Kamis, 24 Oktober 2024

Lulus ala Kurikulum Merdeka


Tahun ini, di I-School (nama homeschool kami yang berarti Integrity School) kembali meluluskan anak ke jenjang Pendidikan menengah. Ya, si adik tahun ini sudah lulus kejar paket A.

Uniknya, Ujian Paket A tahun ini berbeda dengan saat kakak ujian dua tahun yang lalu. Kalau dua tahun lalu Ujian Nasional (UN) di kejar paket A berisi ujian dari 5 mata Pelajaran, yaitu PKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Matematika. Ujian dilaksanakan selama tiga hari full.

Kemarin saat adik ujian, bentuk ujiannya berbentuk ANBK. ANBK atau Asesmen Nasional Berbasis Komputer menjadi pengganti dari Ujian Nasional. ANBK ini berbeda dengan UN. Berdasarkan laman Kemendikbud Ristek, disebutkan bahwa UN itu lebih fokus pada nilai akhir. Sedangkan ANBK justru lebih fokus pada evaluasi input, proses, dan output dari pembelajaran melalui serangkaian tahapan tertentu. (untuk prakteknya, saya kurang tahu loh ya =D)

Definisi dari ANBK ini adalah program penilaian mutu yang dilakukan oleh setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar maupun menengah. Penilaian ini nantinya akan dilakukan berdasarkan pada kemampuan dasar peserta didik mulai dari literasi, numerasi, dan karakter. Tidak hanya itu saja, ANBK ini juga disebut-sebut mampu untuk menilai bagaimana kualitas dari proses belajar-mengajar dan iklim dalam satuan.

Nah, bentuk literasi dan numerasi ini tentunya memudahkan si adik yang tidak suka menghapal Pelajaran. Kalau kami menilai, konsepnya adalah saat ini informasi mudah didapat. Tetapi kemampuan mengolah dan menganalisa informasi ini yang harus dikuasai oleh peserta didik. Oleh sebab itu bentuk ujiannya tidak ada hapalan, hanya menjawab soal berdasarkan bacaan yang ada.

Foto mengerjakan test jadi salah satu bukti yang harus disertakan disaat ujian.

Secara singkat, literasi membahas tentang tiga hal.

1. Menemukan informasi: kemampuan mencari, mengakses, serta menemukan informasi tersurat dari suatu wacana. 

2. Interpretasi dan integrasi: kemampuan memahami informasi tersirat atau tersurat, memadukan interpretasi antar bagian teks untuk menghasilkan inferensi. 

3. Evaluasi dan refleksi: kemampuan menilai kredibilitas, kesesuaian maupun keterpercayaan teks, serta mampu mengaitkan isi teks dengan hal lain di luar teks.

Sedangkan numerasi mencakup tiga hal berikut. 

1. Pemahaman: Kemampuan memahami fakta, prosedur, serta alat matematika. 

2. Penerapan: Kemampuan menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin. 

3. Penalaran: Bernalar dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin.

Bentuk ujian, literasi dan numerasi. Semua dalam satu hari.

Ohya, info diatas merupakan rangkuman saat saya mencari info tentang ANBK. Karena menurut saya ANBK ini mempunyai konsep yang lumayan berbeda dari ujian yang biasanya. Bentuk soalnya pun bukan hanya pilihan ganda (PG) dan essay. Di ANBK ini ada PG, PG kompleks, menjodohkan, uraian singkat, dan essay. Semua dilakukan secara online.

Karena online, spec dari PC juga harus diperhatikan.

Hal ini lumayan membuat si adik jiper, takut dia gak lulus. Puji Tuhan pihak PKBM kami mengadakan simulasi dan gladi resik. Ini tentunya membantu adik untuk mengenali soal-soal yang ada. Dan Tuhan memang baik, kasih karuniaNya cukup untuk si adik. 

Adanya simulasi dan gladi resik membantu anak dalam pelaksanaan.

Saat ujian dilakukan, ujian hanya satu hari saja, semua berjalan dengan baik. Hanya saja koneksi internet sempat bermasalah. Tetapi semua dapat diselesaikan dengan baik.

Dinyatakan lulus ;)

Bulan Agustus kemarin kamipun kembali ke Salatiga untuk cap tiga jari. Kami pun mendapatkan ijazah. Yang cukup unik, lulus di kurikulum Merdeka ini bukan hany adari ijazah yang diterima si anak. Ada lembar terpisah berjudul Sertifikat Hasil Uji Kesetaraan (SHUK) dari mendikbud.

