadi kami diberikan link yang dapat kami akses selama tiga
hari. Pembicara dalam video tersebut adalah Sarah Mally. Sarah Mally merupakan founder dari Bright Lights Ministry, yaitu pelayanan pemuridan untuk
memperlengkapi perempuan-perempuan muda untuk hidup sepenuhnya bagi Tuhan.
Awalnya Sarah bersekolah, namun pada tahun 1990, saat usianya 11 tahun,
orang tuanya memutuskan untuk memulai homeschooling. Dan pada bulan Mei 1996,
ia memulai pelayanan Bright Lights.
Saat ini ada lebih dari 700 kelompok Bright
Lights secara internasional.
Keluarga The Mally juga memiliki pelayanan yang disebut Tomorrow’s Forefathers, yang bertujuan
untuk mendukung dan memperlengkapi keluarga-keluarga untuk menjadi kuat di
dalam Tuhan. The Mally sering mengisi konferensi homeschool. Bahkan dulunya
mereka pernah beberapa kali mengisi FamilyConference.
Strong in the Lord
Conference ini dibawakan
oleh terbagi dalam 6 sesi. Keenam sesi ini berisi tema-tema yang sangat relevan
bagi anak-anak praremaja dan remaja. Setiap sesi berisikan sharing yang
disampaikan Sarah beserta ilustrasi untuk mempermudah yang dikemas dalam durasi
sekitar 50 sampai 60 menit.
Sesi yang pertama adalah Being Strong for the Lord in Your Youth.
Sesi ini memamparkan bahwa masa remaja tidak dapat diulang. Karena tidak dapat
diulang, maka masa muda harus digunakan dengan baik. Masa muda adalah masa
untuk memperlengkapi diri kita, seperti goal yang ingin kami capai, yaitu melihat
anak-anak menjadi kuat di dalam Roh dan mempunyai karakter Ilahi.
Sesi yang kedua adalah Trusting God’s Faithfulness and Power. Di
sesi yang terpendek dari 6 sesi yang ada ini ada beberapa anak perempuan yang
membagikan kesaksian hidup mereka atau keluarga mereka. Mereka menyaksikan
kesetiaan Tuhan dan kekuasaan Tuhan dalam hidup mereka di saat mereka berada
dalam masa yang paling sukar.
Uniknya di sesi ini adalah
sepanjang kesaksian diceritakan, Sarah menggambar dengan menggunakan kapur.
Sepanjang Sarah menggambar, semuanya tidak terlihat jelas. Namun di akhir
gambaran, muncul gambar yang begitu indah. Hal ini menguatkan kami dan seakan
memberikan gambaran bahwa walaupun sepertinya keadaan tidak jelas, namun tetap
percaya kepada kesetiaan dan kekuasaan Tuhan. Ia lebih dari mampu untuk
menyelesaikan segalanya.
Sesi ketiga bertemakan Honoring Your
Parents. Di sesi ini diingatkan bahwa anak-anak berada di bawah payung
otoritas orang tua. Saat kita berusaha untuk keluar dari otoritas orang tua
kita, maka sebetulnya kita sedang membuat masalah dalam hidup kita.
Menghormati orang tua kita bukan karena kita takut, tetapi karena kita
mengasihi orang tua kita. Kami sering mengingatkan anak-anak bahwa jika mereka
melakukan hal yang salah, kami lebih suka mendengar hal itu dari mereka. Kami
lebih suka mereka mengakui dengan rendah hati (clear conscience) daripada mereka menutupinya. Dan mereka pun kami
ingatkan bahwa lebih baik mereka mendapatkan pendisiplinan daripada mereka menutupi
tetapi membuat dosa yang lain.
Setelah anak-anak diingatkan mengenai menghormati orang tua, anak-anak pun
diingarkan mengenai menjadikan saudara kita sahabat kita. Di sesi keempat yang
bertemakan Making Brothers and Sisters Best
Friends ini tidak hanya dibawakan oleh Sarah saja. The Mallys (Sarah,
Stephen, dan Grace) bersama-sama membawakan sesi ini. Memang mereka
bertiga membuat buku yang berjudul Making
Brothers and Sisters Best Friends.
Making Brothers and Sisters Best Friends |
Sesi ini mengingatkan anak-anak
bahwa walaupun terkadang ada beda pendapat di antara saudara, tetap mereka
adalah saudara kita. Kita harus bersyukur dan selalu melakukan yang terbaik
bagi saudara kita. Walaupun kadang saudara kita ‘annoying’, tapi tetap mereka adalah saudara kita.
Di Sesi kelima, Delighting in the Lord and His Words,
anak-anak diingatkan bahwa sama seperti tubuh jasmani mereka memerlukan
makanan, roh dan jiwa mereka juga memerlukan makanan rohani. Mereka diingatkan
pentingnya merenungkan firman Tuhan, mempunyai jurnal bacaan firman mereka.
Memang selama ini anak-anak selalu membuat 2 jurnal untuk pembacaan firman
mereka, yaitu jurnal dari Sekolah Minggu dan juga jurnal yang mereka tulis
setiap hari. Sesi ini seakan mengingatkan mereka untuk tetap bertekun dalam
membuat jurnal tersebut.
Di sesi terakhir, sesi keenam,
anak-anak diingatkan untuk menghindari pengaruh-pengaruh buruk (Avoiding Wrong Influences). Ada banyak hal yang dapat
memberikan pengaruh ke dalam diri mereka, seperti teman, TV, buku bacaan, media
sosial, internet, dan lain-lain. Mereka harus berani berkata tidak untuk setiap
pengaruh negative. Mereka harus berani tampil beda dan menunjukkan bahwa mereka
tidak akan mengikuti setiap pengaruh yang buruk.
Seperti lilin yang menyala, hendaknya kita berani menerangi sekeliling kita. |
Yang menjadi kejutan buat kami
adalah pada saat kami menyampaikan kepada anak-anak bahwa mereka akan mengikuti
konferensi online yang dibawakan oleh Sarah Mally, mereka dengan semangat
berkata bahwa mereka tahu The Mallys. Ternyata mereka mengetahui The Mallys
dari buku yang dikarang Sarah, Stephen, dan Grace. Saya baru teringat bahwa
salah satu teman homeschool kami memberikan anak-anak buku tersebut.
Konferensi ini sungguh bagus. Mereka
menyampaikan materi dengan baik dan diselingi dengan skit untuk membuat
ilustrasi ini dapat diingat dengan baik oleh anak-anak. Selain itu pihak Bright Lights sangat komunikatif. Mereka
rajin mengirimkan email sebelum konferensi dimulai. Bukan hanya sekedar
informasi tentang konferensi, tetapi juga ajakan untuk kami para ibu mendoakan
anak-anak kami sebelum konferensi ini dimulai, agar anak-anak betul-betul dapat
menangkap setiap pesan yang disampaikan.
Mereka juga memberikan saran mengenai jadwal. Mereka menyarankan agar
konferensi ini diselesaikan dalam 2 hari. Diharapkan juga disisipkan sesi
diskusi antara ibu dan anak-anak perempuannya.
Kami awalnya sempat kuatir karena adik tiba-tiba masuk angin dan saat
sebelum sesi kedua, kakak pun mulai bilang badannya tidak enak. Tetapi tidak
disangka walaupun badan anak-anak kurang enak, tetapi keesokan harinya
anak-anak sudah sehat kembali dan dapat mengikuti sesi ketiga hingga keenam
dengan baik dan antusias. Kami pun sangat bersyukur anak-anak dapat mengikuti konferensi ini.
Di akhir sesi keenam, anak-anak bertanya kapankah Bright Light ada di Indonesia. Hmm...nobody knows. Tetapi akan seru rasanya jika ada anak-anak yang berani untuk berdiri dan menyuarakan untuk menjaga kekudusan di tengah dunia yang semakin tidak menentu ini. Harapan kami, ada atau tidak adanya Bright Light, anak-anak tetap menerangi sekeliling mereka dengan keberadaan mereka, dan dalam menjalani panggilan Tuhan atas mereka.
Di akhir sesi keenam, anak-anak bertanya kapankah Bright Light ada di Indonesia. Hmm...nobody knows. Tetapi akan seru rasanya jika ada anak-anak yang berani untuk berdiri dan menyuarakan untuk menjaga kekudusan di tengah dunia yang semakin tidak menentu ini. Harapan kami, ada atau tidak adanya Bright Light, anak-anak tetap menerangi sekeliling mereka dengan keberadaan mereka, dan dalam menjalani panggilan Tuhan atas mereka.
Peserta termuda di Online Conference=D |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar