Rabu, 20 April 2016

Field Trip to Taman Safari

Ingat tentang komunitas homeschool yang pernah saya bicarakan di awal? Komunitas homeschool adalah sekelompok keluarga yang memilih homeschool sebagai cara mereka mendidik anak-anak mereka. Nah, bersama komunitas ini para homeschooler saling berbagi, belajar bersosialisasi, dan melakukan field trip. Field trip pertama yang kami lakukan adalah mengunjungi Taman Safari. Kegiatan ini dilakukan setahun yang lalu. Tetapi saya mendadak ingin menulis tentang tempat ini, karena menurut saya Taman Safari adalah tempat wisata edukasi yang children friendly. Sehingga pantas saja untuk diceritakan, walau sudah setahun yang lalu. 

Seharusnya ada empat keluarga yang akan pergi, tetapi karena ada dua keluarga yang berhalangan, maka hanya dua keluarga yang pergi dalam field trip ini. Untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin, karena rumah kami jauh-jauhan, maka meeting point yang dipilih adalah Cimory Riverside. Sambil menunggu keluarga yang lain, anak-anak  memanfaatkan waktu dengan bermain di playground. Perlu kami akui, playground di Cimory Riverside bagus loh. Ada sisi untuk climbing, balancing, lumayan untuk menghabiskan waktu. Setelah kumpul, maka kami berjalan beriringan menuju Taman Safari.

Jujur loh, sejak saya sekolah SD sampai sekarang punya buntut dua, saya belum pernah menginjakkan kaki ke Taman Safari. Dan seingat saya, sekolah tidak pernah mengadakan acara jalan-jalan ke sana. Kasihan ya saya....Jadi bukan hanya anak-anak yang pertama kali ke Taman Safari, tetapi si mbok-nya juga baru pertama kali ke sana. Berhubung baru pertama kali, saya sibuk searching, nyari info tentang Taman Safari. Biasa....kepo dikit penasaran boleh dong.

Taman Safari Bogor, dibangun pada tahun 1980, diatas lahan bekas perkebunan teh yang sudah tidak produktif. Karena bekas perkebunan teh, pastilah hawa di Taman Safari lumayan sejuk. Taman ini ditetapkan sebagai obyek wisata nasional oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu, Soesilo Soedarman. Pada tanggal 16 Maret 1990 diresmikan menjadi pusat penangkaran satwa langka di Indonesia oleh Menteri Kehutanan pada masa tersebut, Hasyrul Harahap. Awalnya Taman Safari hanya seluas 50 hektar, tetapi sekarang menjadi 168 hektar. Katanya, Taman Safari memiliki sekitar 2500 koleksi satwa dari hampir seluruh penjuru dunia termasuk satwa langka. 

Sepanjang jalan menuju Taman Safari banyak sekali buah-buahan dan sayur-sayuran yang dijual di pinggir jalan. Saya berpikir sayur-sayuran ini untuk dibeli sebagai oleh-oleh saat pulang dari Taman Safari. Tapi kok banyak yang beli di pagi hari. Suami saya (dia sudah kesekian kalinya ke Taman Safari) berkata itu buat orang kasi makanan ke hewan-hewan. Lalu saya ingat pernah baca cerita ada hewan yang memasukkan kepala ke mobil karena mau makanan dari yang bawa mobil. Dan ternyata memberi makanan kepada hewan-hewan tersebut tidaklah baik, selain berbahaya bagi yang memberi makanan, itu juga membuat mereka jadi 'pengemis' dari orang-orang yang lewat dan mengacaukan diet mereka. 

Saat kami sampai di gerbang Taman Safari, pertama yang harus dilakukan adalah membeli tiket. Seperti saat kita masuk Ancol, mobil juga harus bayar tiket masuk. Jangan lupa meminta peta saat masuk ya. Duo Lynns sibuk membuka peta. 
Peta Taman Safari
Aktivitas pertama adalah berkeliling melihat hewan-hewan secara dekat, jadi kita melalui tempat yang dibentuk seperti hutan dan menyerupai hutan tempat mereka tinggal. Yang dilalui pertama adalah hewan-hewan yang tidak buas seperti zebra, rusa, gajah, llama, dan hewan-hewan sejenisnya. Setiap hewan seperti menunggu mobil-mobil untuk membuka jendela dan memberikan makanan. Bahkan salah llama mendekati mobil kami dan menjilat jendela sisi si adik duduk. Adik langsung panik dan menangis, bukan karena takut dengan llama tersebut, tetapi karena dia tidak suka jendelanya ada bekas ludah llama :)) Memang llama adalah hewan dari Amerika Selatan yang terkenal suka meludah. 
Llama, yang membuat Lynn B panik karena ludahnya
Setelah melewati daerah ini, maka kita akan bertemu genangan air yang seperti kebanjiran, Memang dari pihak pengelola membuat seperti itu, mungkin juga pertanda kita akan memasuki daerah hewan-hewan yang main di air, seperti kuda nil, buaya, dan sebangsanya. Setelah itu kita akan bertemu gerbang untuk memasuki daerah hewan-hewan karnivora. Pastikan jendela dan pintu terkunci dan tertutup, walaupun di situ ada penjaganya juga. Kan ngeri juga kalau si raja hutan mau nebeng di mobil kita. Mobil di depan kami membuka jendelanya, dan sibuk melambaikan tangan keluar. Lagi nantangin singa, ya bang. Penjaga pun mengingatkan untuk menutup jendela mereka. Gerbangnya pun ada 2 lapis. Mungkin untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan hewan-hewan tersebut kabur. Di sini kita bisa bertemu dengan singa, harimau bengala, harimau putih, dan sebangsanya. Sayangnya saat kami datang, hewan-hewan ini lagi mengantuk. Jadi kami hanya bisa melihat dari jauh.
Lihat dari jauh saja ya....dan jangan lupa tutup jendela

Setelah berkeliling, kami berhenti di area dekat elephant show. Oya, jangan lupa dilihat jam-jam pertunjukkannya ya. Ada berbagai macam pertunjukkan yang menarik. 
Jadwal pertunjukkan binatang

Karena yang terdekat adalah pertunjukkan gajah, maka kami menonton pertunjukkan tersebut. Inti ceritanya adalah terusiknya gajah-gajah karena manusia-manusia yang mengganggu habitatnya. Akibatnya si gajah balas dendam menyerang kampung mereka. Suaranya sangat berisik, sampai beberapa anak-anak menonton sambil menutup kuping, termasuk Duo Lynns. Setelah pertunjukkan selesai, kami berfoto bersama gajah tersebut. 

Berhubung perut sudah meminta jatah untuk diisi, maka kami makan di restoran terdekat, Rainforest restaurant. Harga makanan tidak murah dan tidak mahal, seperti tempat wisata pada umumnya. Tetapi sayangnya, lalat-lalat banyak berkeliaran sekitar tempat makan tersebut. Teman kami meminta lilin untuk mengusir lalat tersebut. Suasananya seperti makan di dalam hutan, lembab sejuk, ada suara burung, dan ada lalat :D

Setelah perut terisi, kami beranjak menuju baby zoo. Namanya bawa anak-anak, dengar kata baby pasti senang banget kan. Untuk menuju tempat tersebut, ternyata melalui area burung-burung. Pertama masuk ke dalam goa terlebih dahulu. Keluar dari goa, anak-anak berteriak ada flamingo di bawah. Sekelompok flamingo sedang tiduran. Tampang flamingo tersebut kucel semua, kayak tidak terawat. Teman saya pun membandingkan dengan Bird Park di negara tetangga. Sayang sekali untuk urusan perawatan, tetap saja kita kalah dengan negara tetangga. Kami berjalan lagi dan bertemu hornbill, kakaktua, dan Mr. Toucan temannya Dora the Explorer.

Kemudian kami menuju baby zoo, sayangnya harimau yang ada sudah bukan bayi lagi, gak seru untuk difoto. Bahkan ada singa yang setiap mau difoto belakangnya dipukul supaya bangun, gak keras sih, dengan pentungan. Jadi gak tega untuk foto. Ada yang bilang hewan-hewan ini diberi obat tidur supaya teler terus. Jadi ingat cerita mama, menemani oma teman saya mengunjungi Taman Safari bersama lansia lainnya. Mama saya foto dengan singa, saat itu singanya itu melek dan segar gak kayak sekarang teler dan lemas. Minggu depannya ada berita singa tersebut memangsa pawangnya karena terlambat dikasi makan. Ihhh....seram. Akhirnya kami memutuskan melihat keluarga Roo yang ada di Winnie the Pooh. Walau terkesan lucu, tetapi kangguru ini petinju ulung dan kalau ditinju dia kita bisa pingsan. Kangguru punya saudara yang lebih mungil bernama wallaby. Lalu kami melihat orang utan juga.

Oya, di Taman Safari juga ada hewan yang dapat ditunggangi seperti onta dan kuda poni. Anak-anak tertarik menaiki kuda poni. Untuk naik kuda poni, kita harus membayar Rp 15.000,00. Melihat tampang mereka yang semangat, maka kami pun mengijinkan mereka naik kuda poni. Sementara teman mereka tidak berminat untuk naik kuda poni. Sambil menunggu anak-anak, kami dan keluarga lainnya early tea time, membeli roti di cafe terdekat.

Setelah Duo Lynns selesai bermain, dan minta jatah makan juga, kami menaiki kereta. Saya sempat baca blog orang lain kalau kereta ini kayak kereta untuk berpetualang. Tetapi anak-anak tidak tahu. Jadi biar kejutan buat mereka. Diawali dengan melihat fosil-fosil dinosaurus, lalu berjalan melewati taman burung yang tadi dilihat, lalu masuk ke dalam goa yang ada api yang tiba-tiba menyala dan panasnya terasa sampai ke kereta, dan akhirnya keluar dan melalui area baby zoo. Anak-anak cukup bahagia walau sempat kaget dengan api di dalam.

Saat kami naik kereta, cuaca mendadak hujan. Namanya juga Bogor, kota hujan. Setelah itu hujan sempat berhenti dan kami mencoba mencari show yang dapat kami lihat. Yang terdekat adalah Bird of Prey. Tetapi jika hujan, maka show tidak jadi diadakan karena show tersebut adalah outdoor show. Sambil menunggu, kami berjalan menuju area reptil. Ada buaya, dan ayam makanannya, ular, lalu komodo. Muka reptil memang tidak menarik. Dan heran juga ada orang yang menjadikan reptil sebagai peliharaan. Kami sih tidak seberani mereka yang menjadikan reptil sebagai hewan peliharaan. Setelah melihat reptil, kami kembali menuju area bird of prey.

Mereka mengatakan show akan tetap ada, tetapi mundur 15 menit. Akhirnya dimulai juga show dari burung-burung ini. Ada perasaan kagum saat melihat elang mengepakkan sayapnya dan terbang mengandalkan tekanan angin. Tidak heran rajawali sering dipakai sebagai ilustrasi dalam Alkitab. Dan semakin melihat hewan-hewan ini, semakin kami mengagumi Tuhan, pencipta hewan-hewan ini. Setelah selesai, kami beranjak menuju sea lion show. Karena hujan semakin semangat turun membasahi bumi (sok puitis ceritanya), maka kami memakai payung.