Di SHUK tersebut tertera keterangan dari nilai literasi dan numerasi yang dikerjakan oleh adik. Di literasi, adik mendapatkan nilai dan juga keterangan mencapai kompetensi minimum (cakap). Sedangkan di numerasi, adik mendapatkan nilai dan juga keterangan di atas kompetensi minimum (mahir).

SHUK adik

Pihak PBx menjelaskan bahwa adik masuk dalam kategori lulus. Saya jadi bingung, memang beda ya suratnya kalau tidak lulus. Kak Hasan pun menceritakan bahwa yang tidak lulus akan dapat kertas dengan judul Surat Keterangan Hasil Uji Kesetaraan (SKHUK).

Akhirnya kami pun mencari tahu (kalau kata si kecil mau kepo-kepo) bedanya SHUK dan SKHUK. Kami pun mendapatkan bahwa bagi peserta didik pada jalur pendidikan nonformal yang telah mengikuti uji kesetaraan bisa dikategorikan menjadi dua kelompok. Yang pertama LULUS dari satuan pendidikan dan mendapatkan SUHK. Dan yang TIDAK LULUS akan mendapatkan SKHUK.

SKHUK.

Kemudian kami baru tahu bahwa ada 4 tingkat yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan literasi dan numerasi siswa. Tingkatan tersebut adalah:

1. Di atas kompetensi minimum (Mahir)

2. Mencapai kompetensi minimum (Cakap)

3. Di bawah kompetensi minimum (Dasar)

4. Jauh di bawah kompetensi minimum (Perlu intervensi khusus).

Di benak kami seperti nilai A, B, C, dan D. Untuk adik, mendapatkan nilai ini menjadi suatu hal yang cukup menenangkan, setelah sekian lama deg-degan dengan nilai yang ada.

Lega sudah hati mamak dengan selesainya ujian dan ijazah di tangan. Tahun depan perjuangan kembali dengan kejar paket B untuk si kakak, entah dengan kurikulum merdeka atau akan berganti kembali (kejar paket A kakak, ada di link ini ya). Perjalanan kami memang masih panjang. Tetapi bersyukur untuk setiap tahapan yang dapat dilalui. 

Only by His grace


Rabu, 23 Oktober 2024

Journey to the Heart

Tahun ini anak-anak berkesempatan mengikuti retreat Journey to the Heart. Retreat JttH adalah retreat yang menyediakan kesempatan untuk para remaja dan anak-anak muda untuk menjauh dari kesibukan hidup, mencari Tuhan sambil menikmati ciptaan Tuhan yang indah, dan mengalami realita akan pribadiNya. Retreat ini biasanya diadakan di US oleh IBLP. Dan biasanya untuk mengikutinya, harus di US. Tetapi karena Gabriel Cleator datang untuk mengisi FC 2024, maka dimintalah untuk mengadakan JttH.

Format JttH ini adalah retreat 10 hari. Tetapi karena waktu, maka dipangkas selama 5 hari, dari Selasa sampai Sabtu. Jadi anak-anak hanya akan bersama Gabriel dan istri selama 5 hari. Kami orang tua hanya mengantar dan menjemput saja. Karena itu peserta diinfo usia 13 tahun keatas. 

Indonesia - Singapore

Tetapi di hari terakhir FC diumumkan jika ada saudara dari peserta JttH yang berumur 12 tahun mau ikut, maka bisa interview terlebih dahulu. Di hari tersebut adik sudah bilang tidak mau. Kami pun juga tidak memaksa karena kami merasa umurnya juga baru 12 tahun dan saat itu sedang dalam pengobatan karena sakit.

Tetapi saat kami mau pulang ke Airbnb setelah FC selesai (yang lain pesta duren dan kami sekeluarga tidak bisa makan duren), salah satu kakak yang sempat mengikuti Alert Cadet Academy di US bercerita bahwa JttH di Indonesia ini adalah kesempatan yang langka. Kakak ini dan saudaranya juga akan mengikuti JttH. Si adik pun mulai galau.

Akhirnya kami pun berkata jika memang mau, kami bisa bertanya ke PIC. Adik mulai berpikir takutnya bosan duduk terus dan biayanya lumayan (karena kan yang ikut 2 anak). Tetapi ada bagian dalam diri dia yang ingin ikut. Selain itu dia juga berpikir takutnya tidak ada kesempatan ikut JttH lagi.

Kami pun memberi pengertian bahwa memang betul biaya pasti besar jika dua anak yang ikut. Tetapi jika memang kegiatan yang berguna dan bagus, tidak apa. Kami pun meminta dia berdoa dan memberi jawaban besok. Dan keesokan harinya, saat kami akan kembali ke Jakarta, adik bilang ingin ikut. 


Di hari Selasa, kami pun jalan pagi-pagi menuju Villa Genteng Bogor. Sesi pertama yang kami kira after lunch ternyata di rundown diinfokan akan dimulai jam 10.00. Bahkan rencana adik untuk ke dokter gigi dibatalkan, karena kami tidak mau telat. Namun karena lebih banyak yang telat, akhirnya sesi dimulai setelah makan siang bersama (bagian kami melatih karakter tepat waktu pada anak-anak dan bersukacita saat situasi tidak menyenangkan).

Sebelum kami meninggalkan anak-anak, kami pun berpesan agar mereka ‘tangkap’ sebanyak mungkin firman Tuhan yang disampaikan, fokus ke tujuan awal, yaitu untuk lebih lagi mengerti isi hati Tuhan dan melakukan personal retreat. Istilahnya mamak-mamak sih, tangkap apinya, jangan sampai pulang tanpa mendapatkan apa-apa secara rohani. Jangan ambil pusing dengan perlakuan siapapun, atau attitude orang yang tidak sesuai dengan aturan yang semestinya. Yang penting anak-anak ini tahu tujuan mereka datang ke retreat.

Gaya sebelum jalan keliling villa.

Melalui buku yang dibagikan, mamak sempat mengintip sedikit, JttH dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah lima fondasi kebenaran kehidupan Kristen yang harus mereka miliki. Yang kedua adalah menguji beberapa kondisi hati negatif yang kita punya, dan meminta Tuhan untuk mentransformasi menjadi kondisi hati yang positif saat kita mencari wajahNya. 


Selama JttH, kami para orang tua membuat Menara Doa. Kami bergantian berdoa tiap jam. Menaikkan permohonan kami agar selama retreat semua dalam keadaan aman, anak-anak dan pembicara sehat (Namanya juga orang luar ke Indonesia, takutnya perut mereka jadi lucu), dan terlebih lagi agar anak-anak ini menangkap setiap yang disampaikan.

Night session

Yang menarik dari JttH adalah lelaki dan perempuan dipisah hampir di setiap sesi. Diskusi dilakukan secara terpisah. Kesatuan terpisah begitu deh. Duo Lynns tidak masalah dengan hal ini. Kalau kata mereka:” Kan Journey to God’s heart, not others heart.” Tetapi ada juga waktu saat mereka digabung bersama dalam diskusi besar. 

Diskusi young men.

Kegiatan outdoor pun menjadi hal yang sangat penting. Anak-anak diizinkan mencari spot outdoor yang mereka suka untuk melakukan personal devotion. Bagi Duo Lynns, personal devotion sudah menjadi bagian mereka setiap hari. Tetapi melakukan personal devotion sambil menikmati alam dan udara yang dingin merupakan kesempatan yang jarang.  Mereka pun ada tracking dan olahraga bersama di sekeliling Villa. Kalau kata adik, ternyata fun juga. Gak Cuma duduk manis di ruangan saja. 

Spot yang disukai kakak
Motorik kasar ala adik.

Batu favorit anak-anak
Bridge mode on

Anak-anak pun mempunyai jam malam. Tujuannya supaya mereka punya waktu istirahat dan kembali fresh saat mengikuti sesi di esok hari. Mereka tidak diizinkan untuk menyeberang ke ‘negara’ lain (kamar lawan jenis) saat malam hari. Hal ini menjadi momen dimana integritas dan ketaatan mereka diuji. Apakah mereka mau untuk taat dan jujur. 

Ternyata ada waktu untuk main di playground juga.

Ada satu hari dimana mereka diminta berpuasa bersama. Dan ini menjadi momen yang seru karena puasanya bareng-bareng. Dan ada satu waktu dimana anak-anak diminta menelpon orang tua mereka untuk memberi tahu hidden sin mereka. 

Group makan satu
Group makan dua

Lima hari pun tidak terasa karena anak-anak cukup menikmati setiap sesi (walau mereka tidak mau dibuat langsung selama 10 hari). Mereka mengakui ada masa-masa ngantuk juga. Adik juga sempat merasa ada yang tidak begitu dia pahami. Tetapi overall, mereka menikmati setiap momen mempelajari firman Tuhan lebih lagi. 

Saat penjemputan

Sebagai orang tua, salah satu doa kami adalah melihat mereka bertumbuh menjadi anak yang mengasihi Tuhan dan memiliki karakter Ilahi. Dan JttH menjadi salah satu sarana yang menurut kami baik. Walau sesungguhnya the real journey dimulai saat mereka selesai melakukan JttH. Berproses menjadi pribadi yang mengasihi Tuhan.

Fellowship after JttH
Gabriel mengingatkan orang tua bahwa the journey starts now.

Kamis, 17 Oktober 2024

Family Conference 2024: Beholding the Glory of God

 

Salah satu annual meeting yang kami tunggu-tunggu setiap tahun adalah Family Conference. Tetapi FC tahun ini sedikit berbeda. Kalau tahun lalu kami mengadakan FC 2023 di Malaka, tahun ini FC diadakan di Ipoh. Ini menjadi sesuatu yang baru bagi keluarga-keluarga dari Indonesia dan Singapore.

Tema untuk tahun ini adalah Beholding the Glory of God. Tema ini dilandasi ayat dari kitab 2 Korintus 4 : 6. Dalam versi bahasa Inggrisnya dikatakan sebagai berikut: ”For God, who commanded the light to shine out of darkness, hath shined in our hearts, to give the light of the knowledge of the glory of God in the face of Jesus Christ.”

Yang menarik di sesi ini, live speaker dari US bisa hadir bersama di FC ini. Gabriel Cleator dan istri, Sara Cleator, datang. Jika di FC tahun lalu kami hanya melakukan zoom session dengan Gabriel, kali ini dia secara langsung berbicara di FC tahun ini. Gabriel mengingatkan kami kembali bahwa kemuliaan Tuhan berarti mengenali kebesaran dan keagungan Tuhan. Saat kita menyadari kemuliaanNya itu begitu penting, maka hal itu akan berdampak dalam setiap bagian hidup kita. 

Gabriel Cleator

Selain live speaker, ada juga video yang diputar, workshop, men dan women session. Dan supaya apa yang diikuti tidak lewat begitu saja, ada diskusi-diskusi yang dilakukan setiap harinya. Salah satu yang menarik juga adalah live testimony dari tiga keluarga. 

Group diskusi kami
Salah satu group diskusi young adult.

Melalui testimoni ketiga keluarga tersebut, kami melihat penyertaan Tuhan atas mereka. Walaupun banyak hal yang berat harus dialami, tapi mereka melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan bagi mereka. Dan karena salah satu young adult juga memberikan testimoni, para orang tua yang hadir juga dapat melihat bahwa proses homeschool yang memang berat bagi orang tua. Tetapi jika kita setia dan taat, pada akhirnya akan berbuah indah. 

The Kwan Family with Cleator

Seperti di FC tahun lalu yang ada sesi young adult, di tahun ini juga ada sesi untuk young adult dan teens yang dibawakan oleh Gabriel. Dengan tema Conformed to the World or Transformed by God’s Glory, anak-anak muda ini diingatkan bahwa berani tampil beda dari dunia itu baik. Sebagai anak muda mereka diingatkan untuk tetap berdiri dalam kebenaran apapun yang terjadi. 

Presentasi hasil diskusi dari Young Adult
Si kecil yang tidak ketinggalan saat diskusi. Semoga tahun depan sudah bisa ikut Commit

Bagian favorit dari setiap FC adalah saat presentasi. Presentasi kali ini terasa lebih seru setiap negara melakukan presentasi bersama-sama. Combined Student Orchestra and Choir juga tetap ada. Kali ini kami meminta bantuan keluarga Kwan dari Malaysia untuk mengaransemen latihan. Sungguh bersyukur dengan hati mereka yang begitu rela dan siap sedia membantu.

Commit
Alert Cadet.
From Indonesia

From Malaysia
From Singapore

Untuk anak-anak, kegiatan anak-anak perempuan dan laki-laki dipisah di hari pertama dan ketiga. Anak-anak laki-laki kembali mengikuti Alert Cadet Challenge. Anak-anak perempuan mengikuti Commit, kegiatan indoor. Tentunya si kakak senang karena banyak aktivitas indoor yang berhubungan dengan kreativitas. Hanya di hari kedua mereka melakukan outdoor bersama-sama (bagian kesukaan adik). 

The boys
The girls
Tired yet happy face

Bagian yang tidak kalah penting dalam FC adalah fellowship alias kulineran. Apalagi Ipoh merupakan tempat yang rasanya baru didatangi oleh kami semua. Walau coconut shake susah ditemui di sini, tetapi kembang tahu menjadi pelipur lara kami.

After dinner

Bagi kami sekeluarga, FC tahun ini walau tidak sesibuk tahun lalu, terasa berat dibanding tahun sebelumnya. Tetapi sesi demi sesi mengingatkan kami bahwa karena kemuliaanNya, kami dapat bersyukur walau keadaan belum tentu baik dan menyenangkan. Bersyukur, mengampuni, dan berdoa merupakan dampak dari mengalami kemuliaan Tuhan. 

Bersama dengan keluarga yang selalu siap sedia (minus Kwan's daughter)

Jumat, 05 April 2024

Bank Sampah di Wisata Pulo Kambing

Beberapa waktu lalu, Jakarta dan Tangerang selalu ramai dengan pemberitaan polusi yang berlebihan. Langit yang biasanya terlihat biru cerah pun mulai terlihat buram. Buram ini bukan karena kabut tetapi karena asap. Bahkan di perumahan yang kami tinggali, bau bakaran sampah dan asapnya pun sering terlihat.

Ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai pengolahan sampah. Kenapa sampah harus dibakar, bagaimana caranya untuk mengurangi sampah, dan sebagainya. Oleh sebab itu, bersama dengan teman-teman di komunitas kami, kami bersama-sama mengunjungi Bank Sampah Wisata Pulo Kambing.

Sebetulnya kami sudah pernah mengunjungi Bank Sampah ini di tahun 2019, sebelum pandemi. Kali ini dengan crowd yang berbeda, kami kembali mengunjungi Bank Sampah. Harapannya field trip ini membantu anak-anak untuk me-recall yang pernah mereka pelajari.

Awalnya kami kira tempatnya masih sama dengan yang kami kunjungi di tahun 2019. Namun saat Auntie J men-share loc, kami sadar bahwa tempatnya berbeda. Wisata Pulo Kambing berpindah lokasi di Klender, Duren Sawit. 

Jalanan yang semakin kecil menuju Pulo Kambing

Rumah yang digunakan oleh Pulo Kambing berada di pemukiman padat penduduk. Nampak sampah-sampah dan tanaman-tanaman hidroponik di area pemukiman ini. Walau tidak senyaman tempat yang dulu, anak-anak lebih melihat fungsi Bank Sampah dan edukasinya secara langsung.

Lingkungan sekitar Pulo Kambing. Banyak tanaman persembahan dari Pulo Kambing.

Saat datang, kami kembali disambut dengan hangat oleh Bu Dian. Beliau dengan penuh semangat menjelaskan kenapa Pulo Kambing pindah lokasi, dan apa harapannya dengan keberadaan Pulo Kambing di tempat baru ini.

Perkenalan dengan tim di Pulo Kambing
Bermacam-macam tempat sampah

Secara garis besar, kegiatannya tidak jauh beda. Yang menjadi hal baru adalah biogas. Apa sih biogas? Biogas adalah gas alam yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organic oleh mikroorganisme dalam kondisi lingkungan tanpa oksigen. Gas yang dihasilkan ini dapat digunakan untuk bahan bakar di dapur. Untuk di Pulo Kambing, bahan organic ini dihasilkan oleh sampah-sampah organic yang bisa diolah oleh mereka.

Bukan sembarang dome, ini tempat pembuatan biogas
Cairan hasil proses biogas yang dapat digunakan sebagai pupuk.

Di Pulo Kambing ini juga ada tanaman-tanaman hidroponik yang dikembangkan loh. Berbeda dengan saat kami datang dulu, lahan yang ada di sini lumayan besar. Jadi bisa ditanami macam-macam tanaman. 

Luas kan?
Menanam benih kangkung secara hidroponik

Di akhir kegiatan, setiap kami mendapatkan tanaman hidroponik untuk ditanam. Hmm…. Bisa berhasil gak ya?

Kursi ini dibuat dari botol minuman kemasan.