Mungkin sebagian orang berpikir sea lion atau singa laut bisa disebut seal. Ternyata salah, saudara-saudara. Sea lion atau singa laut mempunyai leher lebih panjang dari anjing laut atau seal. Sea lion mempunyai empat flipper panjang dan seakan ada dua tangan dan dua kaki. Bentuknya pun lebih pipih dan seperti sirip ikan. Sementara seal atau anjing laut mempunyai flipper yang lebih pendek, di bagian depan seperti tangan pendek berkuku dan flipper belakang lebih menyatu dan pendek, sehingga sering disangka buntut. Sea lion mempunyai telinga, dan seal tidak punya telinga. Nah, barulah kami tahu bedanya. Kakak pun bertanya, kalau walrus mama? Hm...langsung mamanya googling. Walrus ternyata suka disebut beruang laut. Lebih gede lagi dan masih sepupu mereka, ordenya pun sama. Setelah menonton sea lion, teman kami harus segera pulang karena ada acara malamnya. Maka kami memutuskan untuk melihat satu tempat lagi yaitu penguin. Mengapa? Karena yang terdekat adalah tempat penguin. Seperti bahasan kami dalam karakter generosity, maka anak-anak melihat langsung Mr. One Penguin (tapi kecil mama, ini baby penguin). Setelah itu kami berpencar. Si papa memutuskan untuk berkeliling dengan mobil dan mampir di area bermain.

Taman Safari Indonesia dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti di taman bermain. Kami mengijinkan main sebentar. Sistem di sini adalah hanya boleh menaiki wahana satu kali. Dan tidak semua wahana bisa untuk anak empat tahun dan dua tahun. Bahkan wahana yang dimauin oleh si kakak ada beberapa yang sedang rusak. Akhirnya anak-anak hanya menaiki beberapa wahana, tetapi cukup membuat mereka tersenyum. Setelah itu kami pulang. 

Melihat jalanan yang macet, padahal ini bukan weekend loh, kami jadi berpikir apalagi kalau pergi saat weekend, yang ada jam tutup buka. Tiba-tiba kami bersyukur kalau kami homeschooling. Jadi  bisa pergi kapan saja, tergantung papanya juga, dan bisa jalan-jalan saat weekdays. Kalau sekolah kan belum tentu bisa kelayapan pas weekdays. Well, selalu ada alasan untuk bersyukur kan :) 

Berhubung si kakak mulai merem melek, kami memutuskan untuk berhenti makan dulu di Cimory Mountainview. Seandainya mereka ketiduran pun, mereka tertidur dalam keadaan perut kenyang. Bagusnya pemandangan di Cimory ini saat malam. Lampu-lampu menambah indah pemandangan yang ada dan membuat makan pun terasa enak (kata lain dari kelaparan). Setelah makan, anak-anak dilap dengan tisyu basah (pengganti mandi). Cukup seru juga ngelap anak gelap-gelapan. Lalu mereka berganti baju bersih. Setelah mereka kembali duduk di booster seat mereka, kamipun meluncur ke Jakarta.

Tips:
1. Bawa selalu payung dan jaket, karena cuaca bisa mendadak sejuk menuju dingin dan hujan.
2. Bagi yang datang pas weekend, perhatikan jam tutup buka.
3. Kalau mau lebih menikmati suasana Bogor, bisa juga menginap di sekitar situ.
4. Siap sedia baju ganti, apalagi kalau mau main ke wahana airnya.
5. Ada juga night safari, keterangan lebih lengkap dapat dilihat di website.

TAMAN SAFARI INDONESIA BOGOR 
www.tamansafari.com
Jalan raya Puncak no 61 Cibeureum, Cisarua Bogor 16750
Telp: (+62251)8250000
Jam buka: 08.30 -  17.00 (weekdays), 08.00 -  17.00 (weekend)
Tiket:
Dewasa Rp 150.000,00
Anak     Rp.140.000,00
Mobil    Rp.  15.000,00
Bus       Rp.  20.000,00
Motor   Rp.    5.000,00

Info Buka dan tutup jalur  (one way) untuk Sabtu, Minggu, dan libur nasional
satu arah NAIK (Arah Puncak)       09.00 - 10.30 WIB
satu arah TURUN (Arah Jakarta)    15.00 - 18.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar